Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2024

Panggillah Dia, Merengeklah Kepada-Nya…!

Salah satu ayat yang menurut saya paling menyentuh dan memberikan harapan kepada manusia adalah firman-Nya: وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ (arti) _“Dan Robb-mu berfirman: "Panggillah (berdoalah kepada) Aku, niscaya akan Aku jawab kamu. Sungguh-sungguh orang-orang yang menyombongkan diri dari mengìbādahi-Ku akan masuk Neraka Jahannam dalam keadaan hina dina!"”_ [QS Ġofir / Mu’min (40) ayat 60]. Di ayat suci firman-Nya ini jelas-jelas Allōh mengatakan "ٱدْعُونِي" – di mana terjemahannya adalah "berdoalah kepada Aku", namun adalah lebih intim rasanya di hati jika itu diterjemahkan sebagai "panggillah Aku". Lalu Allōh mengatakan "أَسْتَجِبْ لَكُمْ" – "niscaya akan aku jawab (panggilan) kamu". Ini luar biasa indah… bagaimana tidak? Coba bayangkan… kita ini cuma maḳlūq hamba Allōh yang hina, tidak ada artinya kita ini, akan tetapi Robbu

Siapa Pemimpin Kekanak-kanakan Itu?

Gambar
Hari-hari ini kita sepantasnya banyak berdoa: ٱللّٰهُمَّ إنَّا نَعُوذُبِكَ مِنْ إِمَارَةِ ٱلصِّبْيَانِ وَٱلسُّفَهَاءِ (arti) _“Wahai Allōh, sungguh-sungguh kami berlindung kepada-Mu dari pemimpin yang kekanak-kanakan dan yang bodoh.”_ Itu adalah doa yang diajarkan oleh junjungan kita, Baginda Nabī ﷺ‎. Lalu apa yang dimaksud dengan "pemimpin yang kekanak-kanakan lagi bodoh" itu? Baginda Nabī ﷺ‎ menjelaskan: إِنْ أَطَعٍتُمُوهُمْ هَلَكْتُمْ ، وَإِنْ عَصَيْتُمُوهُمْ أَهْلَكُوكُمْ (arti) _“Apabila kalian menaatinya kalian akan binasa, dan jika kalian tidak menaatinya mereka akan membinasakan kalian.”_ Itu petunjuk dari junjungan kita. Sekarang pikir dengan àql sehat dan hati nurani, apakah mau pilih pemimpin yang kerjanya cuma joget-joget saja, dan kalau disuruh kerja benaran bikin lumbung pangan malah gagal total? Mau pemimpin yang malah menyuruh ibu hamil diberikan H²SO⁴? ☠️ Mengikuti pemimpin model begitu, ya binasa…! Sedangkan kalau menentangnya… ya lihat saja track record-nya

Politik Identitas?

"Kampanye politik jangan bawa-bawa agama!" kata sebagian orang. Sungguh itulah ṡubhat dari kalangan sekuler yang mereka memang ingin memisahkan agama dari kehidupan kaum Muslimīn. Padahal, di dalam àqīdah Islām agama itu harus dibawa ke dalam hal apapun juga. Bagaimana tidak…? Cobalah ingat, ketika bangun tidur ada doanya, lalu ketika mau tidur ada pula doanya pula (bahkan ada tata cara sunnahnya). Masuk ke kamar mandi itu ada doanya, buang hajat ada aturannya, dan keluar dari wc pun ada doanya. Dari ujung kepala sampai ke ujung kaki ada aturannya, ada doanya. Begitu pula dari lahir sampai kita mati harus atas dasar agama, apalagi "hanya" urusan politik? Orang jadi imām ṣolāt saja dipermasalahkan di dalam masa kampanye, padahal setidaknya itu justru menunjukkan keberpihakkannya kepada Islām, dan identitas diri sesuai dengan pesan al-Qur-ān "iṡhadū bi anna muslimūn" (arti: persaksikan bahwa kami ini orang Islām). Politik identitas itu adalah HARUS, dan bahk