Dalīl Hanya Untuk Ìbādah?

Membaca postingan ini saya terus terang kaget, karena ini blunder.


Kenapa?

Kembalikan saja ke Bahasa Àrab tentang kata "dalīl" (دليل) yang artinya adalah "petunjuk".

Dari sini saja sebenarnya sudah bisa secara akal sehat kita ketahui dan rasakan bahwa kehidupan ini sangat butuh yang namanya "petunjuk". Hal itu tak bisa dinafikan, bukan?

Kemudian kalau kita bahas lebih lanjut lagi, ternyata di dalam agama para ùlamā’ membagi lagi dalīl menjadi 2 berdasarkan ṣifatnya, yaitu:
⑴ Naqliyy (نقلي)
Naql itu artinya "dibawa" / "dipindahkan", maksudnya segala sesuatu yang ṣifatnya dibawa dari Robbul-Ȁlamīn yaitu "wahyu".
⑵ Àqliyy (عقلي)
Àql itu ya artinya "akal pikiran", maksudnya ìlmu yang diolah oleh akal-budi lalu diajarkan dan dipelajari.

Kita tahu bahwa yang namanya ìbādah tentu wajib berdasarkan dalīl. Sebab kita tak boleh bikin-bikin ìbādah sendiri, semisal: ṣolāt 20 rokaàt, atau puasa setahun penuh tak putus-putus, atau hajji di bulan Ṣoffar, atau zakāt dengan niṣob 50%. Karena semuanya pasti akan tertolak di Allōh ﷻ‎, sebab tidak mengikuti petunjuk Baginda Nabī ﷺ‎.

Adapun dalam hidup keseharian, maka apakah tidak butuh dalīl?

Just wait a minute… tidak begitu juga!

Kita ketahui bahwa perbuatan duniawi ini walau hukum asalnya adalah "boleh sampai ada larangan atasnya", tapi ada dalīl yang membatasinya juga. Contoh: menikāh polygyny itu boleh, akan tetapi ḥarōm menikāhi 2 perempuan beradik-kakak sekaligus. Bahkan muàmalah perdagangan yang pada dasarnya boleh, kita harus tahu bahwa ada dalīl larangan tentang ribā, ġoror, maisir, melakukan kecurangan atas timbangan & takaran, serta àqd-àqd yang bāṭil. Jadi jelas muàmalah itu justru sangat butuh akan dalīl.

Termasuk pergaulan, karena ada begitu banyak dalīl tentang adab pergaulan dalam kitāb Adabul-Mufrod.

Pun kalau tak ada petunjuk dalīl Naqliyy, maka ada adat istiadat atau ùrf (عرف), yang mana ùrf itu termasuk dari dalīl Àqliyy. Contoh: ketika kita mengoperasikan smartphone untuk membaca postingan ini di social media, maka pasti kita butuh dalīl Àqliyy dong? Kita butuh manual hape, manual OS hape, manual Operator Telco, manual aplikasi social medianya.

Jadi, jelas hidup ini butuh dalīl, dan tak bisa terlepas dari dalīl. Keberadaan dalīl justru membuat hidup jadi terarah dan berkah.

Paham ya?

Adapun yang posting ini saya yakin maksudnya baik, yaitu mengkoreksi kaum Puber Manhaj. Akan tetapi kali ini kebablasan, mungkin karena fokusnya ke situ-situ terus. Makanya dulu Kakak saya pernah mengingatkan saya untuk tidak terlalu fokus membantahi kaum Puber Manhaj itu apalagi sampai mencari-cari kesalahannya mereka. Cukup bantah apa yang penting dan yang merusak saja.

هدانا الله وإياكم أجمعين

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Sutroh