Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2022

Tidak Semua Penguasa = Ulīl Amri

Gambar
Salah satu kesesatan dari gerombolan Neo Murji-ah PENDAKU Salafiy adalah mereka mengŪlīl-Amrikan secara syari‘at siapa pun juga penguasa, apapun juga hukum yang mereka berkhidmat kepadanya, dan bahkan apapun juga agamanya. Nah… coba kita lihat dari sejarah Revolusi Kemerdekaan Indonesia di mana ada nama "Raden Abdoelkadir Widjojoatmodjo" (RAW). RAW ini lahir di Salatiga, Jawa Tengah, pada 18 Desember 1904, dari keluarga pegawai negeri Jawa yang sangat setia kepada Pemerintah Kolonial Hindia Belanda. RAW ini mengenyam pendidikan di sekolah Belanda, dan kemudian lanjut dengan kuliah di Universitas Leiden. Atas rekomendasi Dr Christiaan Snouck Hurgronje, RAW ini mendapatkan pekerjaan sebagai administrator di Raad van Nederlandsch-Indië. Dari situ, RAW kemudian menjadi sekretaris Kedutaan Besar Belanda di Jeddah. Di Jeddah karir RAW terus melesat hingga ia diangkat Wakil Konsul Belanda di Jeddah. Sekembali dari Jeddah, RAW menyandang pekerjaan baru sebagai Ketua Vereeniging van I

Cinta Transaksional

Gambar
Kaum Feminist SePiLis dengan ideologi Misandri-nya mencoba menjadikan hubungan suami-istri adalah hubungan transaksional antara manusia dengan manusia. ☠️ Padahal itu betul yang merusak sendi-sendi kemanusiaan…! Betapa tidak? Kalau sekedar transaksi antara manusia dengan manusia, maka begitu salah satu pihak dianggap sudah tak menguntungkan lagi, maka habis sudah… Atau lebih "tinggi" lagi jika salah satu pihak terus menarik deposit "coin of love"nya hingga sampai habis, maka that's it, habis sudah hubungan itu… bubar…! Apakah salah jika memandang hubungan antara manusia itu transaksional…? Well, tidak… karena motivasi transaksional itu sudah hardwired di dalam hati manusia. Itu sudah "Sunnatullōh" karena manusia bukanlah Malā-ikat yang tak mempunyai hawa nafsu, sehingga kita berbuat sesuatu pasti mengharapkan balasan. Nah di sinilah Islām mengajarkan kita mencapai tingkatan yang paling tinggi dari transaksi, yaitu: "IKHLĀSH". Selama ini kita

Mufti Jalanan

Gambar
Di MedSos ini dari waktu ke waktu ada saja mufti-mufti "jalanan" yang berfatwa aneh-aneh dan menyelisihi apa yang difatwakan oleh para ahli ‘ilmu. Beberapa tahun lalu ada seorang ummu-ummu yang karena jijik dengan "torpedo" (penis & testis) hewan sembelihan, lantas mengambil fatwa ‘ulamā’ Hanafiyah yang mengharōmkannya… Padahal, menurut madzhab asy-Syāfi‘iyah yang dianut oleh mayoritas penduduk negeri ini, yang namanya torpedo itu halāl. Untuk bahasan detailnya tentang mana pendapat yang kuat, silakan lihat: https://bit.ly/3aV4W80 Beberapa hari lalu, Dunia MedSos dihebohkan lagi dengan fatwa jalanan yang mengharōmkan buah pala… padahal ini aslinya khilafiyah di kalangan ‘ulamā’ (lihat: https://bit.ly/3aDaFz0 ), sedangkan menurut MUI buah pala itu tidaklah harōm (lihat: https://bit.ly/3oiBTOO ). Fatwa-fatwa dari Mufti Jalanan seperti itu hanya membuat kehebohan yang tidak bermanfaat bagi ummat. Kenapa? Karena ia seakan menyesatkan para ‘ulamā’ dan kaum Muslimīn d

Antara Indonesia & Srilangka – Jangan Sombong!

