Kenapa Jadi Bodoh?

Kita saksikan betapa banyak orang yang memegang gelar "PhD" bahkan "Guru Besar", ternyata malah mengeluarkan pemikiran bodoh lagi konyol… dan kita saksikan pula bahwa mereka terafiliasi dengan golongan BongOri (SEPILIS) maupun golongan BongLaf (Neo-Murji-ah yang ber‘aqidah murji-ah ma‘al hukkâm khowârij ma‘ad du‘ât).
 Apa sebabnya seorang PhD bahkan Guru Besar bisa jadi begitu?
 Sebabnya tak lain adalah karena meyakini ‘aqidah yang sesat dan membela kebathilan.
Masa sih…?
Iya…!
Perhatikan apa kata الله Subhânahu wa Ta‘âlâ berikut ini tentang siapa-siapa saja orang yang bodoh itu…
.
.
1⃣ Orang yang munâfiq.
📌 Kata الله Subhânahu wa Ta‘âlâ menceritakan:
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ آمِنُوا كَمَا آمَنَ النَّاسُ قَالُوا أَنُؤْمِنُ كَمَا آمَنَ السُّفَهَاءُ أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ السُّفَهَاءُ وَلَٰكِن لَّا يَعْلَمُونَ
(arti) _“Apabila dikatakan kepada mereka: "Berîmânlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah berîmân!", mereka malah menjawab: "Akankah kami berîmân sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah berîmân?". Ingatlah, sungguh-sungguh merekalah orang-orang yang bodoh, akan tetapi mereka tak menyadarinya.”_ [QS al-Baqoroh (2) ayat 13].
⇛ Ayat ini menceritakan tentang shifat orang yang munâfiq. Orang yang munâfiq itu adalah orang yang bodoh.
SEPILIS itu adalah munâfiq, malah lebih buruk lagi, sebab mereka itu "zindiq".
.
.
2⃣ Penyembah berhala.
📌 Kata الله Subhânahu wa Ta‘âlâ:
وَإِن تَدْعُوهُمْ إِلَى الْهُدَىٰ لَا يَسْمَعُوا وَتَرَاهُمْ يَنظُرُونَ إِلَيْكَ وَهُمْ لَا يُبْصِرُونَ ۞ خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
(arti) _“Dan apabila kamu sekalian menyeru (berhala-berhala itu) untuk memberimu petunjuk, niscaya berhala-berhala itu takkan dapat mendengarnya. Dan kamu melihat berhala-berhala itu memandang padamu, padahal ia tak melihat. Jadilah kamu pema'af, dan suruhlah orang mengerjakan yang ma‘rûf, serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh.”_ [QS al-A‘rôf (7) ayat 198-199].
📌 Kata الله Subhânahu wa Ta‘âlâ menceritakan:
قَالَ إِنَّمَا الْعِلْمُ عِندَ اللَّهِ وَأُبَلِّغُكُم مَّا أُرْسِلْتُ بِهِ وَلَٰكِنِّي أَرَاكُمْ قَوْمًا تَجْهَلُونَ
(arti) _“(Hûd) Berkata: "Sungguh pengetahuan (tentang hal itu) hanya pada sisi Allôh dan aku (hanyalah) menyampaikan padamu apa yang aku diutus dengan membawanya, tetapi aku lihat kamu adalah kaum yang bodoh!".”_ [QS al-Ahqôf (46) ayat 23].
⇛ Ayat-ayat suci ini menceritakan tentang para penyembah berhala. Para penyembah berhala adalah orang-orang yang bodoh.
.
.
3⃣ Pengekor hawa nafsu.
📌 Kata الله Subhânahu wa Ta‘âlâ menceritakan:
قَالَ رَبِّ السِّجْنُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا يَدْعُونَنِي إِلَيْهِ وَإِلَّا تَصْرِفْ عَنِّي كَيْدَهُنَّ أَصْبُ إِلَيْهِنَّ وَأَكُن مِّنَ الْجَاهِلِينَ
(arti) _“(Yûsuf) Berkata: "Wahai Robb-ku, penjara adalah lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka padaku. Dan jika tak Engkau hindarkan dariku tipu-daya mereka, tentulah aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka), dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh!".”_ [QS Yûsuf (12) ayat 33].
