Hati Yang Merindu

Rindu kepada kekasih hati itu bisa terjadi pada siapa saja, tak peduli umur, jabatan, atau status sosial.


Ada yang bucin sampai membuat mega project Taj Mahal sehingga kas kerajaan pun hampir bangkrut. Syah Jehan tak mampu keluar dari kesedihan terhadap kematian Mumtaz Mahal.

Sebaliknya, ada yang menjadi pelajaran keagungan cinta, bukti bahwa cinta itu tidak menuntut pengorbanan, tapi orang yang mencinta berkorban dengan tulus untuk yang dicintainya. Sampai-sampai junjungan kita, Baginda Nabī ﷺ‎, pun begitu merindu kepada Ibunda Khodījah رضي الله تعالى عبها hingga saat kalung warisannya Ibunda Khodījah yang dipakai untuk menebus menantunya yang kāfir membuat hati suci Beliau ﷺ‎ sedih… atau ketika mendengar suara dari saudara dari Ibunda Khodījah yang sangat mirip dengan suara Ibunda Khodījah, Beliau ﷺ‎ langsung senang, bangkit dan menyambutnya…

Begitulah cinta… salah satu pemberian terindah dari Allōh yang Maha Indah.

Karenanya, if you have found someone that you want to spend the rest your life with… jangan hanya sampai di situ, tetapi berdo'alah, memohonlah dengan sungguh-sungguh kepada Allōh:

ٱللّٰهُمَّ كَمَا جَمَعْتَنَا فِي الدُّنْيَا فَاجَمَعْنَا بِرَحْمَتِكَ فُي الْجَنَةِ
{allōhumma kamā jama‘tanā fid-dunya fajma‘nā birohmatika fil-jannati}

(arti) “Wahai Allōh, sebagaimana Engkau telah mengumpulkan kami di Dunia, maka dengan rahmat-Mu kumpulkan pula kami di Ākhirot kelak di dalam Syurga-Mu.”

4N

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Sutroh