Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Karena beberapa waktu belakangan ini muncul lagi perkara madz-hab dan manhaj, maka saya pernah teringat bahwa sesengustad dari gerombolan Neo Murji-ah PENDAKU Salafiy sekte Kokohiyyūn pernah menulis tentang bagaimana cara selektif dalam memilih guru (tentunya itu dalam versi gerombolan tersebut).


Ngustad itu mengatakan:


Di antara cara sederhana dan mudah dalam melihat seorang "Ustādz Sunnah", apakah manhajnya bagus atau tidak adalah:


⑴. Lihatlah, bersama siapakah ustādz tersebut berkumpul, apakah bersama ustādz-ustādz yang bermanhaj salaf atau tidak? Karena seseorang itu berada di atas agama teman dekatnya.


📝 Tinjauan:

❗ Hati-hati dengan ngustad -ngustadz yang mengaku bermanhaj Salaf itu, karena ada pepatah ‘Aran mengatakan: "Siapa saja bisa mengaku-ngaku sebagai pacarnya Laila, tetapi apakah Laila mengakuinya?" – intinya, tak ada susahnya kalau cuma modal mengaku-ngaku saja.


Sungguh gerombolan Neo Murji-ah PENDAKU Salafiy itu hakikatnya bermanhaj "Kalap", sedangkan ‘aqīdah mereka "murji-ah ma‘al hukkām, khowārij ma‘ad du‘āt".


Bermanhaj Kalap itu karena ketika mereka berkumpulnya dengan mereka, maka kerjanya adalah menjelek-jelekkan & mencari-cari kesalahan da‘i-da‘i yang mengajak manusia Allōh ﷻ dan Rosūl-Nya ﷺ. Apalagi ngustad-ngustad Neo Murji-ah itu mengajak manusia menjauhi nahyi mungkar terhadap hukkām yang zhōlim, maka kemungkinan besar sekali mereka itu adalah "du‘ātun ‘alā abwābi jahannam", walau mereka berbusa-busa mulutnya mengaku-ngaku sebagai pembawa kebenaran.


Ingat, yang dinilai itu adalah kesesuaian perbuatan dengan omongan, dan pastinya kesesuaian keduanya itu dengan al-Haq – BUKAN hanya mengaku-ngaku semata.



⑵. Dari mana ustādz tersebut menimba ‘ilmu, baik almamater, maupun para ustādz dan masyikhnya, atau siapa tokoh favoritnya? Karena sumber ‘ilmu akan sangat mempengaruhi pemahaman dan manhaj seseorang.


📝 Tinjauan:

❗ Hati-hati dengan orang yang digadang-gadang sebagai "Ngustad Kibar", padahal sanad ke‘ilmuannya tak jelas. Belajar hanya secara otodidak di perpustakaan, atau bahkan mengaku-ngaku mulazamah kepada syaikh, padahal sebenarnya hanya migrant worker yang sering mustami’ di waktu-waktu senggangnya dari perkerjaan.


Carilah guru-guru yang benar-benar punya latar belakang ke‘ilmuan yang dapat dipertanggungjawabkan, seperti misalnya lulusan dari: LIPIA, Ummul-Quro’, al-Azhar, Universitas Muhammad ibn Su‘ūd, Universitas Islām Madīnah, atau dari berbagai universitas di negeri-negeri Timur Tengah seperti Yaman, Libya, Sudan, Maroko, dan lain sebagainya.


Wajib untuk berhati-hati dengan gerombolan Neo Murji-ah PENDAKU Salafiy yang kerjanya suka sekali mendatangkan dan memberi panggung kepada orang-orang yang ‘aqīdahnya sudah jelas dinyatakan bermasalah (ditahdzīr) oleh al-Lajnah ad-Dā-imah atau oleh Hai-ah Kibāril ‘Ulamā’, atau oleh para masyaikh anggota dari kedua organisasi tersebut.



⑶. Dari sisi pendapat, apakah banyak menyelisihi pendapat ‘ulamā’ yang bermanhaj Salaf ataukah tidak? Apabila banyak sekali pendapatnya yang menyelisihi pendapat ‘ulamā’ yang bermanhaj Salaf, maka itu indikasi bahwa manhaj yang merupakan landasan seseorang dalam menganalisa dalīl juga berbeda.


