Pasang Photo Dapat Barokah?

Kalian itu mengakunya "Muslim" yang mentauhīdkan Allōh. Namun mirisnya, ketika ada yang posting bahwa seseoknum minta fotonya dipasang di sosial media karena yang pasang akan dido'akannya keberkahan, eh kalian malah berbondong-bondong pada pasang juga.


Memangnya siapa dia…?

Waliy majżūb…?

Helaaawww…???

Begini ya, kata "jażab" itu artinya letterlijknya adalah "ditarik" sehingga literalnya adalah: keadaan di mana seorang kehilangan kesadarannya tentang apa saja yang terjadi di sekitarnya → orang yang majżūb itu adalah orang yang kehilangan àql sehat…!

Sekarang mana ada orang yang kehilangan àql sehat karena asik sama Allōh…?

Tidak ada contohnya begitu…!

Baginda Nabī ﷺ‎ saja qiyamul-lail-nya Beliau bermesraan dengan Robb-Nya, tetap saja awas. Buktinya Beliau bisa membaca al-Qur-ān sampai 5 juz, lalu menepuk kaki Ibunda Ȁiṡah رضي الله تعالى عنها ketika mau bersujud.

Baginda Nabī ﷺ‎ saja ketika memimpin ṣolāt tetap awas terhadap keadaan ma’mūm-nya, buktinya Beliau ﷺ‎ membaca ayat pendek ketika mendengar suara anak menangis.

Tak ada ceritanya para Nabiyullōh mulai dari Nabī Ādam sampai Baginda Nabī ﷺ‎ itu bermesraan dengan Robbul-Ȁlamīn sampai jadi mabuk menari-nari berputar apalagi sampai hilang àql.

Tidak ada…!

Kenapa…?

Karena Ṡarīàt Islām ini diturunkan untuk orang yang telah BALIĠ (dewasa fisik) & BERÀQL (waras).

Tidak waras ya tidak dibebankan Ṡarīàt, dan masukkan ke RSJ.

Kalau mau cari barokah, ya minta kepada Allōh ﷻ‎, karena barokah itu asalnya dari Allōh, Sang Maha Pemberi Keberkahan.

Caranya adalah dengan membaca, memahami, dan mengàmalkan al-Qur-ān.

Kata Allōh ﷻ‎ di dalam firman-Nya:

وَهَٰذَا ذِكْرٌ مُّبَارَكٌ أَنزَلْنَاهُ أَفَأَنتُمْ لَهُ مُنكِرُونَ

(arti) _“Dan al-Qur-ān ini adalah suatu kitāb yang memiliki keberkahan yang telah Kami turunkan. Maka mengapa kamu mengingkarinya?”_ [QS al-Anbiyā’ (21) ayat 50],

dan di dalam ayat suci yang lain kata Allōh ﷻ‎:

كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِّيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ

(arti) _“Ini adalah sebuah kitāb yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan keberkahan, supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.”_ [QS Ṣōd (38) ayat 28].

Begitulah cara mendapatkan keberkahan, BUKAN dengan cara pasang foto seseoknum entah siapa lalu mengharapkan darinya barokah.

Malas amat ya cara beragamanya kalian itu…?

Makanya belajar Tauḥīd yang benar, jangan mengejek-ejek orang yang membagi jenis Ketauhīdan menjadi 3, sementara kalian sendiri Tauḥīd Rububiyyah & Tauḥīd Uluhiyyah-nya rusak berat.

Ayolah berpikir waras…?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Sutroh