Kasihan?

Dari kemarin sore di timeline FB beredar hinaan dari saudara-saudari Aswaja terhadap Ngibar-nya Gerombolan Pengacau Keummatan "You Know Who" (GPK-YKW) gara-gara ybs tidak memenuhi undangan untuk klarifikasi…

Terus terang jadi kasihan juga melihat si Ngibaroin GPK-YKW itu dilecehkan lah…

Iya, secara manusiawi memang seharusnya kita kasihan sih… sebab orangnya kan sudah tua, bahkan jenggotnya saja sudah ubanan begitu… kok ya orangtua dihina-hina dan dilecehkan begitu oleh anak-anak kecil…?

Tetapi terus terang, adalah susah juga untuk bisa kasihan…

Iya, sebab ini justru jadi bukti keras dari pepatah: "siapa menabur angin, maka dia menuai badai"…

Al-jazâ’u min jinsil ‘amal…

Ingat, bukankah Robbul ‘Âlamîn melarang kita menghina tuhan-tuhan orang kâfir, sebab nanti mereka bisa-bisa membalasnya dengan menghina الله dengan tanpa ‘ilmu?

📌 Kata الله Subhânahu wa Ta‘âlâ:

وَلَا تَسُبُّوا الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ فَيَسُبُّوا اللَّهَ عَدْوًا بِغَيْرِ عِلْمٍ

(arti) _“Dan janganlah kamu memaki sesembahan-sesembahan yang mereka sembah selain Allôh, karena mereka nanti akan memaki Allôh dengan melampaui batas tanpa pengetahuan.”_ [QS al-An‘âm (6) ayat 108].

Senada dengan itu, Baginda Nabî صلى الله عليه و سلم juga melarang kita mela‘nat orang tua orang lain, karena itu bisa menyebabkan orang balik mela‘nat orang tua kita.

📌 Kata Baginda Nabî صلى الله عليه و سلم:

إِنَّ مِنْ أَكْبَرِ الْكَبَائِرِ أَنْ يَلْعَنَ الرَّجُلُ وَالِدَيْهِ ‏؛‏ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَكَيْفَ يَلْعَنُ الرَّجُلُ وَالِدَيْهِ ؛ قَالَ يَسُبُّ الرَّجُلُ أَبَا الرَّجُلِ ، فَيَسُبُّ أَبَاهُ ، وَيَسُبُّ أَمَّهُ

(arti) _“Adalah termasuk salah satu dari dosa-dosa besar seseorang yang mela‘nat orangtuanya." ; Nabî lalu ditanya: "Bagaimana seseorang dapat mela‘nat orangtuanya?" ; Beliau صلى الله عليه و سلم menjawab: “Seseorang mela‘nat ayah orang lain, lalu orang tersebut mela‘nat ayah dan ibu dari orang yang pertama mela‘nat tersebut."_ [HR al-Bukhôrî no 5973; Muslim no 90; Abû Dâwud no 5141; at-Tirmidzî no 1902; Ahmad no 6243, 6545, 6734].

Jadi الله Subhânahu wa Ta‘âlâ melarang kita menghina orang… dan Nabî صلى الله عليه و سلم melarang kita menghina dan melecehkan orangtua orang lain…

–› Karena bisa berbalik ke kita sendiri…!!!

Sementara kita lihat, GPK-YKW itu sudah terlalu sering melecehkan pemuka-pemuka dan da‘i-da‘i Aswaja… apa sih yang enggak mereka katakan tentang pemuka-pemuka saudara-saudara kita dari Aswaja?

Bahkan terhadap asatidz dari sesama Salafiyyin saja, seperti: UOM, UASH, UAH, mereka lecehkan dan rusak kehormatannya sedemikian rupa…!?!

Jadi kalau sekarang orang melecehkan si Ngibaroinnya itu, maka itu ya wajar-wajar saja sebenarnya!

Nothing's special…

Sebab, orang itu kalau dipukul sekali, biasanya balasnya 2x lipat…
Orang kalau dipukul badannya, maka dia balasnya memukul muka…
Kalau ditembak, maka balasnya pakai mortir…

Iya, perhatikan hadîts di atas, dila‘nat ayahnya, balasannya mela‘nat ayah dan ibu sekaligus dari yang pertama mela‘nat.

Jadi…

Kita mau kasihan bagaimana? Wong pengikut-pengikutnya si Ngibaroin itu sendiri yang punya kerjaan suka menghina duluan, lantas kita mau kasihan bagaimana?

Percuma lah…!

Bahkan yang ada sebenarnya itu adalah kesalahnnya dari si Ngibaroin itu sendiri juga.

Kenapa begitu?

Ya iyalah, apakah dia pernah terang-terangan melarang pengikutnya melakukan untuk tahdzîran-tahdzîran kampungan terhadap asatidz di luar gerombolannya?

Ada nggak video atau rekaman teguran darinya terhadap oknum yang dulu pernah merekam fatwa menthôghûtkan Syaikh Alwi al-Maliki itu?

Tidak ada…!

Si Ngibaroin itu cuma diam cuek saja 1000 bahasa dengan kelakuan pengikut-pengikutnya sambil ngopi woooi… ngopiii…

Jadi menghadapi ini, kita mah cukup pakai qoidah-nya si Jijay saja, yaitu: si Ngibaroin itu dihina, kita mah tepukin aja dari sini…

Nggak usah ikut-ikutan, don't even sympathize.

نَسْأَلُ اللهَ الْسَلَامَةَ وَالْعَافِيَةَ

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Sutroh