Masih Juga Percaya Dukun?




Si Dukun yang mengaku memegang remote AC di Langit ini ternyata lihai melihat situasi, saat ramai Netizen Tanah Air berbicara tentang berita hilangnya anak dari RK yang lagi berenang di sungai di Swiss, si Dukun pun memanfaatkan situasi demi ketenarannya.

Ada masih ada yang mau percaya sama dukun doengoe macam begini? Apa tidak mengambil pelajaran dari hilangnya Yana di Cadas Pangeran lalu oleh dukun dikatakan diculik "Siluman Ular Kuning"?
Tak usah pakai perlengkapan aneh-aneh segala dupa, kendi, dlsb, cukup pakai logika dan akal sehat saja kita bisa menduga bahwa kalau sudah lewat dari 24 jam tak ketemu, maka dari Statistik kemungkinan selamatnya akan semakin kecil.

Sungguh mengaku "dukun mahal " tetapi ramalan kelas teri, norak kampungan menjijikkan…!

Sebenarnya di dalam agama kita telah jelas tuntunan mengenai dukun ini, percaya dukun itu adalah KEBODOHAN.

☠ Karena Dukun itu penuh kedustaan…!

📌 Diriwayatkan dari Ibunda ‘Ā-isyah رضي الله تعالى عنها:

سَأَلَ أُنَاسٌ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ عَنْ الْكُهَّانِ فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ لَيْسُوا بِشَيْءٍ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ فَإِنَّهُمْ يُحَدِّثُونَ أَحْيَانًا الشَّيْءَ يَكُونُ حَقًّا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ تِلْكَ الْكَلِمَةُ مِنْ الْجِنِّ يَخْطَفُهَا الْجِنِّيُّ فَيَقُرُّهَا فِي أُذُنِ وَلِيِّهِ قَرَّ الدَّجَاجَةِ فَيَخْلِطُونَ فِيهَا أَكْثَرَ مِنْ مِائَةِ كَذْبَةٍ

(arti) _“Orang-orang bertanya kepada Rosūlullōh ﷺ tentang para kahin, maka Rosūlullōh ﷺ berkata kepada mereka: "Mereka bāthil!". Para Shohābat mengatakan: "Wahai Rosūlullōh, sungguh para kahin itu terkadang menceritakan sesuatu yang menjadi kenyataan?". Rosūlullōh ﷺ menjawab: "Itu adalah satu kalimat dari jinn, jinn mencuri dengar kalimat itu (dari Langit -pent) lalu membisikkannya pada telinga walī-nya seperti berkoteknya ayam. Kemudian para kahin itu mencampur pada kalimat itu dengan lebih dari 100 kedustaan."” [HR al-Bukhōrī no 5762, 7561; Muslim, no 2228].

Hadīts ini adalah penjelasan dari firman Allōh ﷻ di dalam al-Qur-ān, yaitu:

هَلۡ أُنَبِّئُكُمۡ عَلَىٰ مَن تَنَزَّلُ ٱلشَّيَٰطِينُ ۝ تَنَزَّلُ عَلَىٰ كُلِّ أَفَّاكٍ أَثِيمٍ ۝ يُلۡقُونَ ٱلسَّمۡعَ وَأَكۡثَرُهُمۡ كَٰذِبُونَ

(arti) _“(Wahai manusia) Maukah Aku beritahukan kepada kalian kepada siapa Syaithōn-Syaithōn itu turun? Mereka (Syaithōn) turun kepada setiap pendusta yang banyak berbuat berdosa, lalu para Syaithōn itu menyampaikan hasil pendengaran mereka sedangkan kebanyakan orang yang disampaikan itu adalah para pendusta (pula).”_ [QS asy-Syu‘arō (26) ayat 221-223].

❓ Lalu bagaimana hukumnya mendatangi dukun itu?

🔥 Mendatangi dan bertanya kepada mereka tentang sesuatu, tanpa membenarkannya (hanya sekedar bertanya saja) maka ini hukumnya dosa yang sangat besar bahkan dan tidak diterima sholātnya selama 40 hari.

📌 Kata Baginda Nabī ﷺ:

مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَىْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً

(arti) _“Siapa saja yang mendatangi tukang ramal, kemudian bertanya tentang sesuatu hal kepadanya, maka tidak akan diterima shalat orang tersebut selama 40 malam (hari).”_ [HR Muslim no 2230; Ahmad no 16041, 22138].

🔥 Bahkan kalau sampai membenarkan kabar yang disampaikan oleh si Dukun, maka ini adalah kekāfiran terhadap Allōh ﷻ dan Rosūl-Nya ﷺ.

📌 Kata Baginda Nabī ﷺ:

مَنْ أَتَى حَائِضًا أَوِ امْرَأَةً فِي دُبُرِهَا أَوْ كَاهِنًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ

(arti) _“Siapa saja yang berhubungan seksual dengan perempuan pada saat haidh, atau mendatangi duburnya, atau mendatangi tukang ramal kemudian membenarkan ucapannya, maka sungguh ia telah kāfir terhadap agama yang diturunkan kepada Muhammad.”_ [HR Abū Dāwūd no 3904; Ibnu Mājah no 639; Ahmad no 9779; ad-Dārimī no 1176].

‼️ Saking berbahaya dan buruknya para dukun itu, Shohābat ‘Abdullōh ibn Mas‘ūd رضي الله تعالى عنه menafsirkan "Syaithōn dari kalangan manusia" pada firman Allōh ﷻ

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا

(arti) _“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabī itu musuh, yaitu Syaithōn-Syaithōn (dari kalangan) manusia dan (dari kalangan) jinn, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah untuk menipu (manusia).” [QS al-An‘ām (6) ayat 112].

sebagai para dukun…!

Kita berdo'a:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لاَ أَعْلَمُ
{allōHumma innī a-‘ūdzu bika an usyrika bika wa anā a‘lamu wa astaghfiruka limā lā a‘lamu}

(arti) "Wahai Allōh, sungguh-sungguh saya berlindung kepada-Mu dari berbuat kesyirikan saat saya menyadarinya, dan saya memohon ampunan-Mu (dari berbuat kesyirikan) saat saya tidak menyadarinya."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Sutroh