Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2022

Beauty is in the Eye of Beholder

Gambar
Dalam hidup ini, adalah Sunnatullōh kita ingin mencari pasangan yang cantik, putih, tinggi, sexy… atau yang ganteng, macho, dan cerdas. Selera tinggi lah… Namun sering kita saksikan ada orang-orang yang telah dikaruniai pasangan yang tampaknya perfect dan oke banget, tetapi kok ya tak puas dengan pasangannya itu sehingga malah mencari-cari di luar dengan berbagai alasan. Mulai dari hanya sekedar cari sensasi, sampai yang alasannya absurd yang malah kalau dilihat apa yang didapatnya di luar itu jauh lebih kurang dari apa yang sebenarnya ia miliki di rumah. Apa yang salah? Yang salah adalah ketika kita tidak meminta kepada Allōh ﷻ‎ diberikan kepuasan atas pasangan kita. Allōh ﷻ‎ sebenarnya telah memberikan petunjuk tentang hal ini, yaitu do'a: رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا (arti) _“Wahai Robb kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri dan keturunan yang menjadi penyenang hati (kami), dan jadikanlah kam

And You Dare To Call Yourself a Gentleman?

Gambar
To: Para Suami Zaman Now Banyak lelaki di Zaman Now merasa dirinya gentleman dalam hubungannya dengan perempuan, merasa kalau sudah provide belanja, kasih rumah dan mobil, belikan perhiasan dan aksesoris mewah, then it's enough… he's the owner of her life… Well… Lebih 1.400 tahun tahun lalu, seorang laki-laki mulia dari semenanjung ‘Arabia mengajarkan kepada kaum laki-laki di Dunia on how to be a real gentleman… He ﷺ‎ set the highest gentleman standard ever. Iya… Beliau ﷺ mengajarkan bagaimana kalau istri naik kendaraan itu bukan hanya dibukakan pintu, tetapi Beliau ﷺ‎ sampai berlutut agar istrinya (yang kebetulan kecil tubuhnya) bisa menaiki unta dengan berpijak ke paha Beliau ﷺ, dan istrinya itu naik ke unta sambil ditutupi jubah Beliau ﷺ agar awrōtnya tak terlihat… Beliau ﷺ‎ mengajarkan bahwa suami itu tak harus marah apalagi sampai membentak istrinya yang cemburu sampai memecahkan piring makanan di depan teman-temannya, tetapi cukup mengatakan sambil tersenyum: "Ibu ka

Suami Mengerjakan Pekerjaan Rumah Tangga

Gambar
Salah satu shifat jelek laki-laki adalah menganggap bahwa pekerjaan rumah tangga adalah domain istri yang tak pantas dikerjakan oleh suami. Padahal, apa iya tidak pantas? Coba perhatikan hadīts mulia berikut ini… Kata Ibunda ‘Ā-isyah رضي الله تعالى عبها ketika ditanyakan apa kebiasaan sehari-hari Baginda Nabī ﷺ‎ di rumah, maka Ibunda ‘Ā-isyah menjawab: كَانَ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ فَإِذَا حَضَرَتِ الصَّلاَةُ قَامَ إِلَى الصَّلاَةِ (arti) _“Beliau dalam kesibukan membantu keluarganya, dan jika tiba waktu sholāt maka Beliau pun pergi sholāt.”_ [HR al-Bukhōrī no 6039; at-Tirmidzī no 2489; Ahmad no 23093, 23800]. Di dalam riwayat lain, disebutkan oleh Ibunda ‘Ā-isyah: مَا يَفْعَلُ أَحَدُكُمْ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ يَخْصِفُ نَعْلَهُ وَيُخِيْطُ ثَوْبَهُ وَيَرْفَعُ دَلْوَهُ (arti) _“Beliau melakukan (seperti) apa yang dilakukan oleh salah seorang dari kalian apabila sedang membantu istrinya, ia memperbaiki sandalnya, menambal bajunya, dan mengangkat air di ember.”_ [HR Ibnu Hibbān no 5676]. Ta

