Kenapa Jadi Bodoh?

Kita saksikan orang-orang yang tadinya berada di pihak Ummat Islâm menentang penguasa zhôlim ketika beralih-pihak (change side), kemudian jadi bodoh.

Kita saksikan pula ngustad-ngustad GPK Kokohiyyun yang seharusnya cerdas karena berpendidikan tinggi agama, ketika mereka terus saja membela penguasa yang zhôlim, maka mereka pun terlihat bodoh.

❓ Ada apa, semua pasti heran kenapa orang-orang yang seharusnya cerdas itu kok bisa jadi bodoh?

Jawabannya sederhana…

Yaitu karena definisi bodoh itu bukanlah karena seseorang itu memiliki IQ yang rendah atau tak berpendidikan, akan tetapi karena seseorang itu memperturutkan hawa nafsu rendahannya.

📌 Kata Baginda Nabî صلى الله عليه وسلم:

الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ

(arti) _“Orang yang cerdas adalah orang yang mempersiapkan dirinya dan ber‘amal untuk hari setelah kematian, sedangkan orang yang bodoh adalah orang jiwanya mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan (tanpa ‘amal shôlih -pent) kepada Allôh.”_ [HR at-Tirmidzî no 2459; Ibnu Mâjah no 4260; Ahmad no 16501].

❕ Perhatikan, memperturutkan hawa nafsu rendahan itulah yang menyebabkan kebodohan.

☠ Jadi siapapun yang memperturutkan hawa nafsu rendahan, pasti akan jadi bodoh.

Termasuk:
✓ nafsu untuk berkuasa, meraih pangkat dan jabatan,
✓ nafsu untuk menumpuk harta kekayaan,
✓ nafsu untuk memiliki perempuan cantik,
✓ nafsu untuk terkenal karena keberanian, atau keber‘ilmuan, atau kedermawanan.

❕ Perhatikan lagi lanjutan definisi orang yang bodoh, yaitu mereka berangan-angan terhadap الله tetapi tak mau ber‘amal shôlih.

⇛ Maka inilah hakikat Murji-ah, di mana mereka memisahkan antara îmân dengan ‘amal shôlih.

⚠ Bagi Ahlus-Sunnah, konsep îmân itu adalah pengakuan DAN ketundukan di dalam hati sanubari DAN ucapan di lisan DAN perbuatan ‘amal anggota tubuh – di mana îmân meningkat karena melakukan keta'atan, dan menurun karena melakukan kemaksiyatan.

☠ Sementara bagi Murji-ah, îmân itu hanya pengakuan di dalam hati saja, sedangkan ‘amal adalah pelengkap îmân saja.

🔥 Akibatnya, kaum Murji-ah itu menganggap bahwa berjihâd menegakkan amar ma‘rûf nahyi munkar kepada penguasa yang lalim itu tak perlu, bahkan mereka anggap itu adalah fitnah!

Maka kita lihat orang-orang yang menempel-nempel kepada penguasa justru mencari pembenaran dengan ‘aqidah Murji-ah itu.

⇛ Itulah mengapa GPK Kokohiyyun bukan saja menjadi penjilat telapak kaki hukkâm yang zhôlim, malah mereka jadi TimSes-nya!

Maka bagi kita semua, camkan apa peringatan الله terhadap orang yang memperturutkan hawa nafsunya itu dan mengabaikan peringatan الله.

📌 Kata الله Subhânahu wa Ta‘âlâ:

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِّنَ الْجِنِّ وَالْإِنسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَّا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَّا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ

(arti) _“Dan sungguh-sungguh Kami jadikan untuk (isi) Neraka Jahannam itu kebanyakan dari jinn dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tak digunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allôh), dan mereka mempunyai mata (tetapi) tak digunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allôh), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tak digunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allôh). Mereka itu bagaikan binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi! Mereka itulah orang-orang yang lalai.”_ [QS al-A‘rôf (7) ayat 179].

❕ Ternyata orang yang memperturutkan hawa nafsunya itu bahkan lebih bodoh daripada binatang ternak.

نسأل الله السلامة والعافية

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Sutroh