Lebaran ‘Īdul-Ad-ha Berbeda Dengan Makkah?



Lagi-lagi kaum Muslimīn dibuat heboh dengan perkara bedanya antara hari ‘Īdul-Ad-ha di Indonesia dengan di Makkah sebab Rezim Pemerintahan di Indonesia dikarenakan jam Nusantara duluan 4 jam dibanding Makkah dan saat menjelang Maghrib hilāl tak terlihat lalu menetapkan 1 Juli 2022 sebagai tanggal 1 Dzul-Ḥijjah 1443, sedangkan Rezim Pemerintahan di KSA menetapkan 1 Dzul-Ḥijjah adalah pada tanggal 30 Juni.

Ini persoalan ijtihadiyah yang cukup pelik, sebab tak ada nash yang tegas dan jelas mengaturnya sehingga ‘ulamā’ pun berbeda pendapat…

❓ Namun kalau kita pakai hati nurani, maka hal tersebut bisa kita tanyakan kepada para pembuat hukum itu: "Bijakkah jika Indonesia menetapkan hari ‘Arofah yang berbeda dengan tanggalan wukuf di ‘Arofah?"

‼️ Iya, karena ‘Īdul-Ad-ha ini bukan perkara sekedar beda penetapan hilāl karena beda mathla’, tidak. Akan tetapi ‘Īdul-Ad-ha ini menyangkut ACARA BESAR wukuf di ‘Arofah pada tanggal 9 Dzul-Ḥijjah.

📍 Kata Dr Muhammad Sulaimān al-Asyqor:

إن المسلمين في جميع أقطار العالم الإسلامي قد أجمعوا إجماعاً عملياً منذ عشرات السنين على متابعة الحجاج في عيد الأضحى ولا يجوز لأي جهة أو مجموعة من الناس مخالفة هذا الإجماع

(arti) _“Ummat Islām di semua negara di Dunia Islām praktis telah sepakat selama puluhan tahun untuk mengikuti jamā‘ah hajji pada ‘Īdul-Ad-ha, dan tidak diperbolehkan bagi pihak atau sekelompok orang untuk bertentangan dengan konsensus ini.”_

Kenapa patokannya adalah wukuf di ‘Arofah?

📌 Karena kata Baginda Nabī ﷺ:

ٱلْحَجُّ عَرَفَةُ 

(arti) _“Hajji itu intinya adalah wukuf di ‘Arofah.”_

Terus masa kita berbeda sendiri dengan wukuf di ‘Arofah?

Rasanya ingin deh bilang ke si Yaqult: "Eh, lu aje yang wukuf sendirian di ‘Arofah ye?!?"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Sutroh