Liberal vs Radikal

Liberal dengan radikal itu dua kutub yang berbeda 180°.

⇛ Liberal itu menuhankan akal.

Semua harus masuk akal logika bagi orang liberal, padahal ada banyak sekali hal yang takkan mungkin dijelaskan dengan akal & iptek yang dimiliki.

Akibat ber‘aqidah Liberal, maka menolak dalîl al-Qur-ân dan as-Sunnah yang shohîh karena tidak masuk akal menurut mereka. Nilai-nilai yang mereka anut adalah nilai-nilai ciptaan mereka sendiri yang mereka namakan "politically correctness".

Sebaliknya…

⇛ Radikal itu mematikan akal.

Semua harus berdasarkan dalîl (ini benar), namun sayangnya pemahaman atas dalîl adalah versinya si radikal itu sendiri, sedangkan pemahaman yang berbeda akan mereka anggap sesat.

Akibat dari ber‘aqidah Radikal, maka orang yang berbeda dengan mereka akan dihukumi sesat, bahkan menyesatkan, sehingga mereka bermudah-mudah dalam urusan kehormatan bahkan darah! Ini merusak masyarakat atas nama agama.

❓ Lalu di mana Muslim harus berada…?

Muslim itu ada di tengah. Muslim memakai akalnya untuk memahami dalîl.

🚫 Bukan menuhankan akal, dan bukan pula mematikan akal dengan dalih "kalahkan akalmu jika bertemu dengan dalîl".

⚠ Begitulah contoh yang dilakukan oleh para Shohâbat رضي الله عنهم…

Yaitu ketika:
✓ Para Shohâbat berbeda pendapat dalam memahami perintah jangan Sholât ‘Ashr sebelum sampai di perkampungan Banî Quroizhoh.
✓ Kholîfah Abû Bakar ash-Shiddîq رضي الله عنه mengumpulkan mus-haf al-Qur-ân.
✓ Kholîfah ‘Umar ibn al-Khoththôb رضي الله عنه mengumpulkan orang untuk Sholât Terawih dalam 1 waktu dan 1 jamâ‘ah.
✓ Kholîfah ‘Utsmân ibn ‘Affân رضي الله عنه menjadikan adzan Jum‘atan menjadi 2 kali.
✓ Kholîfah ‘Alî ibn Abî Thôlib رضي الله عنه memutuskan untuk mengkonsolidasikan ummat terlebih dulu daripada mengqishôsh pembunuh Kholîfah ‘Utsmân.

Dan ketika para ahli-ahli fiqih mujtahid muthlaq terdahulu melahirkan pemikiran yang berbeda ketika memahami dalîl sehingga lahirlah madzhab-madzhab fiqih besar seperti Hanafiyah, Malikiyah, asy-Syâfî‘iyah, dan Hanbaliyah.

Beragama tidaklah dengan mematikan akal seperti orang-orang radikal, karena agama itu hanya dibebankan kepada orang yang baligh dan berakal yang mana tujuan dari beragama itu adalah tawâshou bil-haq, tawâshou bish-shobr, dan tawâshou bil-marhamah.

نسأل الله السلامة والعافية

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Sutroh