The Fall of US Dollar




Sudah ada tahu kan rate inflasi di Dunia ini lagi tinggi di mana-mana, apalagi di Turki yang sampai 70% dan bahkan Amrik yang 8%?

Mungkin pada bertanya, apa sih sebabnya inflasi di Amrik itu sampai lebih dari 8%, bahkan tertinggi dalam 4 dekade terakhir?

Sebenarnya ini adalah akibat The Fed (Bank Sentral-nya Amrik) yang melonggarkan Kebijakan Moneter-nya di 2020 s/d sekarang, dalam rangka "menyelamatkan" perekonomian Amrik menghadapi Pandemi Global CoViD-19.

Kita tahu The Fed itu adalah "pabrik uang" nomor satu di Dunia. Iya literally "pabrik uang" karena memang uang yang dicetak oleh The Fed itu adalah "Fiat Money" sehingga ketika The Fed menerapkan "pelonggaran" kebijakan moneter, maka Dunia pun kebanjiran USD.

Bagaimana The Fed melakukan apa yang dilakukannya itu?

Pertama, The Fed merendahkan tingkat suku bunga (Federal Funds Rate) jadi mendekati 0%. Apa akibatnya? Ya tentunya orang akan menjual semua surat utang yang dimilikinya (dan menukarnya menjadi asset lain yang memiliki imbal yang lebih besar), thus pasar pun kebanjiran USD.

Kedua, The Fed melakukan "Quantitative Easing" dengan membeli begitu banyak surat-surat utang, dan akibatnya lagi-lagi pasar kebanjiran USD.

Ketiga, The Fed melakukan "Forward Guidance". Ini intinya The Fed mengatakan bahwa suku bunga itu akan terus berada di level rendah karena mereka mau USD banyak beredar, thus tingkat konsumsi meningkat dan tentunya labor unemployment rate akan turun karena produksi harus naik akibat demand barang / jasa meningkat.

Selain itu, The Fed juga melakukan support ke Pasar Finansial dengan memberikan pinjaman ke perusahaan-perusahaan sekuritas.

Kemudian yang lebih "ajaib" adalah The Fed bahkan memberi pinjaman ke perusahaan-perusahaan yang dianggapnya sebagai "major employers". Ini makanya kita lihat orang-orang super rich semisal Elon Musk, Jeff Bezos, dlsb menjadi semakin kaya karena nilai saham perusahaannya di Stock Market naik.

Intinya orang-orang yang menggawangi The Fed itu berteori bahwa kalau supply uang diperbesar, maka masyarakat jadi punya uang, lalu mereka membeli produk (permintaan meningkat), dan produksi meningkat untuk menjawab demand, dst.

Tapi benarkah itu terjadi?

Well to some part iya, akan tetapi kebanyakan yang beruntung ya para pengusaha yang dekat dengan lingkaran kekuasaan juga…

Adapun rakyat kebanyakan, ya menderita karena tingkat inflasi yang jadi besar…

Tingkat inflasi yang besar ini berpotensi menjadi krisis inflasi yang biasanya ditandai booming-nya pasar saham dan makin kayanya sekelompok kecil orang. Apalagi dengan adanya perang Russia & Ukraina, sehingga harga bahan makanan (gandum & minyak goreng) dan energy (BBM & coal) pun jadi melonjak tajam.

Ini semua bisa ke keadaan yang sangat menyeramkan yaitu STAGFLATION (gabungan stagnasi pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi yang tinggi sekaligus tingginya tingkat pengangguran).

Bagaimana ini bisa sampai terjadi?

Ya apalagi kalau bukan karena sistem uang yang dipakai adalah "Uang Fiat" yang memang hakikatnya tak ada nilai intrinsiknya sama sekali…

Sebenarnya tinggal ditunggu saja "gong"nya saja kapan orang tak percaya lagi sama USD lalu tak mau lagi memegang USD, dan setelah itu semua Uang Fiat di Dunia akan tumbang berurutan dengan cepat layaknya batu domino tumbang…

Ini sebenarnya adalah road to Dīnār (emas) & Dirham (perak) untuk kembali menjadi alat pembayaran yang diterima luas oleh manusia sebagaimana di dalam sebuah riwayat:

ﻳَﺄِﰐْعَلَى النَاسِ زَمَانﻻَيَنْفَعُ فِيْهِ اِﻻَالدِيْنَارُ وَالدِرهَمُ

(arti) _“Akan datang suatu masa pada ummat manusia di mana pada masa itu tidak ada yang bermanfaat kecuali Dīnār (emas) dan Dirham (perak).”_

Walau apa yang diriwayatkan oleh Imām Ahmad ibn Hanbal tersebut oleh para ahli hadīts sanadnya dianggap lemah karena terputus (munqothi’), namun maknanya benar karena pada akhir zaman semuanya akan kembali seperti pada masa lalu lagi sebagaimana dinubuwahkan oleh Baginda Nabī ﷺ di dalam riwayat yang shohīh di mana perang pun akan kembali memakai pedang, tombak, dan panah.

Demikian kisah pagi ini dari seorang yang tidak pernah kuliah di Fakultas Keutangan dan tidak pernah mondok menghapalkan nama-nama ikan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Sutroh