Jangan Jadi Pengikut Selebriti!




Adalah suatu fenomena di kalangan sebagian kaum Muslimīn di Zaman Now ini mengglorifikasi kematian orang-orang. Hal ini mencemaskan sebenarnya, karena itu berhubungan dengan ‘aqīdah kita. Saya melihat ini memang pengaruh dari begitu banyaknya akun-akun sosial media para Selebriti yang mengangkat masalah tersebut, dan Netizen Muslim pun ikut terharu-biru…

Hal ini lalu saya bawa diskusi kepada salah seorang ustādz sahabat saya, dan beliau mengatakan bahwa ini memang fenomena yang disebutkan di dalam al-Qur-ān sebagai fenomena pengikut Selebriti…

Iya, al-Qur-ān menyebutkan fenomena ini.

❓ Pertanyaannya, siapa Selebriti di Zaman Doeloe, zaman waktu al-Qur-ān diturunkan oleh Allōh ﷻ dari Langit kepada Baginda Nabī ﷺ…?

⇒ Siapa lagi kalau bukan para "penyair"…?

Iya, para penyair yang menggubah kata-kata yang mampu mengharu-birukan perasaan orang. Para penyair yang syairnya ketika dilantunkan dengan mendayu-dayu mampu membuai emosi. Padahal apa yang dikatakan oleh para penyair itu belum tentu benar, bahkan bisa jadi malah menyesatkan.

Maka apa kata Allōh ﷻ tentang hal itu?

📌 Kata Allōh ﷻ di dalam firman-Nya:

 وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْتَرِي لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًا أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ 

(arti) _“Dan di antara manusia ada orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan manusia dari jalan Allōh tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allōh itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh adzāb yang menghinakan.”_ [QS Luqmān (31) ayat 6].

❗ Perkataan para penyair itu memang bisa menghipnotis bahkan menyesatkan manusia, sehingga Baginda Nabī ﷺ pun memberikan peringatan terhadapnya.

📌 Kata Baginda Nabī ﷺ:

إِنَّ مِنَ الْبَيَانِ سِحْرًا

(arti) _“Sungguh pada sebagian dari bayān itu adalah sihir.”_ [HR al-Bukhōrī no 5146, 5767; Abū Dāwūd no 5007, -9, -11; at-Tirmidzī no 2028; Ahmad no 2298, 2625, 2675, 2869, 4422, 4981, 5039; Mālik no 1901].

Para ‘ulamā’ menjelaskan bahwa bayān atau kata-kata berlebihan yang memaksakan puitis dan bersajak itu tak baik karena ia bisa membuai perasaan dan mengharu-birukan emosi. Makna sihir dalam perkataan itu adalah: membungkus kebāthilan seperti menjadi kebenaran, atau niyat buruk yang dibungkus dengan perbuatan yang terlihat seakan baik.

‼️ Jadi jelas ya, penyair-penyair itu sebagian ada yang berbahaya karena menyesatkan?

Maka sekarang kita lihat apa kata Allōh ﷻ tentang para pengikut dari para penyair tersebut…

📌 Kata Allōh ﷻ di dalam firman-Nya:

وَٱلشُّعَرَآءُ يَتَّبِعُهُمُ ٱلۡغَاوُۥنَ

(arti) _“Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat.”_ [QS asy-Syu‘arō’ (26) ayat 29].

Subĥānallōh…!

☠ Iya, vonis sesat kepada para pengikut penyair yang menyesatkan itu…!

❓ Kenapa bisa sesat?

Ya iyalah, lihat saja sekarang kelakuan dari sebagian followers para Seleb itu di Zaman Now, mereka akan mengiyakan dan membenarkan setiap perkataan dari si Seleb itu. Misalnya para Seleb itu di kanal YouTube-nya mengatakan kalau si Anu masuk Syurga karena begini dan begitu sebab ia mati dalam keadaan demikian dan demikian, maka followers-nya pun langsung mengiyakan dan membenarkan. Atau si Seleb membenci ust Fulān dalam reels-nya di akun Tiktok atau story Instagramnya, maka followers-nya pun ikut membenci ust Fulān. Begitulah keadaan followers dari para Seleb itu.

Makanya di dalam sebuah hadīts mulia yang sangat masyhur, Baginda Nabī ﷺ mengatakan bahwa seseorang itu dikumpulkan bersama dengan siapa yang dicintai (diikutinya) kelak di Hari Qiyāmat.

📌 Kata Baginda Nabī ﷺ:

الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

(arti) _“Seseorang itu bersama dengan orang yang ia cintai pada Hari Qiyāmat.”_ [HR at-Tirmidzī no 3535 – riwayat lain semisal tetapi tanpa perkataan "الْقِيَامَة" juga diriwayatkan oleh Imām al-Bukhōrī, Muslim, dan yang lainnya].

⚠ Maka dari itu, berhati-hatilah terhadap para Seleb itu, jangan asal ditelan saja semua perkataan mereka. Jangan asal ditonton saja semua video mereka di YouTube atau Tiktok, atau reels mereka di IG dan FB, lalu diiyakan, dibenarkan, dan diikuti. Jangan…! Tetapi saringlah, timbanglah memakai akal sehat dengan petunjuk Syari‘at Islām.

Kita berdo'a:

اَللّٰهُـمَّ إِنِّـي أَعُـوذُ بِكَ أَنْ أَضِـلَّ أَوْ أُضَـلَّ أَوْ أَزِلَّ أَوْ أُزَلَّ أَوْ أَظْلِـمَ أَوْ أُظْلَـمَ أَوْ أَجْهَلَ أَوْ يُـجْهَلَ عَلَـيَّ
{allōhumma innī a-‘ūdzubika an adhilla au udholla au azilla au uzalla au azhlima au uzhlama au ajhala au yujhal ‘alayya}

(arti) "Wahai Allōh, saya sungguh-sungguh berlindung kepada-Mu dari kesesatan diriku atau disesatkan oleh orang lain, dari ketergelinciran diriku atau digelincirkan oleh orang lain, dari menzhōlimi diriku atau dizhōlimi oleh orang lain, dari berbuat kebodohan atau dibodohi oleh orang lain."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Sutroh