Needs vs Wants

Gambar
Di dalam hidup ini banyak yang seringkali tak bisa membedakan antara apa yang ia butuhkan (needs) dengan apa yang ia inginkan (wants). Padahal, untuk mendapatkan baik needs ataupun wants perlu effort (usaha) dan resources (sumber daya). Masalahnya ada di mana? Masalahnya, apa yang kita butuhkan itu belum tentu hal yang sama dengan apa yang kita inginkan, vice versa. Sedangkan kita sudah melakukan usaha dan menghabiskan resources untuk itu… utamanya resources kita yang paling berharga, yaitu: waktu. Ketika seseorang telah berusaha keras dan mengeluarkan resources yang banyak untuk mendapatkan apa yang ia pikir ia butuhkan (padahal itu hanyalah apa yang ia inginkan), awalnya memang ada kepuasan, akan tetapi kelanjutannya hanyalah kekecewaan dan kekecewaan belaka. Kenapa…? Sebab, itu hakikatnya bukanlah apa yang ia butuhkan. Kebutuhannya tidak terpenuhi. Hal ini pun berlaku ketika mencari jodoh atau pasangan hidup dalam berumah-tangga. Sangat lumrah orang ingin pasangan yang keren, dengan

Taȁruf Itu Indah

Gambar
Banyak yang mengira bahwa proses pernikāhan dengan cara taȁruf itu mengabaikan prinsip "chemistry" di antara pasangan sehingga jadi seperti "beli kucing dalam karung" saja. Padahal sebenarnya tidak sama sekali. Ketika memulai proses  taȁruf , biasanya diawali dengan tukar-menukar CV yang berisikan bio data, visi-misi pernikahan, dan kriteria calon pasangan yang diinginkan. Lalu ketika sama-sama berminat dengan CVnya, maka akan berlanjut pada proses naẓor (pertemuan face-to-face). Nah pada naẓor ini –di sinilah– "chemistry" itu bisa muncul di mana "love at first sight" itu bisa terjadi. Trust me! God works in mysterious way. Ketika saling merasa ada ketertarikan pada saat naẓor pertama, maka tentunya dilanjut proses  taȁruf nya dengan bertukar WA atau social media untuk saling mengenal lebih jauh satu sama lain dalam batasan yang wajar dan diperbolehkan oleh Ṡarīàt. Ini adalah tahapan yang sangat penting, karena di sinilah saling menggali kualitas

Anugerah Cinta

Gambar
Cinta itu adalah salah satu karunia terbesar Allōh ﷻ‎ kepada hamba-hamba-Nya. Ketika cinta telah Allōh ﷻ‎ masukkan ke hati sanubari hamba-Nya, maka begitu banyak hal yang jadi mampu ia lakukan karena cinta. Love could move mountain itu bukan berlebihan… Lihatlah ketika Allōh ﷻ‎ masukkan cinta ke dalam hati sanubari Ibunda Khodījah رضي الله تعالى عبها, maka betapa besar pengorbanan yang Beliau berikan kepada suami yang ia cintai tanpa merasa terbebani. Pengorbanan yang membuat ummat Baginda Nabī ﷺ‎ sepanjang masa berutang keislāmannya kepada Ibunda Khodījah. Cinta yang Baginda Nabī ﷺ‎ tak bisa lupakan sampai akhir hayat Beliau yang suci… إِنِّي قَدْ رُزِقْتُ حُبَّهَا (arti) _“Sungguh aku telah benar-benar dianugerahi cintanya (Khodījah).”_ [HR Muslim no 2435]. Sungguh sangat beruntung insan-insan yang dicintai dan mencintai karena Allōh… Kita berdo'a: ٱللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ حُبَّكَ وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ وَحُبَّ عَمَلٍ يُقَرِّبُ إِلَى حُبِّكَ {allōhumma innī as-aluka ḥubbaka w

Pasangan Adalah Pakaian Kita

Gambar
Al-Qur-ān itu adalah "Surat Cinta" dari Allōh ﷻ‎ kepada manusia yang berisi petunjuk  keselamatan kehidupan di Dunia ini. Salah satu nasihat al-Qur-ān yang agung adalah tentang suami istri, yaitu: "Nisā-ikum hunna libāsun lakum wa antum libāsun lahunna." Istri adalah pakaian bagi suami, dan suami adalah pakaian bagi istri. Sungguh ayat suci itu begitu dalam maknanya. Seorang istri tahu aurōt suaminya tanpa kecuali, dan sebaliknya demikian pula. Semua aurōt, fisik dan non fisik. Maka pasangan lah yang menutupi aurōt satu sama lainnya. Menjaga ‘aib agar jangan sampai terumbar ke khalayak. Bahkan "pakaian" itu bukan hanya sekedar penutup terhadap aurōt, tetapi juga kehormatan. Kalau ingin pakaian bagus, ya modalilah? Artinya jangan kau pelit sama skincare istrimu misalnya. Kalau ingin mulia, ya pakailah pakaian yang beradab? Artinya, jangan pernah kau buka pakaianmu sembarangan untuk mencari pemuasan syahwat sesaat. Kalau ingin pakaian bagus, ya jagalah baik-