Bantahan Terhadap "Jihād Harus Menyebabkan Kemenangan & Harus Kuat"

Lagi-lagi ada Badut Neo Murji-ah PENDAKU Salafiyy berusaha menggemboskan jihād kaum Muslimīn di tanah Filisṭīn.


Kali ini si Badut dalam pidatonya mengatakan bahwa Jihād Ṡarì itu harus menyebabkan kemenangan, dan kekuatan kaum Muslimīn harus lebih kuat dari musuhnya.

☠️ Jelas oknum ini adalah SANGAT DUNGU, terlepas ia katanya adalah murid dari para maṡaiḳ kibār.

Betapa tidak?

Pertama, memangnya orang pergi perang itu ada yang yakin 100% pasti menang perang? Makanya ada rancangan strategi, ada simulasi taktik, ada persiapan logistik, semuanya agar kemungkinan untuk menang itu menjadi semakin besar.

Namun bukan berarti jumlah yang besar, persiapan banyak, persenjataan yang mumpuni, adalah pasti menyebabkan menang. Bahkan sejarah peperangan kaum Muslimīn sebagian besar mencatat bahwa kaum Muslimīn adalah dalam keadaan jumlah yang lebih sedikit, perlengkapan yang lebih minim, dan logistik yang kurang memadai.

Contohnya pertempuran Badr yang mana Baginda Nabī ﷺ‎ itu berangkat dari Madīnah untuk tujuan awalnya adalah merampas kafilah dagang pimpinan Abū Sufyān, bukan untuk berperang. Makanya yang berangkat hanya "raiding party" sejumlah 313 orang, dengan 2 kuda & 70 unta saja, sebab pengawal kafilah dagang itu hanya sekitar 70 orang. Tetapi siapa sangka ternyata Allōh berkehendak kafilah dagang Abū Sufyān malah lolos, dan kaum Muslimīn justru dipertemukannya dengan pasukan tempur pimpinan Abū Jahal yang berjumlah lebih 1.000 orang, dengan sedikitnya 100 kuda & 600 unta. Seluruh kaum Muslimīn pasti tahu apa yang terjadi.

Baginda Nabī ﷺ‎ itu tak selalu menang di dalam pertempuran. Contohnya adalah pertempuran Uḥud, di mana kaum Muslimīn jelas kalah. Harus diīmāni bahwa menang & kalah itu Allōh pergilirkan sebagaimana firman-Nya:

إِن يَمْسَسْكُمْ قَرْحٌ فَقَدْ مَسَّ الْقَوْمَ قَرْحٌ مِّثْلُهُ وَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللهَ الَّذِينَ آمَنُوا وَيَتَّخِذَ مِنكُمْ شُهَدَاءَ وَاللهَ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ

(arti) _“Apabila kamu (pada perang Uḥud -pent) mendapatkan luka, maka sesungguhnya kaum (kāfir) itupun (pada perang Badr -pent) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran -pent), dan supaya Allōh membedakan orang-orang yang berīmān (dengan orang-orang kāfir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) ṡuhadā’. Dan Allōh tidak menyukai orang-orang yang ẓōlim.”_ [QS Āli Ìmrōn (3) ayat 140].

Bahkan jumlah yang besar pun belum tentu menyebabkan kemenangan, contohnya adalah pertempuran Ḥunain. Tentang ini Allōh memberikan peringatan di dalam firman-Nya:

لَقَدْ نَصَرَكُمُ اللهَ فِي مَوَاطِنَ كَثِيرَةٍ وَيَوْمَ حُنَيْنٍ إِذْ أَعْجَبَتْكُمْ كَثْرَتُكُمْ فَلَمْ تُغْنِ عَنكُمْ شَيْئًا وَضَاقَتْ عَلَيْكُمُ الْأَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ ثُمَّ وَلَّيْتُم مُّدْبِرِينَ

(arti) _“Sungguh-sungguh Allōh telah menolong kamu di medan pertempuran yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Ḥunain, yaitu di waktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlah(mu), maka jumlah yang banyak itu tak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan Bumi yang luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari ke belakang dengan bercerai-berai.”_ [QS at-Taubah (9) ayat 25].

