Taȁruf Itu Indah

Banyak yang mengira bahwa proses pernikāhan dengan cara taȁruf itu mengabaikan prinsip "chemistry" di antara pasangan sehingga jadi seperti "beli kucing dalam karung" saja. Padahal sebenarnya tidak sama sekali.


Ketika memulai proses taȁruf, biasanya diawali dengan tukar-menukar CV yang berisikan bio data, visi-misi pernikahan, dan kriteria calon pasangan yang diinginkan. Lalu ketika sama-sama berminat dengan CVnya, maka akan berlanjut pada proses naẓor (pertemuan face-to-face).

Nah pada naẓor ini –di sinilah– "chemistry" itu bisa muncul di mana "love at first sight" itu bisa terjadi. Trust me! God works in mysterious way.

Ketika saling merasa ada ketertarikan pada saat naẓor pertama, maka tentunya dilanjut proses taȁrufnya dengan bertukar WA atau social media untuk saling mengenal lebih jauh satu sama lain dalam batasan yang wajar dan diperbolehkan oleh Ṡarīàt. Ini adalah tahapan yang sangat penting, karena di sinilah saling menggali kualitas dan karakter dari calon pasangan. Informasi penting harus diberikan pada tahapan ini, seperti: sakit, cacat, kebutuhan khusus, dlsb. Chemistry yang terjadi pada saat nazhor pertama akan semakin terbangun dalam tahapan ini (or the other way around akan gone sour jika tak cocok).

Proses taȁruf ini tidak boleh terlalu cepat, karena pastinya belum mendapatkan informasi yang optimal dari calon pasangan. Namun juga tak boleh terlalu lama karena akan berpotensi terjerumus ke dalam memperturutkan hawa nafsu (jadinya pacaran!).

Berapa waktu taȁruf yang wajar?

Sedikitnya 1 pekan, sedangkan paling lama 1 bulan.

Kenapa tak boleh lama-lama?

Ya itu tadi, kalau lama-lama berpotensi terjerumus kepada memperturutkan hawa nafsu, sebab kalau saling suka maka godaannya akan sangat berat (ingat chemistry!). Sedangkan kalau tidak suka, maka jadi seperti menggantung-gantung.

Dalam proses naẓor ini, adalah sunnah untuk melihat fisik dari calon istri jika sudah sampai tahapan ingin melamar.

Diriwayatkan bahwa al-Muġīroh ibn Ṡu‘bah رضي الله تعالى عنه bahwa ia telah melamar seorang perempuan.

Maka Baginda Nabī ﷺ menanyakan apakah al-Muġīroh sudah melihat fisiknya, dan dijawab "belum"…

Apa kata Baginda Nabī ﷺ tentang hal itu?

Beliau ﷺ‎ berkata:

فَانْظُرْ إِلَيْهَا فَإِنَّهُ أَجْدَرُ أَنْ يُؤْدَمَ بَيْنَكُمَا ‏

(arti) _“Look at her, for that is more likely to create love between you!”_ [HR an-Nasā-ī no 3235; Ibnu Mājah no 1866].

Maka kalau sudah dapat informasi yang optimal, go for it… ḳitbah (lamar)…!!!

Ingat, tak usah sok-sok ingin informasi yang total, karena itu hanyalah akan bisa didapatkan setelah ḥalāl…

Pacaran setelah ḥalāl itu sangat nikmat, karena sesuatu yang ditahan karena takut kepada Allōh ﷻ itu pasti berujung kebaikan. Allōh ﷻ takkan menyia-nyiakan kesabaran.

نَسْأَلُ اللهَ اَلْسَلَامَةَ وَالْعَافِيَةَ فِيْ الْدُنْيَا وَالْآخِرَةِ

-AN-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Sutroh