Secara parameter ekonomi, mungkin kita "lebih baik" dari Srilangka. Secara karakter penduduk, mungkin kita yang mayoritas Muslim lebih baik dari Srilangka. But we're NOT just okay, Brader & Sista… Masih ingat kan 1997…? Siapa yang menyangka macan-macan Asia (Korea, Thailand, dan Indonesia) tersungkur semua akibat beban utang luar negeri? Apa sebabnya sih krisis 1997 itu…? HUBRIS…! Iya, "hubris" atau kesombongan dari para penguasa dan pengusaha (oligarki). Kesombongan bahwa dalam sekian tahun dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang luar biasa akan menyamai Eropa. Namun lupa kalau "bahan bakar" dari pertumbuhan ekonomi itu adalah "utang luar negeri", sehingga ketika nilai tukar mata uangnya bermasalah, maka bermasalahlah utang luar negeri tersebut. Iya memang kita beruntung bisa keluar cepat dari krisis itu, gak sampai 2 tahun, kita sudah pulih, Kakak… Ternyata Allōh ﷻ‎ masih sayang sama rakyat Indonesia. Ada pemimpin yang bijak, BJ Habibie

Dusta

Gambar
Berdusta itu sebenarnya melelahkan, bahkan sangat-sangat melelahkan… Bagaimana tidak…? Dusta itu pasti menuntut seseorang untuk terus berdusta, karena sekali ia berdusta maka ia harus mengulang-ulang kedustaan yang sama agar ia terlihat konsisten. Orang yang berdusta itu harus terus mengingat-ingat apa saja kedustaan yang telah ia lontarkan agar ia terlihat "konsisten" dan "benar" di mata orang, karena kalau tidak begitu maka ia akan ketahuan telah berdusta. Selain itu, pada banyak situasi seorang pendusta dituntut untuk membuat kedustaan berikutnya hanya untuk menutupi kedustaan yang sebelumnya ia buat… kedustaan kedua menutup kedustaan pertama, kedustaan ketiga menutup kedustaan kedua, dst… Bayangkan betapa banyak energy yang dibutuhkan untuk terus berdusta dan mengingat-ingat kedustaan apa saja yang sudah diucapkan…!?! Itulah kenapa dusta itu dikatakan oleh orang-orang bijak terdahulu sebagai induk dari segala dosa, karena orang yang berdusta akan terus berbuat d

Keluarga Yang Luar Biasa Hebat

Seorang Ayah yang berusia tua, bahkan sangat tua untuk ukuran orang di zaman now, akhirnya dikarunia anak laki-laki sehat dari istri keduanya. Namun akibat cemburunya sang istri pertama, maka sang Ayah pun terpaksa membawa istrinya ke sebuah lembah yang jauh sekali dari tempat asalnya, lembah yang tak berpenghuni, dan sesampainya di lembah itu ia berjalan pergi tinggalkan istri dan anak bayinya itu di sana… Istrinya pun mengikuti dari belakang sambil bertanya: "Wahai suamiku! Apakah kamu hendak pergi meninggalkan kami di lembah yang sama sekali tak berpenghuni dan tak ada apapun ini?" Sang istri bertanya berulang kali, namun suaminya tak juga menolehnya… Akhirnya sang istri pun bertanya, "Apakah Allōh yang memerintahkan hal ini kepadamu?" Maka sang Suami pun akhirnya menoleh dan menjawab pelan dengan mata berkaca-kaca: "Benar…" Maka istrinya pun langsung menimpali: "Kalau begitu, Allōh takkan menyia-nyiakan kami!" Maka sang istri kemudian kembali

Masih Tentang Ketertampakan Hilāl

Gambar
Beredar meme yang menukil berita Menteri Agama sudah tiba di Tanah Suci untuk menunaikan hajji lalu diberi caption: "doi yang ngumumin Lebaran hari Ahad, lantas doi malah lebaran hari Sabtu"… ❓ Terus bagaimana? Jadi saya barusan diberikan screenshot yang katanya dari Observatorium Bosscha (sebagaimana terlampir) yang mana dinyatakan bahwa hilāl sebenarnya terlihat oleh Bosscha pada tanggal 29 Juni 2022. Lalu saya teringat bahwa ada informasi persaksian ru’yah (penglihatan) hilāl di Sidogiri yang katanya hilāl terlihat walau dengan sudut kurang 2° dari ufuq. Memang sudut kurang 2° dari ufuq itu dianggap tak lazim, akan tetapi bukankah ada juga tempat pengamatan hilāl yang sering dianggap demikian seperti di Cakung dan di Gresik? Maka untuk lebih memahami, harus paham apa dulu apa sih hilāl itu, baru bisa menjawab tentang mungkin atau tak mungkinnya hilāl terlihat dengan sudut kurang dari 2° di ufuq… Hilāl itu adalah penampakan awal Bulan terlihat dalam satu periode. Seperti ki

Menyamakan Gaji Manajemen Lembaga Sosial-Kemanusiaan Dengan Organisasi Bisnis Profit Oriented?

