Nila Setitik?

Saya sebenarnya wait & see terhadap perkara pembunuhan yang terjadi di sebuah Pondok Pesantren itu.


Tetapi muncul narasi membela untuk melawan narasi jahat kaum CeBiPang dengan menukil pepatah, "karena nila setitik, rusak susu sebelanga", jadi kesannya kematian itu dianggap "setitik".

Subḥānallōh…

‼️ Perkara pembunuhan itu sama sekali BUKAN perkara yang sepele.

🚫 Tidak bisa dipakaikan pepatah "karena nila setitik" sehingga jangan sampai "rusak susu sebelanga".

Karena di dalam agama kita jelas tidak begitu.

📌 Kata Baginda Nabī ﷺ‎:

لَزَوَالُ الدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللَّهِ مِنْ قَتْلِ مُؤْمِنٍ بِغَيْرِ حَقٍّ

(arti) _“Hilangnya Dunia adalah lebih ringan bagi Allōh dibandingkan dengan terbunuhnya seorang Mu’min tanpa haq.”_ [HR an-Nasā-ī no 3987-90; at-Tirmidzī no 1455; Ibnu Mājah no 2619].

Ancaman membunuh seorang Mu’min tanpa haq itu juga sangat jelas di dalam al-Qur-ān.

📌 Kata Allōh ﷻ‎ di dalam firman-Nya:

وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا

(arti) _“Dan siapa saja yang membunuh seorang Mu’min dengan sengaja, maka balasannya ialah Neraka Jahannam, ia kekal di dalamnya dan Allōh murka kepadanya dan mela‘natinya, serta menyediakan adzāb yang besar baginya.”_ [QS an-Nisā’ (4) ayat 93].

‼️ Bahkan, siapapun terlibat yang terlibat di dalam pembunuhan seorang Mu’min, termasuk juga menyembunyikan dan berusaha menutup-nutupi, diancam oleh Allōh ﷻ‎ dengan adzāb Neraka.

📌 Kata Baginda Nabī ﷺ‎:

لَوْ أَنَّ أَهْلَ السَّمَاءِ وَأَهْلَ الأَرْضِ اجْتَمَعُوا عَلَى قَتْلِ مُسْلِمٍ لَكَبَّهَمُ اللهُ جَمِيعًا عَلَى وُجُوهِهِمْ فِي النَّارِ

(arti) _“Seandainya penduduk Langit dan penduduk Bumi berkumpul membunuh seorang Muslim, maka sungguh Allōh akan memasukkan mereka semua dengan wajah mereka ke dalam Neraka!”_ [HR ath-Thobrōnī, al-Mu’jam ash-Shoghīr I/340 no 565. ~ dinilai shohīh oleh Muḥammad Nāshiruddīn al-Albāni, Shohīh at-Targhīb wat-Tarhīb no 2443].

So jangan pernah anggap remeh pembunuhan seorang Mu’min ya? Jangan!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Sutroh