Masjid Dhirōr




Mungkin sebagian kaum Muslimīn di Amrik diherankan dengan Grandma Bull yang membangun Masjid lalu diresmikan oleh si Jaekidi.

Maka tak usah heran, karena pada masa lalu pun telah datang kepada Baginda Nabī ﷺ‎ orang-orang (munāfiq) yang membangun Masjid dengan alasan untuk orang-orang yang sakit maupun yang mempunyai keperluan pada malam yang sangat dingin dan hujan. Bahkan mereka mengundang Baginda Nabī ﷺ‎ untuk datang dan sholāt di Masjid tersebut.

Adalah Abū Amir ar-Rōhib salah satu pentolan kaum Munāfiqīn di Madīnah yang memprakarsai pembangunan Masjid itu dengan tujuan sebenarnya mendatangkan kemudhorotan kepada kaum Muslimīn, dan jika Baginda Nabī ﷺ‎ datang dan sholāt di Masjid mereka itu, maka mereka mendapat justifikasi atas Masjid mereka itu sehingga makin mudah mereka menebarkan fitnah, syubhāt, hasutan, perpecahan, dan kebencian di kalangan kaum Muslimīn.

Maka Allōh ﷻ‎ melarang Baginda Nabī ﷺ‎ dan kaum Muslimīn untuk sholāt di Masjid yang dibangun kaum Munāfiqīn itu.

📌 Kata Allōh ﷻ‎ di dalam firman-Nya:

لَا تَقُمْ فِيهِ أَبَدًا ۚ لَّمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى التَّقْوَىٰ مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَن تَقُومَ فِيهِ ۚ فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَن يَتَطَهَّرُوا ۚ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ 

(arti) _“Janganlah kamu sholāt di dalam Masjid itu selama-lamanya. Sungguh-sungguh Masjid yang didirikan atas dasar ketaqwaan sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholāt di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allōh menyukai orang-orang yang bersih.”_ [QS at-Taubah (9) ayat 108].

Setelah turun ayat suci tersebut, Baginda Nabī ﷺ‎ mengutus Mālik ibn Dukhsyum رضي الله تعالى عنه yang merupakan keluarga dari Banī Salim dan Ma‘an ībn Adi dengan perintah untuk pergi mendatangi Masjid yang didirikan oleh orang-orang zhōlim, kemudian menghancurkan dan membakarnya.

Maka keduanya pun berangkat, dan sesampainya di perkampungan Banī Sālim, Mālik berkata kepada Ma‘an: "Tunggu sebentar, saya akan mengambil api dari rumah keluargaku."

Sesaat kemudian Mālik keluar dengan membawa pelepah qurma yang dibakar dan berjalan dengan Ma‘an menuju ke Masjid itu, lalu ia membakar dan menghancurkannya sehingga orang yang berada di dalamnya tunggang-langgang berlarian keluar. Kisah ini dapat ditemukan pada Tafsīr Ibnu Katsīr, Tafsīr al-Qurthubi, dan Tafsir as-Sa‘di berkenaan dengan QS at-Taubah ayat 108-110 di atas.

Itulah yang dikenal dengan nama "Masjid Dhirōr", dan begitulah Pemerintahan Islām melindungi kaum Muslimīn dari kaum Munāfiqīn.

Demikian, semoga dapat dipahami.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Sutroh