Gambar
Terus terang saya kaget dengan pernyataan di artikel pemberitaan ini… link: https://bit.ly/3P6z7rj Bagaimana tidak, ybs menjustifikasi gaji besar di lembaga sosial-kemanusian dengan alasan profesionalitas? What the heck?!? Begini ya, first of all yang namanya perusahaan-perusahaan yang sudah "go-public" (ditandai dengan gelar "Tbk" di belakang namanya) maka ia wajib untuk men-disclose glondongan gaji dari Board of Directors (BoD)nya di laporan yang di-submit ke manajemen Bursa Efek. Reason behind this adalah karena permodalan mereka berasal dari masyarakat umum (saham), maka mereka harus terus terang berapa BoDnya itu digaji (secara gelondongan). Oleh karena itu tentunya lembaga sosial-kemanusiaan yang melakukan "fund rising" (baca: meminta-minta dana infaq & shodaqoh) ke masyarakat pun juga mempunyai kewajiban moral untuk menjelaskan berapa gaji BoD (atau top management / pengurus puncak mereka what ever the name is) kepada masyarakat, bukan hanya sek

Memakai Baju Toga & Topi Pileus = Tasyabbuh Bil-Kuffār?

Gambar
So-called "poster da‘wah" yang dibuat oleh gerombolan Neo Murij-ah PENDAKU Salafiy ini menukil perkataan seorang syaikh dari sekte Madkholiyyun memvonis bahwa pakaian toga sarjana dan topi pileus itu adalah menyerupai orang kāfir sehingga terkena ancaman dari hadīts mulia: لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَشَبَّهَ بِغَيْرِنَا لَا تَشَبَّهُوا بِالْيَهُودِ وَلَا بِالنَّصَارَى فَإِنَّ تَسْلِيمَ الْيَهُودِ الْإِشَارَةُ بِالْأَصَابِعِ وَتَسْلِيمَ النَّصَارَى الْإِشَارَةُ بِالْأَكُفِّ (arti) _“Bukanlah termasuk golongan kami siapa saja yang menyerupai kaum selain kami, tidak yang menyerupai Yahūdi dan tidak juga Nashrōnī. Karena sungguh mereka kaum Yahūdi memberi salām dengan isyarat jari jemari, dan kaum Nashrōnī memberi salām dengan isyarat telapak tangannya.”_ [HR at-Tirmidzī no 2695]. Atau dalam riwayat lain: مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ (arti) _“Siapa saja yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk bagian dari mereka.”_ [HR Abū Dāwūd no 4031; Ahmad no 4868-9, 5409]. ⚠ Tidak ada

What's In The Name?

Gambar
Si Botak ini mempertanyakan kenapa mempermasalahkan nama "Muḥammad". Mungkin ia terinspirasi dari idiom apalah artinya sebuah nama, dari bait ciptaan William Shakespeare dalam drama Romeo & Juliet: "What's in a name? That which we call a rose by any other name would smell as sweet." ❓ Apakah nama "Muḥammad" itu adalah nama biasa saja yang biasa dipakai oleh siapapun juga? Begini ya, Botak… Let me be clear ya, nama "Muḥammad" itu bukan sembarangan nama. Memang iya nama "Muḥammad" itu banyak dipakai oleh kaum Muslimīn di seluruh penjuru Dunia. Bahkan suku Hui di negara asal nenek moyang elo di RRC sana memakai nama "Mǎ" yang maksudnya adalah "Muḥammad". Kalau elo pernah baca terjemahan al-Qur-ān dengan baik, elo pasti menemukan bahwa disebutkan dalam al-Qur-ān bahwa nama Nabī Muḥammad ﷺ‎ itu tertulis di dalam Taurōt dan Injīl (tentunya dalam bahasanya orang Yahūdi, bukan bahasa ‘Arab). Itu saja sudah menunjukka