Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2023

Skripsi Dihilangkan?

Gambar
Saya pribadi setuju skripsi dihilangkan untuk level S1. Kenapa? Karena secara pribadi saya lulus dari FEUX 26 tahun lalu juga tidak dengan menulis skripsi kok? Saya mengambil 2 mata kuliah pengganti skripsi, kemudian maju untuk Ujian Komprehensif. Adapun secara umum, skripsi itu sebenarnya warisan peninggalan sistem pendidikan Belanda yang menganut masa pendidikan untuk "doktorandus" yang lamanya 5 s/d 6 tahun. Doktorandus itu adalah seseorang yang disiapkan untuk menulis "disertasi" doktoral. Makanya seorang yang bergelar doktorandus itu harus menulis skripsi yang sebenarnya adalah level thesis di strata S2, dan thesis itu akan dilanjutkan sebagai disertasi di tingkat S3. Jadi orang itu dipersiapkan jadi ìlmuwan setelah dia menjadi doktor setelah menempuh 4-5 tahun pendidikan. Nah ketika Dekade 50-60an, Dunia Pendidikan Tinggi di Nusantara ini direformasi, salah satunya menjadikan masa studi doktorandus itu diperpendek (maunya) jadi 4-5 tahun saja. Akan tapi beban

Kampungan

Sekira 35 tahun lalu waktu saya masuk SMA, pak Davitson (seorang guru yang sangat saya hormati) di dalam acara penerimaan siswa baru mengatakan, "Kita boleh tinggal di kampung, tapi jangan kampungan". Kalimat itu terus diulang oleh pak Davit setiap acara penerimaan siswa baru. Waktu itu saya tak terlalu dalam memahaminya apa, sebatas hanya memahami makna kampungan itu adalah "tidak sophisticated" - alias tak paham adat perkotaan. Namun seiring perjalanan usia, saya menyadari bahwa kampungan itu BUKAN tidak sophisticated, tidak, bukan itu… itu terlalu dangkal. Lalu apa makna kampungan itu? Kampungan itu maknanya adalah "adab yang buruk". Adab yang buruk itu BUKAN tentang geografis (tinggal di desa atau perkotaan), tidak. Karena betapa banyak orang yang berasal dari desa tapi bersikap sopan dan beradab halus? Adab yang buruk itu juga BUKAN tentang soal strata sosial, kedudukan, dan kekayaan, tidak. Karena betapa banyak orang yang berjabatan tinggi, berharta

Framming Gagal Kaum Rahayuk

Gambar
Kaum Rahayuk ini berusaha banget melakukan framming bahwa ḥijāb itu adalah "budaya Àrab" yang diimpor ke Nusantara. Sedangkan budaya asli Nusantara tidak ada ḥijāb. Kalau selama ini mereka hanya menampilkan kebaya à la Jawa (ya kita tahu bahwa kaum Rahayuk itu kan semangatnya adalah Majapahitisme dengan akultrasi Hindu - Buddha), maka mungkin karena banyaknya protes datang ke mereka, mereka pun berusaha memasukkan pakaian daerah suku-suku lain ke kampanye mereka. Nah salah satunya adalah suku Minangkabau – lihat Gambar #1 Dikesankan bahwa pakaian adat perempuan Minang itu biasa saja, tidak menutup aurot. Well, kali ini framming-nya GAgal TOTal. Kenapa? Masyarakat Minangkabau itu jelas punya motto "adat basandi syarak, syarak basandi Kitābullōh". Implementasinya di kehidupan sehari-hari tentu sesuai: ⑴ kadar keìlmuan, dan ⑵ kadar keīmānan. Jika ìlmunya cukup, tahu batas-batas aurot perempuan apa, kemudian keīmānannya baik, maka tentunya akan menutup aurotnya dengan b

