Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2021

Kesalahan & Pertaubatan

📌 Kata Baginda Nabī ﷺ di dalam sabdanya: كُلُّ بَنِى آدَمَ خَطَّاءٌ ، وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ (arti) _“Setiap anak keturunan Ādam itu adalah tukang berbuat kesalahan, dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah yang bertaubat.”_ [HR at-Tirmidziy no 2499; Ibnu Mājah no 4251; Ahmad no 12576, ad-Dārimiy no 2769]. ⚠ Hadīts agung ini memberikan pelajaran kepada kita bahwa manusia itu TIDAK ADA yang terluput dari berbuat kesalahan sepanjang hidupnya. Adalah Sunnatullōh bahwa manusia selalu berbuat kesalahan dari waktu ke waktu, namun yang TERPENTING adalah ia harus selalu bertaubat dari kesalahan yang diperbuatnya. ❓ Bagaimana cara bertaubat? Bagaimana cara bertaubat itu pelajarannya adalah dari hadīts mulia tentang orang yang membunuh 100 orang. 📌 Kata Baginda Nabī ﷺ mengisahkan: كَانَ فِيمَنْ كَانَ قَبْلَكمْ رَجُلٌ قَتَلَ تِسْعَةً وتِسْعينَ نَفْساً ، فَسَأَلَ عَنْ أعْلَمِ أَهْلِ الأرضِ ، فَدُلَّ عَلَى رَاهِبٍ ، فَأَتَاهُ ، فقال : إنَّهُ قَتَلَ تِسعَةً وتِسْعِينَ

Akibat Salah Memilih Teman

Gambar
Saya pernah mendengar  penuturan dari orang tua saya rohimahumāllōh tentang oknum-oknum yang telah banyak dibantu kehidupannya, lalu tetiba berkhianat kepada orang yang telah banyak membantunya karena didekati oleh oknum-oknum yang baru dikenalnya yang mempengaruhinya sehingga ia tega menjelek-jelekkan bahkan memfitnah orang yang selama ini telah banyak berbuat kebaikan kepadanya. Saya pikir kisah ini hanya terjadi kepada orang "the haves" saja, sebab di dalam al-Qur-ān itu hal yang demikian terjadi pada diri Abū Bakr ash-Shiddīq رضي الله تعالى عنه yang dikhianati oleh Misthoh ibn Utsātsah. Misthoh itu adalah kerabat Abū Bakr yang telah sangat banyak dibantu kehidupannya oleh Abū Bakr, namun Misthoh malah ikut menyebarkan fitnah kepada Ummul-Mu’minīn ‘Ā-isyah رضي الله تعالى عنها. Namun ternyata seiring dengan perjalanan waktu, saya pun mendapati kisah yang demikian terjadi pada diri orang-orang yang saya kenal dan bahkan pada diri saya sendiri juga. Iya, ternyata kisah oknum

Kita Akan Selalu Merugi Jika Tidak…

Al-Qur-ān itu adalah SURAT CINTA dari Allōh ﷻ‎ Robbul-‘Ālamīn kepada manusia sebagai bekal menjalani kehidupan di Alam Dunia yang penuh dengan fitnah. Salah satunya pesan agung dari Allōh ﷻ‎ adalah agar kita berīmān dan ber‘amal-shōlih, kemudian saling wasiat-mewasiati untuk menetapi kebenaran dan menetapi kesabaran. 📌 Kata Allōh ﷻ‎ di dalam firman-Nya: وَالْعَصْرِ ۝ إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ ۝ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (arti) _“Demi Masa! Sungguh-sungguh manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang berīmān dan mengerjakan ‘amal-shōlih, dan nasihat-menasihati supaya menetapi kebenaran, dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran.”_ [QS al-‘Asr (103) ayat 1-3]. Imān Tauhīd itu sudah jelas, karena tanpa Imān Tauhīd, maka sebaik apapun, sebanyak apapun ‘amal shōlih tak ada artinya, layaknya pahalanya layak fatamorgana yang didekati lenyap atau debu halus yang terbang ditiup angin. Adapu