Aplikasi Pengingat Baca al-Qur-ân = Bid‘ah…???

Beredar fatwa seorang ngustad Gerombolan Pengacau Keummatan "You Know Who" yang membid'ahkan aplikasi pengingat membaca al-Qur-ân yang bernama "Nakhtim" dengan mengutip perkataan seorang syaikh yang bernama Walid Saifun Nashr yang dikatakan sebagai ‘ulamâ’ dari Bahrain dan murid dari Syaikh Muhammad Nashîruddîn al-Albânî رحمه الله.

Katanya aplikasi itu adalah kebid‘ahan, karena menurut syaikh itu yang namanya tilawah al-Qur-ân itu butuh isti‘adzah, butuh persiapan diri, butuh kehadiran hati, dan butuh mengumpulkan niyat dalam hati, bahkan terkadang juga butuh khulwah (bersendirian). Juga harus disertai tadabbur dan kekhusyukan. Jadi menurut pandangannya memakai aplikasi itu adalah ‘amalan yang tidak disyari‘atkan, sehingga itu adalah bid'ah.

Benarkah begitu…?

🔵 Pertama > Sejak kapan mengingatkan orang membaca al-Qur-ân itu jadi bid‘ah?

Membaca al-Qur-ân itu adalah Sunnah Nabî, dan itulah jalan hidupnya para Salafush-Shôlih. Para Salafush-Shôlih itu berinteraksi dengan al-Qur-ân setiap hari sebanyak kita, Muslim zaman now, berinteraksi dengan smartphone kita setiap harinya.

Dahulu para Shohâbat رضي الله عنهم pun saling mengingatkan diri-diri mereka kepada الله Subhânahu wa Ta‘âlâ dalam segala keadaan mereka… sehingga kita tahu para Salaf itu membaca al-Qur-ân dalam keadaan duduk, berdiri, sedang berjalan, atau di atas kendaraan.

Jika kita qiyâskan keadaan para Shohâbat dulu dengan zaman now, maka apa bedanya kalau sekarang aplikasi Nakhtim itu juga mengingatkan kita untuk membaca al-Qur-ân dalam segala keadaan kita, selama itu pantas, bukan saat sedang di dalam wc / kamar mandi.

☠ Mengingatkan orang untuk banyak baca al-Qur-ân dan berinteraksi dengan al-Qur-ân kok ya dikatakan bid'ah yang buruk…?!? Konyol dan sempit sekali pemikiran yang seperti itu…!!!

🔵 Kedua > Agama itu mudah, berilah kabar gembira.

📍 Kata Baginda Nabî صلى الله عليه و سلم:

إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ ، وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلاَّ غَلَبَهُ ، فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا ، وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَىْءٍ مِنَ الدُّلْجَةِ

(arti) _“Agama (Islâm) itu mudah, dan tidaklah seseorang berkeras-keras dalam menjalankan agama ini kecuali ia akan terkalahkan sendiri. Maka beragamalah secara tepat, atau kalau tidak mampu maka dekatilah yang tepat, dan berilah kabar gembira, serta mintalah pertolongan (dalam menjalankan agama) melalui (berdo'a di) waktu pagi dan sore, juga sedikit malam.”_ [HR al-Bukhôrî no 39; an-Nasâ-î no 5034].

⇛ Kata al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqolânî رحمه الله bahwa maksud dari berilah kabar gembira itu ditujukan bagi orang yang tidak mampu ber‘amal secara sempurna, yaitu apabila ketidakmampuan itu bukan karena ulahnya sendiri (malas atau tidak mau cari tahu), maka pahalanya tidak akan dikurangi oleh الله Subhânahu wa Ta‘âlâ.

Maksudnya berilah kabar gembira dengan tetap mendapat pahala dari ‘amal perbuatan yang terus-menerus meskipun sedikit.

Bukankah ketika Ibunda ‘Â-isyah رضوان الله عليحم bertanya kepada Baginda Nabî صلى الله عليه و سلم tentang ‘amalan apa yang paling الله Subhânahu wa Ta‘âlâ cintai…

📌 Maka kata Nabî صلى الله عليه و سلم:

أَدْوَمُهُ وَإِنْ قَلَّ

(arti) _“‘Amalan yang dilakukan secara berkesinambungan walaupun sedikit.”_ [HR al-Bukhôrî no 43, 1970,  5861, Muslim no 782, 785; Abû Dâwud no 1368; an-Nasâ-î no 762; Ahmad no 23111, 23186, 23819, 24451, 24845, 24928].

Jadi apabila ada aplikasi yang malah membantu kita untuk terus-menerus membaca al-Qur-ân dalam keseharian kita, untuk memperbanyak interaksi kita dengan al-Qur-ân, sehingga membuat diri kita terbiasakan untuk rutin membaca al-Qur-ân, maka apakah itu bid‘ah yang buruk…?!?

☠ Kenapa sih beragama harus dibikin jadi sulit sekali sehingga orang sampai tidak boleh pakai aplikasi pengingat membaca al-Qur-ân? Sungguh mereka telah memperberat agama ini dengan fatwa-fatwa ngawur…!!!

