Jenggot Tusuk Sate

Adalah fakta bahwa Gerombolan Pengacau Keummatan "You Know Who" (GPK-YKW) menjadikan memanjangkan jenggot sebagai "standard kelurusan manhaj" dari seorang ustâdz, bahkan juga bagi seluruh Ummat Islâm yang laki-laki. Karena bagi mereka, laki-laki muslim yang mencukur jenggotnya berarti manhajnya tidak benar, bahkan dholl – mudhill (sesat – menyesatkan).

Maka ketika Ustâdz Abdul Somad, Lc MA حفظه الله (UAS) mengatakan bahwa beliau mencukur jenggotnya, karena jenggotnya hanya tumbuh dua tiga helai saja seperti tusuk sate sehingga tampak tak rapi, maka GPK-YKW itu pun lalu mendakwa UAS sebagai orang yang menentang Sunnah Nabî, manhaj-nya sesat menyesatkan… lalu mereka pun menyinyiri UAS sebagai "Ustâdz Tusuk Sate".

Bisa dibenarkan kah kelakuan hina GPK-YKW itu…?

Silakan perhatikan foto seorang laki-laki ‘Arab di bawah ini yang jelas-jelas mencukur jenggotnya…

Siapakah dia…?

Beliau bukanlah orang sembarangan, karena ia adalah Dr Hâtim ibn Hasan ibn Hamzah al-Marzûqî yang merupakan rektor dari al-Jâmi‘ah al-Islâmiyah bil Madînah al-Munawaroh (Universitas Islâm Madînah atau UIM), yang merupakan penerus dari Syaikh ‘Abdul Azîz ibn Bâz رحمه الله sebagai rektor di Universitas Islâm Madînah…!

Latar belakang pendidikan Dr Hâtim ibn Hasan ibn Hamzah al-Marzûqî pun  bukanlah pendidikan agama, akan tetapi:
- S1, BA in Architecture dari Universitas Umm al-Qurô, lalu
- S2, Master in Urban Design and Urban Economics dari Colorado University, USA, dan
- S3, PhD in Architecture and Planning from University of Newcastle, UK.

Nah kalau Dr Hâtim al-Marzûqî yang seorang rektor di UIM itu mencukur habis jenggotnya, lalu kenapa itu GPK-YKW yang masih sekolah di UIM tidak ada yang berani protes, menganggap manhaj-nya sesat, bahkan masih mau terus ngendon sekolah di sana…???

Kenapa tidak berani untuk mentahdzîr Dr Hâtim al-Marzûqî…?

Apakah takut nanti beasiswanya bisa-bisa dicabut, lantas tak jadi dapat gelar sehingga ketika pulang ke Tanah Air jadi tidak bisa jualan gelar Lc-nya…?

Ah ternyata manhaj GPK-YKW memang hanya manhaj banci “murji-ah ma‘al hukkâm, khowârij ma‘ad du‘ât”…!!!

Apakah masih mau belajar agama kepada GPK-YKW itu…?

▪ IQ itu given, stupid itu pilihan.
.
.
.
📝 Catatan

▫ Saya memilih pendapat bahwa memanjangkan jenggot itu wajib bagi yang mampu. Jenggot harus dirapikan, agar terlihat seperti gentleman. Sedangkan yang jenggotnya cuman 2-3 helai, mending nggak usah, geli lihatnya…!

▫ Syaikh ‘Abdul Muhsin ibn Hammad al-‘Abbâd حفظه الله terang-terangan mentahdzîr Dr Hâtim al-Marzûqî di tulisannya beliau – link: http://al-abbaad.com/articles/108031

Intinya, Syaikh ‘Abdul Muhsin al-‘Abbâd mengharapkan agar Dr Hâtim ibn Hasan al-Marzûqî itu segera dipecat dan digantikan dengan orang lain yang punya latar belakang pendidikan agama…!

Maka pertanyaannya, apakah GPK-YKW itu berani mengatakan Syaikh ‘Abdul Muhsin sebagai Khowârij karena sudah berani mentahdzîr Rektor UIM yang tentunya itu adalah keputusan Penguasa di sana untuk mengangkatnya sebagai rektor…???

▫ Kenapa GPK-YKW itu masih saja menyekolahkan anak-anak mereka di tempat yang dipimpin oleh Dr Hâtim al-Marzûqî?

Bukankah GPK-YKW itu selalu menggadang-gadang perkataan bahwa "‘ilmu itu adalah agama, maka perhatikanlah dari siapa mengambil ‘ilmu agama itu?"

⁉️ Kenapa GPK-YKW itu penuh dengan ketidak-konsistenan?

نَسْأَلُ اللهَ الْسَلَامَةَ وَالْعَافِيَةَ

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Sutroh