Kita Tidak Menilai Niyat Dalam Hati




Si Botak Sotoy katanya minta ma'af, katanya gak ada niyat buruk.

Baiklah…

Kita kaum Muslimīn memang tidak bisa -bahkan tidak boleh!- menilai niyat orang apa, karena niyat itu perkara ghoib yang ada di dalam hati sanubari.

Bahkan junjungan kita Baginda Nabī ﷺ‎ mencela Shohābat Usāmah رضي الله تعالى عنه yang tetap membunuh musuh di medan tempur karena dianggapnya mengucapkan Syahadat hanya karena orang itu takut dibunuh (bukan benar-benar sungguh-sungguh berislām).

📌 Kata Baginda Nabī ﷺ‎:

أَفَلاَ شَقَقْتَ عَنْ قَلْبِهِ حَتَّى تَعْلَمَ أَقَالَهَا أَمْ لاَ

(arti) _“Mengapa kamu tak belah saja dadanya agar kamu dapat mengetahui (niyat di hatinya), apakah ia mengucapkannya karena takut saja atau tidak?”_ [HR Muslim no 96].

❌ Jadi tak perlu ya kita nilai si Botak Sotoy itu dari perkara niyatnya membuat podcast-nya itu apa.

❌ Begitu pula kita tak perlu mempertanyakan apakah niyat dia jadi mu-allaf.

Jangan ya?

Tapi…

Kita lihat saja track record si Botak Sotoy itu bagaimana?

☠️ Membuat podcast kontroversial, lalu minta ma'af begitu jadi heboh. Begitu berkali-kali terjadi.

❓ Lalu bagaimana menyikapinya?

Oh ada petunjuknya dari Kholīfah ‘Umar ibn Khoththōb رضي الله تعالى عنه.

📍 Kata Kholīfah ‘Umar رضي الله تعالى عنه:

إِنَّ أُنَاسًا كَانُوا يُؤْخَذُونَ بِالْوَحْيِ فِي عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ وَإِنَّ الْوَحْيَ قَدْ انْقَطَعَ وَإِنَّمَا نَأْخُذُكُمْ الْآنَ بِمَا ظَهَرَ لَنَا مِنْ أَعْمَالِكُمْ فَمَنْ أَظْهَرَ لَنَا خَيْرًا أَمِنَّاهُ وَقَرَّبْنَاهُ وَلَيْسَ إِلَيْنَا مِنْ سَرِيرَتِهِ شَيْءٌ اللَّهُ يُحَاسِبُهُ فِي سَرِيرَتِهِ وَمَنْ أَظْهَرَ لَنَا سُوءًا لَمْ نَأْمَنْهُ وَلَمْ نُصَدِّقْهُ وَإِنْ قَالَ إِنَّ سَرِيرَتَهُ حَسَنَةٌ

(arti) _“Sungguh orang-orang telah mengambil wahyu (sebagai pedoman menilai orang -pent) pada masa hidup Rosūlullōh ﷺ, namun hari ini wahyu sudah terputus. Maka hari ini kita menilai kalian berdasarkan ‘amal-‘amal yang nampak (zhohir). Maka siapa yang secara zhohir menampakkan perbuatan baik kepada kita, kita percaya kepadanya dan kita dekat dengannya, dan bukanlah urusan kita apa yang tersembunyi darinya karena hal itu sesuatu yang menjadi urusan Allōh, dan Allōh yang akan menghitungnya. Sedangkan siapa yang menampakkan perbuatan yang buruk kepada kita, maka kita tidak akan percaya kepadanya dan tidak membelanya sekalipun dia mengatakan maksudnya baik.”_ [Atsar Riwayat al-Bukhōrī no 2641].

‼️ Jadi kita lihat saja track record si Botak Sotoy itu bagaimana, yaitu berkali-kali melakukan perbuatan buruk. Maka kita nilai ia adalah orang yang buruk, walau berbusa-busa mulutnya mengatakan dirinya tak bermaksud atau tak berniyat buruk.

Sederhana kan?

Oya, saya tadinya mau ikutan juga unsubscribe, tetapi ternyata saya tak pernah subscribe… 🤭

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Sutroh