⚠️ Jihād itu BUKAN tentang menang atau kalah. Tidak, sama sekali bukan itu… akan tetapi jihād adalah tentang mencari keriḍōan Allōh dengan menegakkan amar ma’rūf nahyi munkar.

Makanya pada QS Āli Ìmrōn ayat 140 di atas Allōh menyebutkan soal keṡahīdan. Sebab kalau cuma tujuannya hanyalah kemenangan di Dunia, maka kasihan dong mujahiddīn yang gugur di medan tempur? Hamzah ibn Àbdul-Muṭollib, Àbdullōh ibn Jubair ibn an-Nu‘mān, Zaid ibn Ḥāriṫah, Ja‘far ibn Abī Ṭōlib, Àbdullōh ibn Rowāḥah رضي الله تعالى عنهم dan para ṡuhadā’ lain yang gugur itu semua dalam pertempuran yang kaum Muslimīn "kalah", lantas apakah mereka jadinya sia-sia?

Tidak begitu "Matematika"-Nya Allōh, Pulgoso!

Ingatlah para mujahiddīn itu sedang berjual-beli dengan Allōh, sebagaimana firman-Nya:

إِنَّ اللهَ اشْتَرَىٰ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُم بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنجِيلِ وَالْقُرْآنِ وَمَنْ أَوْفَىٰ بِعَهْدِهِ مِنَ اللَّهِ فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُم بِهِ وَذَٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

(arti) _”Sungguh-sungguh Allōh telah membeli dari orang-orang mu’min diri & harta mereka dengan memberikan Syurga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allōh, lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) Janji yang benar dari Allōh di dalam Taurōt, Injīl, dan al-Qur-ān. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allōh? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.”_ [QS at-Taubah (9) ayat 111].

Maka begitu juga apa yang terjadi sekarang di Filisṭīn.

Sungguh memuakkan bisa-bisanya kamu menuduh para Mujahiddīn di Filisṭīn malah menumpahkan darah rakyat dengan sia-sia?

Apa tidak boleh penduduk Ġaza membela negerinya melawan kolonial Yahūdi Zionist dengan apa yang mereka miliki, hanya dengan alasan banyaknya korban jiwa & kerugian material?

Kalau korban jiwa dan harta yang jadi alasan, kenapa kamu mendukung junjunganmu si Muḥammad ibn Salmān berperang di Yaman sejak 2015 melawan gerilyawan Rōfiḍoh Ḥūṫīyyūn, padahal perang itu telah menyebabkan kematian lebih dari 377.000 ribu penduduk Yaman (termasuk korban konflik, kelaparan, dan wabah yang tak tertangani dengan baik akibat dari konflik)?

Perang di Yaman itu telah memakan begitu banyak korban jiwa, namun belum ada hasil yang menguntungkan. Maka di mana letak prinsipmu "jihād yang benar harus menang" itu, eh Pulgoso?

Oya, kamu pasti mendukung pemberontakan si Ḳolīfah Bilqōsim Ḥaftar di Libya yang telah menyebabkan ±15.000 korban jiwa antara tahun 2014 - 2020.

Padahal kedua perang di atas itu jelas keẓōliman, tapi kamu dukung dengan sepenuh hatimu.

Mirisnya, sekarang kamu malahan ngegas menentang perang melawan Yahūdi Zionist penjajah tanah Filisṭīn dan penista Masjid al-Aqṣō karena kamu tak mau jatuh korban jiwa dan harta…?!?

Sungguh memuakkan standar gandamu itu, wahai Badut Neo Murji-ah PENDAKU Salafiyy…!!!

#ÀmaliyahṬoufānilAqṣō

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Sutroh