Mereka Memang Murji-ah…!

‘Aqidah rusak Murji-ah yang dianut oleh gerombolan Kokohiyyun yang mengaku-ngaku Salafiy itu adalah ‘aqidah rusak sempalan. Inti dari ajaran ‘aqidah rusak Murji-ah itu adalah memisahkan ‘amal dari îmân.

Maksudnya, îmân atau tidaknya seseorang itu hanyalah cukup dari pengakuan orang tersebut di hati dan ucapan di lisannya saja, di mana îmân orang itu tidak ada hubungannya dengan apapun keadaan ‘amalannya.

Jadi mau orang itu tidak ber‘amal, mau orang itu malas-malasan ber‘amal, bahkan ekstrimnya jika bedapun apa yang ia ‘amalkan dengan apa yang dia yakini, tetap saja ia dianggap berîmân secara utuh oleh penganut ‘aqidah rusak Murji-ah.

❔ Benarkah begitu?

Sungguh ‘aqidah rusak Murji-ah tersebut dibantah telak oleh hadîts mulia berikut ini…

📌 Kata Nabî صلى الله عليه و سلم:

الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ ، أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً ، فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ : لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ ، وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ ، وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الْإِيمَانِ

(arti) _“Îmân itu ada 70 cabang lebih, atau 60 cabang lebih. Yang paling utama yaitu perkataan lâ ilâha illallôh, dan yang paling ringan yaitu menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan malu itu termasuk bagian dari îmân.”_ [HR al-Bukhôrî, Adab al-Mufrod no 598; Muslim no 35; Abû Dâwud no 4676; an-Nasâ-î no 5005].

⇛ Sangat jelas ditekankan pada hadîts mulia tersebut bahwa îmân itu adalah perkataan dari lisan, ‘amalan anggota tubuh, serta tingkah laku seseorang.

Lalu apa hubungannya dengan Murji-ah?

Jelas gerombolah Murji-ah itu tidak masuk kategori high maupun kategori low…!

🔵 Pertama, sebagai Muslim tentunya kita harus paham betul bahwa ucapan kalimat Tauhîd “lâ ilâha illallôh” itu bukanlah hanya sekadar ucapan di lisan dan keyakinan di hati semata, akan tetapi ada ‘amal yang menjadi konsekwensinya, yaitu: al-walâ’ wal-barô’ (mencintai karena الله dan membenci karena الله).

📌 Kata الله Subhânahu wa Ta‘âlâ:

فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ لَا انْفِصَامَ لَهَا

(arti) _“Maka siapa saja yang ingkar kepada Thôghût dan berîmân kepada Allôh, maka sungguh ia telah berpegang teguh pada tali yang sangat kuat.”_ [QS al-Baqoroh (2) ayat 256].

📌 Kata Nabî صلى الله عليه و سلم:

أَوْثَقُ عُرَى الْإِيمَانِ الْمُوَالَاةُ فِي اللهِ وَالْمُعَادَاةُ فِي اللهِ ، وَالْحُبُّ فِي اللهِ وَالْبُغْضُ فِي اللهِ

(arti) _“Ikatan îmân yang paling kuat adalah loyalitas karena Allôh dan antipati karena Allôh, serta cinta karena Allôh dan benci karena Allôh.”_ [HR ath-Thobronî, al-Mu’jam al-Kabir no 11537 ~ dishohîhkan oleh Syaikh Muhammad Nashîruddîn al-Albânî, as-Silsilah al-Ahâdîts ash-Shohîhah no 998, 1728].

Maka…

☠ Bagaimana lagi halnya dengan gerombolan Kokohiyyun yang bukannya mendukung, tetapi malahan menyinyiri bahkan menista Ummat Islâm yang turun ke jalan secara damai menuntut penyelesaian hukum yang adil dan transparans terhadap si Kâfir Penista Kitaabullôh…???

→ Bukti keîmânan yang tertinggi mereka sudah miss…?!?

🔵 Kedua – ini yang paling menunjukkan kesesatan Murji-ah gerombolan Kokohiyyun itu! – adalah kalimat pada hadîts di atas yang menyatakan bahwa bagian dari îmân yang paling ringan adalah menyingkirkan gangguan dari jalan.

Bayangkan…

Hanya sekedar menyingkirkan sebuah paku atau duri yang tergeletak di jalanan, hal itu sudah dikatakan sebagai bukti keîmânan yang paling ringan…!

Maka…

☠ Bagaimana lagi halnya dengan gerombolan Kokohiyyun yang bahkan sama sekali tidak mau melakukan nahyi munkar terhadap si Kâfir Penista Kitâbullôh dengan alasan menghindari mudhorot dan tidak mau menentang Ulil Amri – padahal hak dan kewajiban terhadap الله dan Rosûl-Nya jauh di atas hak dan kewajiban terhadap manusia siapapun juga…???

→ Bukti keîmânan yang paling ringan pun mereka miss…?!?

Apakah mereka tidak punya malu kelakuan seperti itu kok ya sok mengaku-ngaku “memurnikan Tauhîd, menebar cahaya Sunnah dengan pemahaman Salafush-Shôlih”?

Tauhîd apa yang seperti begitu?
Sunnah siapa yang seperti itu?
Salafush-Shôlih memangnya seperti mereka itu?

Sekarang pertanyaannya…

❔ Apakah masih mau belajar dan merujuk masalah agama kepada gerombolan Kokohiyyun itu…???

▪ IQ itu given, stupid itu pilihan.

نَسْأَلُ اللهَ الْسَلَامَةَ وَالْعَافِيَةَ

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Sutroh