Demonstrasi Memicu Krisis?

Kalau mengerti ekonomi dan oil & gas industry pasti akan langsung tertawa ngakak guling-guling membaca analisa amatiran à la Kecebong semacam ini - link: https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10215958011609026&id=1409512216
Fakta 1⃣ – Eksport dari Venezuela itu setidaknya 90%nya adalah oil & gas dan turunannya - link: http://bit.ly/2EhWqOJ.
Kita tahu bahwa harga oil & gas itu sejak mulai Q3 2014 anjlok dari level > $ 110 / barrel. Bahkan di Q2 2015 ia mencapai titik terendah sejak 10 tahun terakhir, yaitu < $ 30 / barrel, dan tetap pada level yang relative masih rendah sampai saat sekarang, yaitu masih antara $ 60 ~ $ 70 per barrel.
Lalu masalahnya di mana?
Begini, seperti diketahui bahwa social programmes di Venezuela itu sangat besar, khususnya di masa Huho Chávez. Social programmes itu sebagian dimaksudkan untuk mempasifikasi rakyatnya agar tidak berontak dan tetap memilih Chávez yang sebenarnya sangat totaliter dan represif. Contohnya adalah dengan menaikkan upah minimum dengan drastis.
Sebagian lagi karena Chávez itu sendiri memang sangat ingin menunjukkan kepada Dunia bahwa sosialisme à la Chávez itu hebat. Contohnya dengan menyediakan minyak murah kepada negara-negara di Amerika Latin dan Karibia yang sangat tergantung para import minyak.
Anak ekonomi di tahun pertama pasti tahu bahwa social programmes dan "proyek mercu-suar" itu sangatlah mahal, butuh duit yang sangat banyak.
Karena tulisan oknum tersebut membandingkan dengan ‘Arab Sa‘ûdi, maka mari kita bandingkan dengan Sa'ûdi yang juga pemilik cadangan minyak terbesar di Dunia.
Fakta 2⃣ – Saat ini memang katanya proven oil reserve Sa‘ûdi yang sekitar 266 milyar barrel itu adalah no 2 setelah Venezuela yang sekitar 300 milyar barrel.
Adapun populasi Sa‘ûdi yang jumlahnya sekitar 32 juta jiwa setara dengan Venezuela yang populasinya sekitar 31 juta jiwa.
Fakta 3⃣ – Lifting minyak Venezuela itu tidaklah sebesar Sa‘ûdi yang 10 juta BPD (barrel per day). Lifting Venezuela hanya sekitar 2 juta BPD saja, alias hanya seperlima dari Sa‘ûdi.
Bahkan trend lifting Venezuela ternyata juga menurun - link: http://on.wsj.com/2EkxF4D , http://reut.rs/2EjyFWD
Fakta 4⃣ – Akibat dari penurunan harga minyak Dunia sejak Q3 2014, maka menurun pula lah pendapatan kotor negara-negara produsen minyak.
Itu konsekwensi logis saja. Jika harga turun, tentu gross revenue akan turun pula, ceteris et paribus.
Bahkan lebih jauh, pendapatan bersihnya (net revenue) juga pasti lebih turun lagi.
Iya, karena karena lifting cost minyak itu berbeda-beda di setiap negara penghasil minyak.
Fakta 5⃣ – Lifting cost Venezuela itu termasuk yang paling mahal, yaitu sekitar $ 30 per barrel.
Sementara Sa‘ûdi itu lifting cost-nya cuma sekitar $ 10 saja per barrel-nya.
Jadi…
Itu saja sudah membedakan pendapatan bersih dari kedua negara tersebut. Baik dari faktor lifting volume-nya Sa‘ûdi yang 5x lipat besarnya dibandingkan Venezuela, kemudian dari faktor lifting cost-nya Sa‘ûdi yang hanya ⅓-nya saja dari lifting cost-nya Venezuela.
Hitung-hitung bodoh saja, net revenue dari minyak Sa‘ûdi itu 15x lipat dari Venezuela. Ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan proven reserve Venezuela yang lebih besar, tetapi: how much and how efficient you can lift the oil.
Di sisi lain, ternyata eksport produk oil & gas Sa‘ûdi adalah sekitar 75% dari total ekspornya. Alias eksportnya lebih terdiversifikasi dari Venezuela yang 90%. Artinya jika ada oil price shock, maka Venezuela lebih rentan dibandingkan Sa‘ûdi.
Akibat dari menyusutnya net oil revenue, maka tentunya tidak ada lagi uang buat social programmes. Sehingga benefit social programmes yang selama ini  diberikan kepada rakyat harus pula dikurangi juga secara drastis. Sebab kalau tidak, mau bayar pakai apa? Mau pakai daun atau pakai sendal jepit?
Nah di sinilah kemudian sebab timbul social unrest. Orang yang sudah biasa senang, tiba-tiba jadi susah. Sementara penguasa masih saja menekan, masih saja kelakuan represif à la Chávez yang dipakai.
So, sudahlah rakyat hidupnya secara ekonomi jauh lebih sulit, terkena krisis ekonomi. Eh ditekan pula kemerdekaannya oleh rezim yang represif. Jadi siapa yang tidak marah? Semut saja diinjak menggigit kok…!?!
Fakta 6⃣ – Kebijakan rezim Chávez dan turunannya gagal dalam menyelesaikan beberapa masalah krusial.
Apa itu?
✓ Tingkat kriminalitas yang sangat tinggi, yang tampak dari tingginya tingkat pembunuhan.
✓ Tingkat inflasi yang tinggi, yang diperparah dengan devaluasi mata uang Venezuela Bolívar. Sementara itu terjadi pada saat harga minyak sedang tinggi-tingginya, yaitu di atas $ 100 per barrel.
✓ Tingkat korupsi yang parah, khususnya tuduhan nepotisme terhadap keluarga Chávez.
✓ Mismanagement sumber daya negara sebagai akibat dari nepotisme dan politisasi manajemen badan usaha milik negara, sistem peradilan, dan birokrasi.
Keempat hal itulah yang akhirnya memicu krisis di Venezuela, yang akhirnya memicu demonstrasi.
Jangan dibalik menjadi krisis ekonomi itu disebabkan oleh demo…! - itu bodoh namanya, tidak bisa menentukan kausalitas, mana yang sebab dan mana yang akibat.
So, masih percaya dengan analisis amatiran à la BongOri yang nyamar jadi BongLaf macam begini? Oknum yang katanya lulusan sekolah tinggi teknik terkenal, tapi pemikirannya kok ya cupet dan analisanya cetek sekali?
▪ IQ itu given, stupid itu pilihan.
نَسْأَلُ اللهَ الْسَلَامَةَ وَالْعَافِيَةَ

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Sutroh