📝 Tinjauan:

❗ Hati-hati dengan mengatakan menyelisihi pendapat ‘ulamā’ itu tanda manhaj bermasalah, sebab perbedaan pendapat itu jikalau itu masih perselisihan yang mu’tabar (dikenal luas oleh para ‘ulamā’ terdahulu), maka itu tidaklah mengapa. Bahkan itu pun kalau memang benar ada banyak perselisihan. Sementara pada kenyataannya sekarang ini sangat banyak klaim-klaim sepihak (dari gerombolan Neo Murji-ah PENDAKU Salafiy) bahwa orang yang menyelisihi gerombolannya, semisal pernyataan konyol ngustad Neo Murji-ah: "mengikuti jumhur ‘ulamā’ adalah berarti mengikuti demokrasi".


Lebih lanjut, yang dimaksud Manhaj Salaf itu yang bagaimana? Salaf siapa yang dimaksud? Apakah yang benar-benar yang sesuai dengan keyakinan dan ‘amalan dari para Salafush-Shōlih, atau malah Manhaj Kalap yang hakikatnya hanya mengikuti hawa nafsu para ngustad-ngustad Neo Murji-ah PENDAKU Salafiy itu saja tetapi diaku-aku (diklaim) sebagai "Manhaj Salaf"?


Pun jika Salaf yang dirujuk, maka lihatlah al-Aimah al-Arba‘ah, maka mereka pun berselisih pendapat. Artinya, penyelisihan terhada satu qoul ‘ulamā’ Salaf tidaklah menjadikan seseorang keluar dari Manhaj Salaf apabila qoul yang menyelisihinya juga berasal dari Salafush-Shōlih juga. Namun apabila yang dimaksud adalah menyelisihi pendapat ngustad-ngustad atau Marja’ Taqlid gerombolan Neo Murji-ah PENDAKU Salafiy yang diaku-aku sebagai bermanhaj Salaf, maka justru tazkiyah itu hanyalah dari gerombolannya sendiri saja, dan ini justru menunjukkan hakikat mereka itu seperti apa sebenarnya…!



⑷. Dari sisi topik da‘wah yang disampaikan, apakah perhatiannya besar terhadap Tauhīd ataukah tidak? Karena itulah pembeda antara Da‘wah Salaf dengan da‘wah lainnya.


📝 Tinjauan:

❗ Justru Da’wah Salaf sebagaimana yang dicontohkan oleh para Shohābat رضي الله تعالى عنهم dulu, itu menyentuh berbagai sisi, seperti:

✓ Shohābat ‘Abdullōh ibn Mas‘ūd dan Shohābat ‘Abdullōh ibn al-‘Abbās رضي الله تعالى عنهما yang terkenal dengan spesialiasi da‘wah pada bidang penafsiran al-Qur-ān.

✓ Shohābat ‘Abdullōh ibn ‘Umar رضي الله تعالى عنهما yang terkenal dengan spesialisasi da‘wah pada bidang fiqih.

✓ Shohābat Khōlid ibn al-Walīd رضي الله تعالى عنه yang terkenal dengan spesialisasi da‘wah tempur dengan langsung terjun di medan jihād fī sabilillāh.


Perlu digarisbawahi bahwa Da‘wah Salafiyyah itu tidaklah menjadikan seseorang keras kepada kaum Muslimīn dan mencari-cari kesalahannya, tetapi di sisi lain malah berlemah-lembut kepada kaum Kuffār yang jahat dan menjilat kepada hukkām yang zhōlim.


Ingat kasus di saat a Hog menista al-Qur-ān, kemudian Ummat Islām satu suara untuk menuntut a Hog dipenjarakan, ternyata gerombolan Neo Murji-ah PENDAKU Salafiy malah mengambil posisi berseberangan dengan Ummat Islām. Mereka malah menghujat kaum Muslimīn yang berunjuk rasa damai menuntut hukuman penjara bagi a Hog. Mereka menista dan membid‘ahkan kaum Muslimīn yang turun aksi unjuk rasa damai dengan mengatakan "Persatuan Kebun Binatang", bahkan mereka menuduh Khowārij Kilabun-nār (andjing neraka) karena didakwa bughōt, bahkan sampai menghalālkan darahnya para pengunjuk rasa damai untuk ditumpahkan. Sementara terhadap a Hog, si Penista Kitābullōh, suara gerombolan Neo Murji-ah PENDAKU Salafiy itu senyap hampir tiada terdengar layaknya mesin mobil-mobil mewah kelas atas…


Atau masih hangat ketika para stand-up comedian kāfir yang melawak tak lucu menista Islām, maka di mana suaranya Neo Murji-ah PENDAKU Salafiy menentang hal tersebut? Kenapa jauh sekali dengan beda kenyinyiran mereka terhadap ust Abdul Somad, Lc MA, ust Adi Hidayat, Lc MA, ust Oemar Mita حفظهم الله تعالى?


Apakah yang demikian itu hasil dari Da‘wah Tauhīd sebagaimana yang dicontohkan oleh Syaikh Muhammad ibn ‘Abdul-Wahhāb رحمه الله تعالى?


