Benarkah Dilarang Tidur Setelah Sholāt Shubuh & Sholāt ‘Ashr?

Benarkah ada larangannya di dalam Syari‘at tidur setelah kita Sholāt Shubuh dan setelah Sholāt ‘Ashr?


🔵 Tidur Setelah Sholāt Shubuh

Terus terang saya belum menemukan adanya larangan untuk tidur setelah Shubuh di dalam al-Qur-ān maupun al-Ḥadīts. Jadi kembali kepada prinsip bahwa semua perbuatan Duniawi itu hukum asalnya adalah boleh sampai dengan datangnya Syari‘at.

Adapun ‘amalan Baginda Nabī ﷺ dan para Shohābat رضي الله تعالى عنهم bahwa mereka tetap duduk di tempat mereka sholāt sampai dengan terbitnya Matahari untuk mengobrol [lihat: HR Muslim no 670], dan do'a Baginda Nabī ﷺ yang mendo'akan keberkahan bagi ummatnya di waktu pagi hari, serta kebiasaan Baginda Nabī ﷺ memberangkatkan pasukan pada pagi hari [lihat: HR Abū Dāwūd no 2606; at-Tirmidzī no 1212; Ibnu Mājah no 2236-8; Aḥmad no 1251, *4, *9, 1262, *9, 14891, *6, 15006, *7, 18613, *60-2; ad-Dārimī no 2479], maka itu sama sekali tidak menunjukkan adanya larangan untuk tidur setelah Sholāt Shubuh.

Walau demikian, hal itu telah menjadi alasan bagi sebagian dari Salafush-Shōlih untuk tidak menyukai tidur setelah Sholāt Shubuh [lihat: Ibnu Abī Shoibah, al-Mushonnaf V/222 no 25442].

Seorang Muslim itu harus memanfaatkan waktu sebaik-baiknya agar dapat mendatangkan banyak manfaat di Dunia dan di Ākhirot, akan tetapi jika seseorang tidur di waktu setelah Shubuh untuk mendapatkan kekuatan untuk melakukan pekerjaannya, hal ini tidaklah mengapa, apalagi jika tidak mudah baginya untuk tidur di waktu lain sepanjang hari. Hal ini adalah sebagaimana diriwayatkan bahwa Kholīfah ‘Umar ibn al-Khoththōb رضي الله تعالى عنه pernah mendatangi Suhaib pada suatu pagi dan menemukannya sedang tertidur. Maka ‘Umar pun duduk sampai Suhaib terbangun. Suhaib lalu bertanya kenapa ‘Amirul-Mu’minīn duduk di sampingnya yang sedang tertidur, maka apa jawab ‘Umar? ‘Umar berkata: "Saya tak suka mengganggu tidurmu yang mungkin bisa bermanfaat bagimu." [lihat: Ibnu Abī Shoibah, al-Mushonnaf V/223 no 25454].

🔵 Tidur Setelah Sholāt ‘Ashr

Sebagaimana juga tidur setelah Sholāt Shubuh, maka tidur setelah Sholāt ‘Ashr juga diperbolehkan, karena tiada larangannya di dalam al-Qur-ān maupun al-Hadīts (yang shohīh dari Baginda Nabī ﷺ) yang menunjukkan bahwa tidur pada waktu ini dilarang.

Adapun perkataan: "من نام بعد العصر فاختلس عقله فلا يلومن إلا نفسه" (arti: Siapa saja yang tidur setelah ‘Ashr dan kehilangan akalnya, maka tiada yang harus disalahkan kecuali dirinya sendiri) yang dinisbatkan kepada Baginda Nabī ﷺ itu adalah ḤADĪTS PALSU, dan tak ada bukti bahwa kata-kata itu pernah diucapkan oleh Baginda Nabī ﷺ [lihat: Muḥammad Nāshiruddīn al-Albānī, as-Silsilatudh-Dho‘īfah no 39].

Demikian, semoga bermanfaat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Sutroh