⇛ Ayat ini menceritakan tentang orang yang memperturutkan hawa nafsu rendahannya. Para pengekor hawa nafsu itu adalah orang-orang yang bodoh.
.
.
4⃣ Orang yang tidak bertaqwa, tidak mengatakan perkataan yang benar, dan tidak ta'at kepada الله dan Rosûl-Nya.
📌 Kata الله Subhânahu wa Ta‘âlâ:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا ۞ يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا ۞ إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَن يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا
(arti) _“Wahai orang-orang mu’min, bertaqwalah kamu kepada Allôh dan ucapkanlah perkataan yang benar, niscaya Allôh memperbaiki baginu ‘amalan-‘amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan siapa saja yang menta'ati Allôh dan Rosûl-Nya, maka sungguh-sungguh ia telah mendapat kemenangan yang besar. Sungguh-sungguh Kami telah menawarkan amanat kepada Langit, Bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu, dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sungguh-sungguh manusia itu amat zhôlim dan amat bodoh!”_ [QS al-Ahzâb (33) ayat 70-72].
⇛ Ayat ini menceritakan bahwa orang yang bodoh itu adalah orang yang tidak bertaqwa, tidak mengatakan kebenaran, dan tidak ta'at kepada الله dan Rosûl-Nya. Intinya, merekalah orang yang mengkhianati perintah الله, mereka adalah orang-orang yang zhôlim.
Makanya, walau seseorang itu mengaku-ngaku mengusung al-Qur-ân dan as-Sunnah, tetapi kenyataannya mereka itu suka dusta, khianat ketika diberi amanah, suka ingkar janji, bahkan fâjir ketika berselisih, maka mereka adalah sesungguhnya adalah munâfiq!
Jangan tertipu dengan tampilan yang sok-sok nyunnah, sebab…
📌 Kata Baginda Nabî صلى الله عليه وسلم:
أَكْثَرُ مُنَافِقِي أُمَّتِي قُرَّاؤُهَا
(arti) _“Mayoritas orang yang munâfiq dari ummatku adalah qori’ (pembaca al-Qur-ân).”_ [HR Ahmad no 6344, 6445, 6448, 16727, 16769].
Munâfiq itu walau pandai membaca al-Qur-ân, pandai menerangkan al-Qur-ân, tetapi tetap saja pada hakikatnya mereka itu adalah orang yang bodoh. Karena mereka pada dasarnya hanya menggunakan ‘ilmu mereka untuk pembenaran kebejatan mereka dan untuk merusakkan Islâm dan Ummat Islâm.
📍 Kata Kholîfah ‘Umar ibn al-Khoththôb رضي الله عنه ketika menerangkan tentang apa yang dapat merusak bangunan Islâm:
َيَهْدِمُهُ زَلَّةُ الْعَالِمِ وَجِدَالُ الْمُنَافِقِ بِالْكِتَابِ وَحُكْمُ الْأَئِمَّةِ الْمُضِلِّينَ
(arti) _“Yang dapat menghancurkan Islâm adalah tergelincirnya seorang ‘ulamâ’, perdebatan orang munâfiq menggunakan al-Qur-ân, dan hukum para pemimpin yang menyesatkan.”_ [Atsar Riwayat ad-Dârimî no 220 ~ dishôhihkan oleh Husain Salim Asad ad-Daroni].
Maka apalagi zindiq SEPILIS, yang terang-terangan benci terhadap Islâm? Maka mereka itu lebih-lebih bodoh lagi, walau punya gelar mentereng PhD dari institusi pendidikan tinggi terkenal di Dunia sekalipun.
 Demikian, ternyata menjadi bodoh itu adalah pilihan.
والله اعلم ب الصواب
نسأل الله السلامة والعافية

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Sutroh