Belajarlah Dari Sejarah



❓ Kenapa bisa ada kerajaan jahat di dalam sebuah organisasi yang seharusnya menegakkan hukum?

Jawabannya karena organisasinya sudah berubah jadi mesin kejahatan juga akibat dari rezimnya memang Evil Authoritarian Regime.

Begitulah kisah dari Heinrich Himmler dan Reinhard Heidrich dengan Gestapo-nya, dan begitu pula kisah Genrikh Yagoda, Nikolai Yezhov, dan Lavrentiy Beria dengan NKVDnya.

Awalnya mereka mendirikan Gestapo dan NKVD itu dengan maksud baik, untuk menjaga keamanan negaranya. Tetapi karena keduanya berubah menjadi "instrument of terror", maka akhirnya lahir raja-raja kecil di dalam Gestapo dan NKVD, yang menciptakan manusia-manusia super bengis yang mampu membunuh begitu banyak jiwa tanpa matanya berkedip.

Power tends to corrupt, and absolute power corrupts absolutely.

Nothing new under the Sun, l'histoire se répète. Tidak ada yang baru, karena sejarah berulang.

Mungkin inilah kenapa di dalam al-Qur-ān itu Allōh ﷻ‎ banyak menceritakan kisah-kisah di masa lalu tentang ummat-ummat terdahulu… agar menjadi pelajaran & pengajaran, dan peneguh hati bagi orang-orang berīmān.

📌 Kata Allōh ﷻ‎ di dalam firman-Nya:

وَكُلًّا نَّقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ وَجَاءَكَ فِي هَٰذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَىٰ لِلْمُؤْمِنِينَ

(arti) _“Dan semua kisah dari rosūl-rosūl Kami yang ceritakan kepada kamu ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hati kamu. Dan surah ini telah datang kepada kamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang berīmān.”_ [QS Hūd (11) ayat 120].

Di dalam al-Qur-ān kita menemukan nama manusia super bengis "Namrūd ibn Kan‘ān" yang begitu kurang ajar membuat api unggun raksasa untuk membakar Rasūl-Nya yang Agung, Nabī Ibrōhīm ﷺ‎. Atau kita temukan kisah manusia paling bengis dan sadis bergelar "Fir‘aun" yang membunuhi bayi-bayi Banī Isrō-īl hanya karena sebuah mimpi, dan menyalib dengan memotong tangan dan kaki bersilang terhadap ribuan penyihir yang berīmān kepada Nabī Mūsā عليه الصلاة والسلام karena tidak minta izin dulu padanya untuk berīmān.

Dan para Salafush-Shōlih pun juga mengajarkan sejarah kepada generasi mudanya, sampai-sampai ‘Alī Zainal ’Abidin رحمه الله تعالى mengatakan:

كنا نعلم مغازي النبي ﷺ‎ وسراياه كما نعلم السورة من القرآن

(arti) _“Dahulu kami diajarkan tentang sejarah dan peperangan Nabī ﷺ‎ sebagaimana al-Qur-ān diajarkan kepada kami.”_

هدانا الله وإيكم أجمعين

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Sutroh