Merekalah aṭ-Ṭōifah al-Manṣūroh

Gambar
Baginda Rosūlullōh ﷺ pernah bersabda: يضرهم من خذلهم ولا من خالفهم ، حتى يأتيهم أمر الله وهم على ذلك (arti) _“Senantiasa ada dari ummatku yang menegakkan perintah Allōh. Takkan dapat mencelakai mereka orang yang menghinanya dan juga orang yang menyelisihinya, hingga Allōh datangkan kepada mereka perkaranya sedangkan mereka tetap kondisi seperti itu.”_ Saya semakin yakin bahwa aṭ-Ṭōifah al-Manṣūroh di Zaman Now ini adalah Ṭōliban. Bagaimana tidak? Kita tahu betapa Amrik (baca: Yahūdi Zionist) sangat berusaha untuk mempariahkan Ṭōliban, bahkan dengan ẓōlimnya si kakek pikun Bindeng menyita lebih US$ 9milyar harta rakyat Afghanistan lalu dibagi-bagikannya kepada rakyat Amrik "korban" 911 (entah apalah salah rakyat Afghan terhadap 911)… Amrik bahkan mengajak-ngajak (dan bahkan setengah menekan) negara-negara di Dunia untuk ikut-ikutan mengucilkan Ṭōliban, sehingga Wkwkwkland yang katanya pentolan Non-Block pun sampai saat ini belum membuka hubungan diplomatik dengan Ṭōliban. Kit

Penjajah Terburuk

Gambar
Jika ada yang bilang penjajah terburuk adalah Portugal, lalu Belanda, sedangkan Inggris dikatakan sebagai paling perhatian terhadap bekas jajahannya, maka itu sebenarnya kurang tepat sebab para penjajah (Imperialis Kolonialis) itu semuanya jahat, kejam, dan sadis! Adapun yang membedakannya adalah mana yang paling jahat dan mana yang kurang jahat. Itu saja. Iya benar memang Portugal itu tidak peduli terhadap bekas negara jajahannya, tetapi kalau mau dihitung the most evil of them all adalah PRANCIS. Iya, Prancis… karena literally sampai sekarang masih mengangkangi negara-negara bekas jajahannya, khususnya di Afrika…! Coba saja lihat, ada 14 negara di Afrika yang so-called sudah merdeka dari Perancis, tetapi… 👎 Mata uang mereka (CFA Franc) masih diatur oleh Prancis, di mana mereka harus mendepositkan setengah dari cadangan devisanya di bank sentral Prancis (Banque de France). Alasan Prancis adalah untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan arus ekspor-impor antara Prancis dan negara-negar

Lisan

Gambar
Kita, dan tentunya setiap Muslim yang waras, pasti mengharapkan ucapan terakhir menjelang ajal kita adalah kalimat tauḥīd. Sebab kata Baginda Nabī ﷺ‎: مَنْ كَانَ آخِرَ كَلَامِهِ لَا إِلٰهَ إِلَّا ٱلله دَخَلَ ٱلْجَنَّةَ (arti) _“Siapa saja yang akhir ucapannya (saat menjelang ajal) adalah kalimat "lā ilāha illallōh" maka ia masuk Syurga.”_ Namun demikian… Baginda Nabī ﷺ‎ juga memperingatkan tentang apa yang paling banyak menjerumuskan orang ke dalam Neraka, yaitu: ٱلْفَمُ وَٱلْفَرْجُ (arti) _“Mulut dan kemaluan.”_ Bahkan lebih jauh lagi, Baginda Nabī ﷺ‎ memperingatkan: إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مَا يَتَبَيَّنُ مَا فِيهَا يَهْوِي بِهَا فِي النَّارِ أَبْعَدَ مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ (arti) _“Sungguh-sungguh seorang hamba benar-benar mengucapkan perkataan yang tanpa dipikirkan yang menyebabkannya terjerumus ke dalam Neraka yang jaraknya lebih jauh daripada jarak antara Timur dengan Barat.”_ Ucapan yang paling terakhir seseorang itu sangatlah penting,

Cahaya Atau Asap?

