Ibu

Tiada kata yang dapat menggambarkan betapa besar kebaikan seorang ibu. Oleh karenanya, Robbul-‘Âlamîn pun menyuruh manusia untuk juga bersyukur kepada ibu mereka setelah bersyukur kepada-Nya…

Namun…

Kita sering khilaf karena memperlakukannya secara tidak layak…

Kita sering lupa memberi, mungkin karena ia malu untuk meminta karena merasa kita lebih butuh, lebih perlu. Padahal dahulu kita tak pernah malu meminta kepadanya, dan dia pun memberikan sampai makanan yang telah ada di mulutnya pun dia berikan…

Kita sering hitung-hitungan kepadanya. Padahal dulu ia tak pernah hitung-hitungan mengorbankan harta, waktu, dan tenaganya ketika merawat dan membesarkan kita…

Sungguh jika kita begitu mudahnya berkorban demi anak-anak kita, karena kasih-sayang kita, maka itulah cermin bagaimana dahulu perlakuan ibu terhadap kita saat kita masih dalam asuhannya…

Maka…

Janganlah sia-siakan ia pada saat ia sudah tua dan lemah.

Karena sungguh dia adalah salah satu dari pintu-pintu Syurga sebagaimana yang diriwayatkan dari Shohâbat Abû Darda’ رضي الله عنه.

📌 Kata Rosûlullôh صلى الله عليه و سلم:

الْوَالِدُ أَوْسَطُ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ فَإِنْ شِئْتَ فَأَضِعْ ذَلِكَ الْبَابَ أَوْ احْفَظْهُ

(arti) _“Orang tua adalah pintu Syurga yang paling tengah. Jika kamu mampu, letakkanlah pintu tersebut atau jagalah." [HR at-Tirmidzi no 1822; Ibnu Mâjah no 2080, 3653; Ahmad no 20733, 26239, 26252, 26272].

Beruntunglah bagi yang masih memiliki pintu Syurga di Dunia dan ia tidak menyia-nyiakannya…

Rendahkan lah diri dengan penuh kasih sayang kepada ibu, sebagaimana perintah dari Robbul-‘Âlamîn.

📌 Kata الله Subhânahu wa Ta‘âlâ:

وَٱخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ٱرْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيرًۭا

(arti) _“Dan rendahkanlah diri kamu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih-sayang, dan ucapkanlah: 'Wahai Robb-ku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil'.”_ [QS al-Isrô’ (17) ayat 24].

نَسْأَلُ اللهَ الْسَلَامَةَ وَالْعَافِيَةَ

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Sutroh