Fenomena Artist Buka Ḥijāb

Sebenarnya kasus artis perempuan yang buka (melepas kebiasaan) berḥijāb itu sudah banyak kejadian sebelumnya, dan orang yang bukan artis pun juga banyak yang melakukannya.


Satu hal yang perlu diingat, yaitu: membuka (melepas kebiasaan) berḥijāb itu adalah dosa besar, dan tak dapat dibenarkan apapun juga alasannya. Ḥijāb itu perintah Allōh ﷻ‎ bagi perempuan Muslimah.

Namun, menyikapi perempuan Muslimah yang melepaskan kebiasaan berḥijāb itu, kita bisa membaginya ke dalam 2 golongan, yaitu:

Kelompok Pertama adalah mereka yang memang aslinya ingin menentang perintah Allōh. Menyikapi golongan ini, maka harus tegas, sebab niyat mereka itu buruk yaitu ingin menyerang Islām, dan biasanya mereka mengajak-ajak orang lain untuk mengikuti perbuatannya.

Adapun Kelompok Kedua, yaitu mereka yang mengalami "futur". Maka kepada golongan ini janganlah dicela, tetapi justru harus dirangkul. Sebab siapapun juga bisa terkena futur.

Kata Imām Muḥammad ibn Abī Bakr ibn al-Qoyyim al-Jauziyyah tentang kelakuan menjelek-jelekkan saudaranya yang telah melakukan dosa & kema’ṣiyatan:

ﻭَﻛُﻞُّ ﻣَﻌْﺼِﻴَﺔٍ ﻋُﻴِّﺮَﺕْ ﺑِﻬَﺎ ﺃَﺧَﺎﻙَ ﻓَﻬِﻲَ ﺇِﻟَﻴْﻚَ ﻳَﺤْﺘَﻤِﻞُ ﺃَﻥْ ﻳُﺮِﻳْﺪَ ﺑِﻪِ ﺃَﻧَّﻬَﺎ ﺻَﺎﺋِﺮَﺓٌ ﺇِﻟَﻴْﻚَ ﻭَﻻَ ﺑُﺪَّ ﺃَﻥْ ﺗَﻌْﻤَﻠَﻬَﺎ

(arti) _“Setiap ma’ṣiyah yang dijelek-jelekkan atas saudaramu, maka itu bisa jadi akan kembali padamu. Maksudnya, kamu bisa melakukan dosa tersebut.”_

Futur adalah rasa malas yang menjadi keengganan untuk beràmal & melakukan keta'atan.

Penyebab futur ini bisa bermacam-macam, antara lain:
- Lemahnya ìlmu agama.
- Pergaulan yang menjauhkan diri dari keta'atan, atau malah menyendiri tak memiliki teman bergaul orang-orang baik.
- Kecondongan hati kepada keduniawian.
- Godaan keluarga (istri & anak).
- Melakukan dosa & kema’ṣiyatan secara rutin tanpa merasa bersalah.
- Memakan harta ḥarōm.

Seseorang yang melepaskan ḥijāb itu bisa jadi karena saat ia berislām, lalu menikāh, ia tak diberikan pendidikan keagamaan yang baik oleh suaminya, dan ia tak menemukan teman-teman bergaul yang baik. Lalu ketika hubungan pernikāhannya memburuk lalu ia berpisah, banyak fitnah yang bisa menimpanya sehingga ia jadi futur.

Siapapun juga bisa futur, dan kalau kita mempunyai teman yang tampak futur, maka hendaknya kita rangkul & ajak kembali.

Kenapa?

Karena orang yang futur itu ada 3 kemungkinannya, yaitu:
⑴ Kelompok yang berhenti sama sekali dari berbuat àmal ṣōlih & keta'atan.
⑵ Kelompok patah semangat namun tidak berhenti dan masih beràmal ṣōlih (namun intensitasnya berkurang).
⑶ Kelompok yang kembali kepada keta'atan.

Demikian, semoga bermanfaat.

Kita berdo'a:

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ
{yā muqollibal qulūb ṫabbit qolbī àlā dīnik}

(arti) _“Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan Hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.”_

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Sutroh