Dilarang Membully & Memaki Untuk Menjatuhkan Mental Musuh?

Kadang saya heran karena ada saja oknum yang suka sekali berlaku sok-sok bijak terhadap musuh. Bagaimana tidak, hitung saja kasus kesoksokbijakan mereka itu…!

Mereka mengatakan:
- jihād Ḥ4M4S tak sesuai Ṡarīàt,
- boycott itu tak sesuai Ṡarīàt, pengḥarōman apa yang ḥalāl, sampai merugikan kaum Muslimīn sendiri…

Dan kini saat Netijah Muslimīn sedang giat menyerang akun-akun begundal Yahūdi Zionist Isra-Hell, seseakun –sebagaimana screenshot terlampir– berfatwa bahwa bully itu dilarang di dalam Islām, sedangkan syair itu menurutnya bukanlah bullying.


❓ Seperti biasa pertanyaannya adalah: benarkah pendapat yang demikian…?

❔ Maka kita jawab dengan bertanya: apakah ada dasarnya memerangi musuh dengan lisan…?

✅ Ternyata ada…!

📌 Kata Baginda Nabī ﷺ‎:

جَاهِدُوا الْمُشْرِكِينَ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ وَأَلْسِنَتِكُمْ !

(arti) _“Perangilah kaum Muṡrikīn dengan harta, dengan jiwa, dan dengan lidah kalian!”_ [HR Abu Dāwūd no 2053; an-Nasāiyy no 3096; Aḥmad no 11798, 12097, 13146; ad-Dārimiyy no 2475].

Bahkan dalam suatu kesempatan, penyair Ḥassān ibn Ṫābit رضي الله تعالى عنه diperintahkan untuk menyerang kaum Kāfir Quroiṡ dengan syair-syairnya.

📌 Kata Baginda Nabī ﷺ‎:

اهْجُوا قُرَيْشًا فَإِنَّهُ أَشَدُّ عَلَيْهَا مِنْ رَشْقٍ بِالنَّبْلِ … إِنَّ رُوحَ الْقُدُسِ لَا يَزَالُ يُؤَيِّدُكَ مَا نَافَحْتَ عَنْ اللهِ وَرَسُولِهِ

(arti) _“Seranglah dengan syair itu kaum Quroiṡ, karena itu lebih menyakitkan bagi mereka dibandingkan anak panah … Sungguh Rūḥul-Qudus akan selalu membersamaimu apabila kamu bersyair membela Allōh dan Rosūl-Nya.”_ [HR Muslim no 2490].

❔ Sekarang pertanyaan adalah apakah syair bisa menyakiti lawan?

Well… syair itu bukan hanya yang indah-indah dan pujian saja, karena para sastrawan dari zaman dahulu pun mengenal yang namanya syair untuk menyerang dan menjelek-jelekkan…

‼️ Atau dengan bahasa Anak Zaman Now: "bullying".

❔ Pertanyaan selanjutnya adalah: apabila bullying musuh diperbolehkan, maka bolehkah menggunakan kata-kata kasar? Adakah contohnya dari Salafuṣ-Ṣōliḥ?

✅ Ternyata ada…!

Yaitu manusia terbaik dari ummat Baginda Nabī ﷺ‎, yaitu Abū Bakr aṣ-Ṣiddiq رضي الله تعالى عنه, pernah mengata-ngatai musuh dengan kasar ketika peristiwa Ḥudaibiyah.

📌 Imām al-Buḳōriyy di dalam kitāb Ṣoḥīḥnya meriwayatkan bahwa Ibunda Àisah رضي الله تعالى عنها mengatakan bahwa Abū Bakr aṣ-Ṣiddiq رضي الله تعالى عنه berkata kepada Ùrwah ibn Masȕd – yang ketika itu masih kāfir) karena ia telah menghina Baginda Nabī ﷺ‎:

امْصُصْ بِبَظْرِ اللَّاتِ

(arti) _“Kamu hisap saja kl****is-nya al-Lāta!”_ [HR al-Buḳōriyy no 2731-3].

❗ Padahal Abū Bakr aṣ-Ṣiddiq itu dikenal dengan adabnya yang santun dan aḳlāq budi pekertinya yang tinggi, dan Baginda Nabī ﷺ‎ tak ada sama sekali menyalahkan Abū Bakr atas perkataannya itu.

Kemudian…

Ṣoḥābat mulia Ubayy ibn Ka`b رضي الله تعالى عنه pernah terang-terangan memaki orang yang berbangga-bangga dengan garis keturunannya memakai slogan-slogan Jāhiliyyah.

❗ Celaan Ubayy itu begitu buruk sehingga orang itu pun bertanya kenapa Ubayy sampai mengatakan demikian, padahal Ubayy tak dikenal sebagai orang yang suka berkata keji.

Apa jawab Ubayy ibn Ka`b?

📌 Ubayy رضي الله تعالى عنه mengatakan bahwa ia pernah mendengar Baginda Nabī ﷺ‎ bersabda:

مَنْ تَعَزَّى بِعَزَاءِ الْجَاهِلِيَّةِ فَأَعِضُّوهُ بِهَنِ أَبِيهِ وَلا تَكْنُوهُ‏

(arti) _“Siapa saja yang berbangga-bangga dengan garis keturunannya memakai slogan-slogan Jāhiliyyah, maka suruhlah ia menggigit p***s ayahnya, dan tak perlu memakai bahasa kiasan terhadapnya!”_ [HR al-Buḳōriyy, Adabul-Mufrod no 963; al-Baġowiyy, Ṡarḥus-Sunnah no 3541 ~ dinilai ṣoḥīḥ oleh Muḥammad Naṣīruddīn al-Albāniyy, Silsilah al-Ḥadīṫ aṣ-Ṣoḥīḥah no 269].

⚠️ Itu terjemahan secara letterlijk-nya ya dari ḥadīṫ-ḥadīṫ mulia di atas, dan rasanya dalam bahasa apapun penyebutan àurot itu adalah makian yang sangat kasar.

📍 Berdasarkan kedua ḥadīṫ mulia di atas, Ṡaiḳul-Islām Aḥmad ibn Àbdul-Ḥalīm ibn Taimiyyah al-Ḥarrōniyy mengatakan:

ولهذا قال من قال من العلماء إن هذا يدل على جواز التصريح باسم العورة للحاجة ، والمصلحة ، وليس من الفحش المنهي عنه ، كما في حديث أبيّ بن كعب …

(arti) _“Oleh karena itu, sebagian ùlamā’ mengatakan bahwa hal ini menunjukkan kebolehannya menyebut nama àurot secara terang-terangan apabila memang ada kebutuhan atau ada kemaslahatan yang ingin dicapai, dan hal ini tak termasuk dalam kategori perkataan yang tak senonoh yang diḥarōmkan, sebagaimana dalam ḥadīṫ Ubayy ibn Ka`b …”_ [lihat: Minhajus-Sunnah an-Nabawiyyah VIII/408-9].

‼️ Intinya kalau untuk MEMERANGI musuh dalam perang, maka diperbolehkan menggunakan kata-kata kasar dan bullying.

Demikian, semoga bermanfaat.


📖 RUJUKAN:
▪️ IslamQA – link: https://bit.ly/49TDpxf
▪️ IslamWeb – link: https://bit.ly/3N1wqIR

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Sutroh