Skripsi Dihilangkan?

Saya pribadi setuju skripsi dihilangkan untuk level S1.


Kenapa?

Karena secara pribadi saya lulus dari FEUX 26 tahun lalu juga tidak dengan menulis skripsi kok? Saya mengambil 2 mata kuliah pengganti skripsi, kemudian maju untuk Ujian Komprehensif.

Adapun secara umum, skripsi itu sebenarnya warisan peninggalan sistem pendidikan Belanda yang menganut masa pendidikan untuk "doktorandus" yang lamanya 5 s/d 6 tahun. Doktorandus itu adalah seseorang yang disiapkan untuk menulis "disertasi" doktoral. Makanya seorang yang bergelar doktorandus itu harus menulis skripsi yang sebenarnya adalah level thesis di strata S2, dan thesis itu akan dilanjutkan sebagai disertasi di tingkat S3. Jadi orang itu dipersiapkan jadi ìlmuwan setelah dia menjadi doktor setelah menempuh 4-5 tahun pendidikan.

Nah ketika Dekade 50-60an, Dunia Pendidikan Tinggi di Nusantara ini direformasi, salah satunya menjadikan masa studi doktorandus itu diperpendek (maunya) jadi 4-5 tahun saja. Akan tapi beban SKSnya tetap di atas 160an dan tetap mengharuskan menulis "skripsi", sehingga praktis mahasiswa selesainya ya 5-6 tahun juga.

Hal itu sebenarnya mengadopsi sistem Amerika yang menganut level Bachelor - Master - PhD, di mana Bachelor itu 3½-4 tahun, Master 1½-2 tahun, dan PhD 4 tahun. Tapi akibatnya Sarjana S1 di Indonesia itu jadinya aneh, sebab dikatakan Bachelor dia lebih karena SKSnya sampai 160an plus menulis skripsi, sementara dikatakan Master tidak juga karena SKS S2 itu 40an (total S1+S2 = 180an). Jadi ya 160 itu tanggung. Master enggak, Bachelor lebih. Tapi ya dihargainya kalau ke LN ya "cuma" sebagai Bachelor.

So, menulis skripsi itu buang-buang waktu. Karena walaupun di sebagian negara yang menganut sistem menulis untuk S1 seperti di Australia, gelar Bachelor-nya kalau menulis "mini thesis" itu juga bukan Bachelor biasa, tapi ada tambahan "Hons" (honors). Bachelor (Hons) ini beda dengan Bachelor biasa. Sementara untuk S1nya Indo, tak ada dianggap "Hons" walau pakai skripsi. Kan rugi bandar?

Hence, if you asked me about skripsi, I'll say: "very unnecessary".

What say you, my friends?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Sutroh