Pakailah Nama Sebenarnya


Di Dunia Social Media ini kita kerap menerima permintaan pertemanan dengan "nama aneh" semisal:
"Sang Perindu Nganu"…
"Pecinta Anu"…
"Ikhwan Pencari Syurga"…
"Akhowat​ Cinta Sunnah"…
 
Bahkan nama-nama karakter cartoon atau komik…

Hadeeeuuuh… 😤

Katanya mau jadi teman, tapi kenapa memperkenal diri dengan namanya yang asli saja tidak mau…? 🤔

Belum lagi seperti "Abū Fulān" atau "Ummu Fulānah"… dan ini adalah lebih konyol lagi lah…! 😓

Iya konyol…!

ℹ️ Pakai kuniyah itu memang Sunnah, namun jikalau anda memperkenal diri kepada saya dengan hanya menyebut "Abū Fulān" atau "Ummu Fulānah", maka memangnya saya temenan ya sama anak balitanya anda yang bernama si Fulān atau si Fulanāh itu, eh…??? 🫡

Please deh…?!? 😑

Anyway busway…

‼️ Memperkenalkan siapa diri itu adalah wajib di dalam Islām.

📌 Perhatikan hadīts mulia yang diriwayatkan dari Shohābat Jābir ibn ‘Abdullōh رضي الله تعالى عنه:

أَتَيْتُ النَّبِيَّ ﷺ‎ فِي دَيْنٍ كَانَ عَلَى أَبِي فَدَقَقْتُ الْبَابَ فَقَالَ مَنْ ذَا فَقُلْتُ أَنَا فَقَالَ أَنَا أَنَا كَأَنَّهُ كَرِهَهَا

(arti) _“Saya menemui Nabī ﷺ‎ karena masalah utang ayah saya, lalu saya mengetuk pintu rumah Beliau. Beliau bertanya: "Siapakah itu?", lalu saya jawab: "Saya…". Maka Beliau ﷺ‎  berkata: "Saya, saya!" (terkesan dari nada suara Beliau ﷺ‎ membencinya)”_ [HR al-Bukhōrī no 6250; Muslim no 2155; at-Tirmidzī no 2711; Ibnu Mājah no 3709; Ahmad no 13670; ad-Dārimī no 2672].

⚠️ Jadi berdasarkan hadīts mulia di atas, memperkenalkan diri itu adalah WAJIB – padahal Baginda Nabī ﷺ‎ dan Jābir itu sudah kenal, maka apalagi jika itu bagi yang belum kenal sama sekali?

Postingan ini bukanlah masalah kege-eran karena banyak request pertemanan ya, tidak… akan tetapi ada ajaran adab di dalam Islām yang harus kita ‘amalkan.

نسأل الله السلامة والعافية في الدنيا والأخرة

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Sutroh