Gambar
Di dalam kitāb Genesis 1:1-3 dikisahkan pada awal penciptaan Alam Semesta Tuhan berfirman: "Terciptalah cahaya!", kemudian terciptalah cahaya dan kemudian Tuhan memisahkan cahaya dari kegelapan. Menurut penelitian para Astro-Fisikawan, penciptaan Alam Semesta dikenal dengan nama "Big Bang Singularity" (Ledakan Besar) yang mana segalanya dimulai dari sebuah "titik singularitas" yang meledak dengan amat sangat hebat dan menciptakan unsur Hidrogen (H) dan Helium (He) – kira-kira 75% H dan 25% He. Adakah cahaya pada saat itu? Nope… nggak ada! Kok "ledakan" bisa nggak ada cahaya? Well begini… Matahari kita itu adalah sebuah bintang dengan massa 2x10³⁰ kGram atau 333.000x massa Bumi (Bumi itu 5,97x10²⁴ kGram), sementara diameter Matahari itu "hanya" sekira 109x saja dibanding diameter Bumi. Tentu saja akibatnya adalah kerapatan massa di inti Matahari itu jadi luar biasa, akibatnya tekanan di inti Matahari itu adalah sekira 250x10⁹ Atm dengan

Niyat Tak Menjadikan Yang Ḥarōm Jadi Ḥalāl

Gambar
Ada yang mengatakan demi membela Najeeez by Benji: —begin quote— Orang minum ḳomr itu tujuannya mabuk. Yang dinikmati itu adalah efek mabuknya. Ini jelas ḥarōm. Segala benda yang dikonsumsi baik dengan cara diminum, atau dimakan, atau dihirup, atau disuntik, dan lain sebagainya yang ditujukan untuk mabuk, disebut ḳomr. Hukumnya ḥarōm. —end quote— Well, saya yakin tak ada orang beràql sehat yang minum ḳomr bertujuan awalnya adalah untuk mabuk. Kenapa…? Karena orang waras tahu mabuk itu tak baik, dan akibatnya buruk. Adapun orang yang minum ḳomr itu biasanya adalah: - untuk menyegarkan / menghangatkan badan, - untuk menambah semangat, - untuk relaksasi, serta - untuk bersosialisasi (happy-happy). Adapun mabuk itu hanyalah efek samping yang pada awalnya tak diinginkan, namun bisa jadi ketagihan terus meminumnya sebab terasa enak, sehingga akhirnya sampailah pada tahapan "mabuk" tersebut. Jika alasan ḳomr diḥarōmkan karena diminum dengan "niyat untuk mabuk", maka banyak

ABV & BAC & Fiqh

Gambar
Beredar tulisan yang membela-bela Najeeez by Benji dengan mengangkat pendapat bahwa ìllah keḥarōman ḳomr itu adalah "memabukkan"nya, bukan karena kandungan alkoholnya sendiri. Ada yang mengangkat kisah bahwa dulu Ṡaiḳ Muḥammad ibn Ṣōlih al-Ùṫaimīn رحمه الله تعالى memperbolehkan "beer" di Àrab Suȕdiyyah (KSA). Juga diangkat testimoni-testimoni bahwa "banyak" yang minum Najeeez itu namun tak ada yang mabuk, semisal: ada yang minum sampai ½ botol santai saja padahal bukan peminum, ada yang minum segelas hanya merasa hangat badannya, bahkan anak kecil kalau minum satu sloki cuma jadi mengantuk atau cepat tidur. Intinya, belum ada testimoni bahwa Najeeez by Benji itu menyebabkan mabuk. ❓ Seperti biasa pertanyaannya adalah: "Benarkah demikian?" Dari yang saya baca dan juga dari diskusi dengan beberapa asatiż yang mendalami fiqh, oknum yang mengatakan Najeeez by Benji itu bukanlah ḳomr karena "tak memabukkan" itu telah KELIRU di dalam "ma

