Masa Begitu Cara Memperbandingkannya?

Terus terang, walaupun ‘ilmu Ekonomi saya sudah sangat karatan sebab terakhir kali saya benar-benar memakai ‘ilmu Ekonomi adalah saat bekerja di Konsultan Keuangan Syari‘ah (which is 20 years ago), akan tetapi saya tahu betul bahwa memperbanding harga secara langsung antara negara begini – link: https://bit.ly/3lAiiIz – adalah kacau sangat lah…?

❔ Bagaimana tidak…? 🤔

Kalau kita lihat GNP per capita (nominal) data tahun 2020 dari WorldBank – link: https://data.worldbank.org/indicator/NY.GNP.PCAP.CD – kita tahu:
▪ GNP per capita Amerika = $ 63.206,52
▪ GNP per capita Singapura = $ 59.757,75
▪ GNP per capita Jerman = $ 46.252,69
▪ GNP per capita Thailand = $ 7.186,87

❔ Question is: Indonesia itu berapa GDP per capita-nya…?

⇨ Cuma $ 3.869,59 Bro & Sis...! 😭

Tak usah dibanding dengan Amrik, Singapura atau Jerman, bahkan dengan Thailand cuma separuhnya lebih sedikit saja kita itu…

❌ Kan konyol kalau diperbandingan kayak gitu…?

Belum lagi kalau kita lihat minimum wage (gaji minimum)nya.

Datanya sebagai berikut:
▪ Minimum Federal wage di Amrik itu USD 5,15 /jam, dan jika diasumsikan bekerja sebulan 22 hari kerja tanpa lembur, maka 22 x 8 x USD 5,15 = USD 906,40 /bulan atau sekira Rp 13.281.201,94
▪ Singapura itu tak ada mininum wage, tetapi ada upah minimum bagi tukang bersih-bersih yaitu SGD 1.000 atau petugas keamanan SGD 1.100 /month, yang mana itu anggaplah setara dengan Rp 11.195.224,84
▪ Minimum wage di Jerman itu EUR 9,82 /jam, dan jika diasumsikan bekerja sebulan 22 hari kerja tanpa lembur, maka 22 x 8 x EUR 9.82 = EUR 1.728,32 /bulan atau sekira Rp 27.028.127,13

❔ Sementara berapa upah minimum di kita itu…?

Sedih kalau kita lihat Upah Minimum di kita, karena Upah Mininum Regional (UMR) tertinggi adalah Kota Bekasi, yaitu: Rp 4.816.921,- sedangkan UMR terendah di Jawa adalah Kabupaten Banjarnegara, yaitu: Rp 1.819.835,-

Jauh banget kan sama gaji minimum di luar sana…? 😭😭

Ah sudahlah…

Sebab, anggap saja pernyataannya itu memang sepertinya hanya ditujukan kepada para pengikut & pedukung setianya saja sebagai penguat dan hiburan, BUKAN untuk konsumsi orang-orang yang menggunakan akal sehat apalagi paham akan ‘ilmu Ekonomi. 🤦

Jadi salah kalau kita ambil pusing… wong kotak kardus saja digembok??? 😔

***MAS
Pengamat dari jauh Ekonomi (bukan lulusan Fakultas Keutangan dan tidak pernah mondok menghapal nama-nama ikan)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Sutroh