Apakah ummat ini lebih baik tidak diingatkan untuk membaca al-Qur-ân karena aplikasi itu difatwakan sebagai bid‘ah…???

Konyol sangat lah…!!!

🔵 Ketiga > Apa kata ahli ‘ilmu yang lain?

▫ Ketika hal yang sama (menginstall aplikasi Nakhtim) ditanyakan kepada seorang syaikh yang juga murid dari Syaikh Muhammad Nashîruddîn al-Albâni, yaitu Ziyad al-Abâdi…

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
هناك برنامج جوالي يسمى "نختم" لترغيب الناس إلى قرأة القرأن . كلما يفتح الرجل جواله ظهرت له أية  ليقرأه ، إذا يفتح مرة أخرى ظهرت أية تالية ، و هكذا حتى يختمه . مه العلم أن كثير من الناس غفل عن القرأن لأجل جوالتهم . و يزعم المبرمج أن هذه البرنامج يذكر الناس القرأن . كيف قرأة القرأن بهذه الطريقة ؟ أفيدونا مأجورا

ش زياد العبادي:
وعليكم السلام ورحمة الله
مطلوب من الناس أن يذكروا بعضهم بعضا بذكر الله وقراءة القرآن وهذه وسيلة جيدة للتذكير ولا تراد لذاتها وإنما بهدف الاستعانة على ذكر الله سبحانه كما كان الصحابة يجلسون تعالوا نذكر الله ساعة

(terjemahan bebasnya)

Assalâmu‘alaikum wa rohmatullôhi wa barokâtuh.
Ada sebuah progam hape namanya "Nakhtim" yang bertujuan untuk mendorong manusia agar membaca al-Qur-ân. Setiap seseorang itu membuka hapenya, maka muncullah ayat agar ia membacanya, dan jika ia buka di lain waktu, muncul lagi ayat berikutnya, dan begitu seterusnya sampai ia mengkhotamkannya. Padahal kita tahu banyak manusia yang lalai dari membaca al-Qur-ân diakibatkan faktor hape mereka. Dan program Nakhtim ini bertujuan untuk mengingatkan manusia terhadap al-Qur-ân. Bagaimana kah membaca al-Qur-ân dengan cara semacam ini? Mohon faidahnya.

Jawaban:

Wa ‘alaikumussalâm wa rohmatullôh.
Yang dituntun dari manusia adalah agar saling mengingatkan satu dengan yang lainnya untuk mengingat الله dan membaca al-Qur-ân. Ini (aplikasi Nakhtim) adalah wasilah yang baik untuk mengingatkan dan yang diinginkan bukanlah zatnya. Sebab tujuannya adalah untuk menolong seseorang untuk mengingat الله sebagaimana para Shohâbat dulu mereka juga duduk dan mengingatkan untuk mari duduk sejenak untuk mengingat الله.

▫ Juga silakan disimak nasihat dari Ustâdz Dr Khalid Basalamah, Lc MA – link:
.
.
.
📝 Note

✓ Sungguh ini adalah bukti betapa cupetnya wawasan dan dangkalnya ke‘ilmuan dari ngustad-ngustad Gerombolan Pengacau Keummatan "You Know Who" itu. Mereka terlalu bergampang-gampang dan terburu-buru menuduh orang sesat dengan memvonis itu bid‘ah dan ini bid‘ah.

✓ Juga hal ini menjadi bukti betapa hasadnya kelakuan ngustad-ngustad Gerombolan Pengacau Keummatan "You Know Who" itu, yaitu tidak bisa melihat Ummat Islâm menggunakan sesuatu metode yang baik untuk membantu ber‘ibadah yang hal itu bukan berasal dari gerombolan mereka.

Hal ini persis sekali dengan kejadian ODOJ beberapa tahun lalu ketika ngustad-ngustad Gerombolan Pengacau Keummatan "You Know Who" itu berusaha sekali untuk menjatuhkan ODOJ dengan cara-cara yang sama, yaitu menukil fatwa dari ahli ‘ilmu yang bertentangan.

Padahal, apa sih gunanya fatwa-fatwa liar seperti itu selain dari bikin ribut? –› Tidak ada pencerahan sama sekali bagi ummat!

Lagian, yang dimintai fatwa itu juga bukan ahli ‘ilmu yang ma’rûf seperti para mufti anggota dari Majlis Ha-iah Kibâr al-‘Ulamâ’ atau dari al-Lajnah ad-Dâ-imah lil-Buhûts wal-Iftâ’.

Maka, as always, sekarang pertanyaannya adalah…

⁉️ Apakah masih mau belajar agama kepada ngustad-ngustad Gerombolan Pengacau Keummatan "You Know Who" yang terbukti berwawasan cupet, ber‘ilmu cetek, berkarakter buruk, dan berhati hasad itu?

▪ IQ itu given, stupid itu pilihan.

نَسْأَلُ اللهَ الْسَلَامَةَ وَالْعَافِيَةَ

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Sutroh