Najeeez by Benji

Gambar
Alkisah, Benji seorang pemuda di negara Kerajaan Majapahit Kolonial Hindia Belanda yang tak jelas background keìlmuannya apa, tetiba menciptakan minuman yang diklaimnya sebagai "Wine Ḥalāl" dan bahkan diberikannya label sebagai jenis "Cabernet Sauvignon" lalu dinamakannya "Najeeez". Minuman itu diklaim oleh si Benji bisa memberikan macam-macam efek positive, di mana salah satunya adalah meningkatkan "kejantanan" sampai bisa membantu memulihkan orang yang terkena penyakit degenerative. Tentu saja produk bermerek Najeeez itu langsung jadi viral, dan Benji pun dipanggil oleh beberapa podcaster dan digelari "professor" segala… walau tak jelas si Benji itu mengampu mata kuliah apa di perguruan tinggi berakreditasi bagaimana, atau di lembaga riset mana. Benji dengan segala bualannya berusaha memasarkan minuman Najeeez-nya itu, namun tentu saja, you can't hide a skeleton in your closet while you keep opening its door? Masyarakat pun mulai

Buanglah Akalmu: Agama Tak Pakai Àql?

Gambar
Barusan di salah satu WAG saya beredar so-called poster da‘wah dari gerombolan Neo Murji-ah PENDAKU Salafiy dengan tema "Buanglah Akal" sebagaimana terlampir. Sebenarnya perkara ini sudah beberapa kali saya ulas, namun tetap saja muncul terus. Well, Ṡaiṭōn memang tak pernah beristirahat dalam menyesatkan manusia. ❓ Seperti biasa, pertanyaannya adalah: bagaimana sebenarnya…? Jadi perkataan pada poster itu adalah perkataan dari Ḳolīfah Àlī ibn Abī Ṭōlib رضي الله تعالى عنه: لَوْ كَانَ ٱلدِّينُ بِالرَّأْىِ لَكَانَ أَسْفَلُ الْخُفِّ أَوْلَى بِالْمَسْحِ مِنْ أَعْلاَهُ وَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ ٱللهِ ﷺ‎ يَمْسَحُ عَلَى ظَاهِرِ خُفَّيْهِ (arti) _“Seandainya agama dengan ro’yu, maka tentulah bagian bawah ḳuff (sejenis kaus kaki dari kulit) lebih pantas untuk diusap daripada atasnya. Sungguh aku pernah melihat Rosūlullōh ﷺ‎ mengusap bagian atas ḳuffnya.”_ [HR Abū Dāwūd no 162]. Ḥadīṫ mulia tersebut derajatnya ṣoḥīḥ, sehingga kita harus mengīmāninya. Lalu letak salahnya gerombolan Neo Murj

Qoidah Manhaj Neo Murji-ah

Pasti tahu kalau gerombolan Neo Murji-ah PENDAKU Salafiy, baik sekte Kokohiyyūn maupun sekte Sejatiyyūn, selalu mengangkat kata "manhaj" sebagai suatu pembeda gerombolan mereka dengan kaum Muslimīn yang lain. Bahkan saking sakralnya kata manhaj itu, mereka menggunakan kata manhaj itu untuk memvonis kaum Muslimīn yang di luar kelompoknya sebagai "sesat" dengan kata-kata seperti: "manhajnya bermasalah" (ini digunakan kepada daì yang Salafiy juga tapi tak satu gerombolan dengan mereka karena tak mau cium tangan Boss Mafia Kebon Binatang), sampai ke "manhajnya sesat karena ia ahli bidàh" (berat). Namun demikian, jikalau ditanyakan kepada mereka, terutama kroco-kroconya, pertanyaan: "Apa sih manhajnya?", maka yang keluar hanyalah pernyataan seperti: "manhajnya beda", atau "dia tak berada di atas manhaj", dan selainnya yang sama sekali tak memberikan jawaban yang definitif bahkan muter-muter tak jelas. Sedangkan kalau pe