Skeletons In The Closet

Skeletons in the closet itu adalah idiom yang intinya bahwa setiap orang pasti mempunyai aib yang dia tidak ingin orang lain mengetahuinya, apalagi menyebarkannya.

Kalau masih ada saja yang meributkan akan video "Ada Apa Dengan Cadar"nya Ahmad Zaki dengan beralasankan: tidak ada salafnya dari Nabî dan para Salafush-Shôlih menampilkan video akhowat bercadar seperti itu. Bahkan mengatakan salafnya yang minta dipeluk begitu adalah kaum maho… bla bla bla…

Maka baiklah kalau begitu…

Pertama saksikan dulu video di link ini: https://youtu.be/PC6J9H1gcfo

📝 Catatan: link itu bukan saya yang upload ya? Itu sudah dari 2 Desember 2016.
.
.
.
Nah, sudah lihat…?

Sekarang saya mau tanya: apakah da‘wah yang seperti di video itu apakah ada salafnya kah…?

Kalau ada, maka siapa salafnya dari Salafush-Shôlih?

Pasti tidak ada!

Sebab, kalau itu memang baik, tentu para Salafush-Shôlih telah lebih dahulu untuk mencontohkan, bukan?

Sementara bukankah prinsipnya: "lau kâna khoyron lasabaqûna ilaihi"?

Juga tidak ada penghalangnya di masa lalu – bukan bicara media videonya ya?, tetapi cara da‘wah dengan menampilkannya seperti itu loh?!?

Lucunya, si da‘i bersama dengan para pendukungnya di video itu malah berlaku layaknya mannequin.

Tahu mannequin itu apa?

"Patung"

Iya, patung...!

Nah itu dia…!!!

Ingat ya, yang namanya "Da‘wah Tauhîd" itu dari semenjak Rosûl yang pertama, Nûh عليه الصلاة و السلام, sampai dengan Nabî dan Rosûl terakhir, Baginda Nabî Muhammad صلى الله عليه و سلم, justru malah menghancurkan patung-patung berhala…!!!

Ini kok ya itu malah mencontoh jadi patung…???

Ingat, bukankah patung-patung apalagi berhala itu sebuah kebhâtilan?

Ini malah tasyabbuh menjadi patung…?!?

Padahal…

📌 Kata Baginda Nabî صلى الله عليه و سلم:

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

(arti) _“Siapa saja yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk bagian dari mereka.”_ [HR Abû Dâwud no 4031; Ahmad no 4869, 5409].

Maka sangat mengherankan bukan, katanya menda‘wahkan ketauhîdan, tetapi kenapa malah memakai qoidah versi tetangga sebelah…???

Itu da‘inya mencontoh Da‘wah Salafiyah, atau siapakah yang dicontohnya?

Kenapa yang dicontoh malah kaum pagan penyembah patung???

Lupa ya sama peringatan Baginda Nabî…?

📌 Kata Baginda Nabî صلى الله عليه و سلم:

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَأْخُذَ أُمَّتِى بِأَخْذِ الْقُرُونِ قَبْلَهَا ، شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ ؛ فَقِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَفَارِسَ وَالرُّومِ ؟ ؛ فَقَالَ : وَمَنِ النَّاسُ إِلاَّ أُولَئِكَ

(arti) _“Qiyâmat takkan terjadi hingga ummatku mengikuti jalan generasi sebelumnya sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta.”_
_Lalu ada yang menanyakan: "Wahai Rosûlullôh, apakah mereka itu mengikuti seperti Persia dan Romawi?"_
_Nabî menjawab: “Kalau bukan mereka, lantas siapa lagi?”_ [HR al-Bukhôrî no 7319].

Sekali lagi, tolong diingat ya… kalau itu memang baik, maka tentu para Salafush-Shôlih akan lebih dulu mempraktekkannya.

Jadi…

Woooiii… mikir woi! Mikiiiir apa mikir woooi…! Diem-diem bae…? Udah pada mikir belom…???

Jangan ngopi ye? Ngopinya entar aje, kalau udah pas berbuka.

نَسْأَلُ اللهَ الْسَلَامَةَ وَالْعَافِيَةَ

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Sutroh