Al-Qur-ān Bukan Numerology


Berlalu di linimassa saya sebuah tulisan yang bermaksud mengagungkan al-Qur-ān akan tetapi dengan cara yang SALAH.

Salah bagaimana…?

Salah karena mengaitkan-ngaitkan elemen "Besi" yang mempunyai 4 Isotop stabil yang mana salah satunya adalah Fe-57 dan Fe-58 dengan QS al-Hadīd yang kebetulan memiliki nomor urut ke-57 (jika dihitung dari depan, mulai dari QS al-Fāthihah) dan-58 (jika dihitung dari belakang, mulai dari QS an-Nās). Kemudian dikatakannya lagi bahwa jumlah kata dalam QS al-Hadīd yang 574 itu merupakan jumlah seluruh isotop besi yang stabil.

Subhānallōh…

Sebenarnya ini bukan hal baru, karena waktu gempa besar di Padang tahun 2009 lalu, juga ada yang mengaitkan waktu terjadinya jam 17:16 WIB dengan QS 17 ayat 16.

Subhānallōh…

Sungguh ini adalah KESESATAN yang nyata…!

Bagaimana tidak…?

Urutan ayat dalam al-Qur-ān itu memang tauqifi (arti: berdasarkan petunjuk wahyu), sedangkan urutan surah pada mus-haf ‘Utsmānī yang kita kenal menurut pendapat yang kuat dari para ‘ulamā’ adalah tidak.

Iya, tidak.

Buktinya dahulu mus-haf milik Shohābat ‘Alī ibn Abī Thōlib رضي الله تعالى عنه itu urutan surahnya adalah berdasarkan urutan turunnya (di mana surah pertama adalah al-‘Alaq, lalu al-Muddattsir, lalu Nūn, lalu al-Qolam, lalu al-Muzzamil, dst). Sedangkan pada mus-haf milik Shohābat ‘Abdullōh ibn Mas‘ūd رضي الله تعالى عنه dimulai dari surah al-Baqoroh, lalu an-Nisā’, lalu Āli ‘Imrōn. Adapun mus-haf milik Shohābat Ubay ibn Ka‘ab رضي الله تعالى عنه dimulai dengan surah al-Fāthihah, lalu al-Baqoroh, an-Nisā’, Āli ‘Imrōn. Jadi itu saja menunjukkan bahwa urutan surah itu berbeda-beda, dan standar penomoran itu dikenal belakangan, karena para Shohābat رضي الله تعالى عنهم TIDAK mengenali nomor surah, akan tetapi mereka mengenali namanya.

Begitu juga dengan jumlah ayat, apakah "Basmalah" dihitung sebagai bagian dari suatu surah atau tidak? Sebab itu khilafiyah di kalangan ‘ulamā’. Sebagian ‘ulamā’ mengatakan bahwa Basmalah BUKAN bagian dari surah al-Fāthihah dan bukan pula surah lainnya, yang mana ini adalah pendapat dari Imām Abū Hanifah رحمه الله تعالى dan Imām Mālik ibn Anas رحمه الله تعالى. Begitu juga Imām Muhammad ibn Idrīs asy-Syāfi‘ī رحمه الله تعالى berpendapat bahwa Basmalah merupakan bagian dari surah al-Fāthihah akan tetapi bukan bagian surah-surah yang lainnya. Nah dari ini saja, apakah masih valid jumlah kata itu kalau dihitung dengan memasukkan Basmalah atau tidak.


Jadi intinya, mengaitkan-ngaitkan al-Qur-ān dengan angka-angka semisal nomor surah atau jumlah kata dengan kejadian atau nomor atom, atau apalah, maka itu KESESATAN.

Bukan untuk itu al-Qur-ān yang agung lagi mulia itu diturunkan dari Langit ke-7.

هدانا الله و إياكم أجمعين

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Sutroh