Tentunya sama TIDAK, karena Sunnah Nabī itu bukan hanya merubah tampilan menjadi berjenggot lebat, kemana-mana berbaju gamis, bercelana cingkrang separuh betis, atau berjilbab yang lebar dan berniqob. Tidak, karena Sunnah Nabī bukan hanya sekedar façade begitu…!



⑸. Dari sisi perhatiannya kepada ijmā‘ generasi Salaf, jika tidak memperhatikan sisi ini, maka dia akan bermudah-mudahan dalam membahas sebuah masalah, terutama dalam masalah ‘aqīdah dan bid‘ah.


📝 Tinjauan:

❗ Ini sungguh pernyataan konyol, sebab memangnya para du‘āt selama ini di dalam berda‘wah tidak memperhatikan ijmā‘? Kemudian ijmā‘ apa yang dimaksud, sebab kalau berbicara tentang ijmā‘, maka itu bahasannya sangat panjang, kapan sesuatu masalah itu bisa dikatakan ijmā‘ dan kapan sesuatu itu adalah pendapat jumhur. Harus dikembalikan lagi ke apa definisi tentang ijmā‘ itu sendiri, karena satu saja pendapat yang menyelisihi, maka itu belum bisa dikatakan sebagai ijmā‘.


Pun jika anggaplah ada yang menyelisihi, maka itu dalam hal apa ia menyelisihi? Lalu apakah yang menyelisihi itu lantas bisa langsung divonis sebagai bukan bagian dari "Ahlus-Sunnah wal-Jamā‘ah"?


Juga sebagaimana di atas, banyak sekali klaim-klaim sepihak dari gerombolan Neo Murji-ah PENDAKU Salafiy itu tentang ijma’, padahal sesungguhnya itu hanyalah pendapat ngustad-ngustad mereka saja, atau paling-paling pendapat dari Marja’ Taqlid mereka.



⑹. Oleh karena itu, cerdaslah dalam memilih ustādz, karena itu adalah sumber agama kita, yang terpenting adalah manhajnya. Adapun sisi lain seperti kecerdasan, retorika, kuatnya hapalan, dll, maka itu adalah pelengkap, jangan menjadikan pelengkap sebagai intinya.


📝 Tinjauan:

❗ Memang harus cerdas dalam memilih ustādz, karena jelas kecerdasan dan akhlāq adalah nomor satu, di mana kecerdasan dan retorika yang baik serta kuatnya hapalan itu adalah sangat penting dalam menentukan layak atau tidaknya seseorang menjadi guru. Masa mau berguru kepada orang yang buruk hapalannya, payah dalam ‘Ilmu Alat, apalagi buruk retorikanya? Atau guru yang mengajar kitāb tapi diam-diam ngebet kitāb terjemahan?


Guru yang bodoh, berwawasan cupet, apalagi berkarakter buruk dan berhati hasad, hanya akan melahirkan murid-murid yang… *jadi tak tega untuk menuliskannya…*



⑺. Perlu diingat, tidak menjadikannya sebagai ustādz rujukan, bukan berarti membencinya, atau memusuhinya, atau tidak menerima kebenaran darinya sebagaimana kita sering merujuk ke dokter tertentu dalam penyakit tertentu, karena kehati-hatian, bukan karena kita benci kepada dokter yang lain.


📝 Tinjauan:

❗ Lagi-lagi ini hanyalah retorika, sebab terbukti di lapangan bahwa gerombolan Neo Murji-ah PENDAKU Salafiy itu jika guru-gurunya sudah mentahdzīr da‘i-da‘i di luar gerombolannya, maka dari mulai ikhwan / akhwat kibār sampai ke kroco-kroconya preman yang baru taubat kemarin sore pun akan memusuhi & membenci da‘i-da‘i tersebut sampai ke dalam sumsum tulangnya.


Tak perlu kan ditampilkan lagi di sini bukti-bukti tentang betapa lancang & kejinya tulisan-tulisan mereka terhadap semisal ust Oemar Mita, ust Adi Hidayat, dan ust Abdul Somad?


Demikian, semoga bermanfaat. Semoga Allōh ﷻ melindungi Ummat Islām di negeri ini dari fitnah Manhaj Kalap yang disebarkan oleh gerombolan Neo Murji-ah PENDAKU Salafiy ber‘aqīdah “murji-ah ma‘al hukkām, khowārij ma‘ad du‘āt” itu.

نَسْأَلُ اللهَ اَلْسَلَامَةَ وَالْعَافِيَةَ فِيْ الْدُنْيَا وَالْآخِرَةِ

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Sutroh