Perempuan Etalase…???

GPK Kokohiyyun demi memenuhi hasrat rendahan mereka untuk menjelek-jelekkan videonya Ahmad Zaki yang viral (yang diberi judul oleh Netizen sebagai "Ada Apa Dengan Cadar"), mengutip dalîl tentang "perempuan adalah aurot" – lihat: Screenshot #1

Maksudnya adalah tak pantas untuk keluar-keluar rumah, apalagi tampil divideokan begitu.

Dengan kejinya mereka mendakwa bahwa Ahmad Zaki telah menjadikan perempuan sebagai etalase.

Benarkah perempuan harus dipingit di rumah saja?
Benarkah ajaran Islâm dengan pemahamannya Salafush-Shôlih adalah seperti yang dikataka  oleh GPK Kokohiyyun itu?

Perhatikan beberapa contoh terbaik dari para Shohâbiyah berikut ini…

🔵 Ummu Ayman رضي الله عنها
Ketika Perang Uhud sedang pada puncaknya, saat pasukan pemanah melanggar instruksi Baginda Nabî sehingga mengakibatkan sejumlah pasukan musuh berhasil melakukan pincer manouver yang mengakibatkan terbunuhnya banyak dari kaum Mu’minîn. Maka sebagian pasukan kaum Mu’minîn mundur ketakutan dan lari dari medan pertempuran. Melihat hal itu, Ummu Ayman segera menghadang para lelaki itu dan melemparkan pasir ke wajah-wajah mereka.

Kata Ummu Ayman: “Inilah bedak yang pantas bagi kalian! Ambil pedang kalian!” [lihat: al-Baihaqî, Dalailun Nubuwah III/311; Ansabul Asyrof I/326].

🔵 Ummu Sulaim رضي الله عنها

Anas ibn Mâlik رضي الله عنه menceritakan bahwa pada Perang Uhud, saat pasukan Mu’minîn sedang menderita kekalahan, beberapa orang lari meninggalkan Baginda Nabî صلى الله عليه و سلم. Tetapi Abû Tholhah tetap berdiri di depan Nabî melindungi Beliau dengan perisainya. Abû Tholhah adalah pemanah yang sangat handal, ia mematahkan dua atau tiga buah busur pada hari itu. Ketika ada seorang lelaki lewat dengan membawa tempat anak panah yang berisi anak panah, Baginda Nabî berkata: "Sisakan (anak panahnya) untuk Abû Tholhah!". Setiap kali Baginda Nabî mengangkat kepalanya untuk melihat keadaan, maka Abû Tholhah akan berkata: "Nabî الله, semoga ayahku dan ibuku menjadi tebusanmu, janganlah engkau angkat kepalamu agar tak disambar panah yang ditembakkan musuh. Leherku berada di depan lehermu!".

Ini bagian pentingnya → Anas melihat ‘Â-isyah bintu Abû Bakar ash-Shiddîq dan Ummu Sulaim di mana keduanya menyingsingkan pakaian mereka sehingga Anas bisa melihat pergelangan kaki mereka. Mereka berdua membawa tempat air dari kulit di punggung-punggung mereka, dan menuangkan air ke mulut para pasukan. Mereka kemudian bolak-balik kembali (ke sumur) untuk mengisi tempat air itu dan menuangkan air ke mulut-mulut para pasukan. [lihat: HR Muslim no 1811].

🔵 Ummu Umaroh (Nusaibah) bintu Ka‘ab رضي الله عنها
Tidak ada yang mengalahkan keberanian Ummu Umaroh Nusaibah رضي الله عنها di Perang Uhud saat beliau bertempur gagah perkasa bagai singa melindungi Baginda Nabî. Ummu Umaroh Nusaibah berempat bersama suami dan anaknya, sementara saat itu sedikit sekali pasukan kaum Mu’minîn yang berada di sekitar Baginda Nabî. Ummu Umaroh Nusaibah hanya bermodalkan pedang, tanpa ada perisai, melawan pasukan berkuda yang menyerang Baginda Nabî. Belakangan ada seorang yang melemparkan perisai kepada Ummu Umaroh, dan itulah baru Ummu Umaroh memegang perisai.

Alhasil, setelah perang, tak kurang ada 13 luka bacokan dan sayatan di tubuh Ummu Umaroh Nusaibah, namun luka-luka tersebut tidaklah menghalangi beliau untuk ikut dalam ekpedisi tempur selanjutnya. [lihat: Ibnu Sa‘ad, ath-Thobaqot VIII/413-415; Ibnu al-Qoyyim, Zâdul-Ma‘ad III/242-243].

🔵 Ummu Harom bintu Milhan رضي الله عنها
Ummu Harom bintu Milhan adalah seorang syahidah, perempuan yang ikut serta dalam ekspedisi tempur laut pertama yang dilakukan Ummat Islâm, yang disebutkan oleh Baginda Nabî صلى الله عليه و سلم mendapatkan jaminan Syurga. [lihat: HR al-Bukhôrî no 2924].

🔵 Sumayyah bintu Khobath رضي الله عنها
Adalah perempuan pertama yang gugur syahid. Bahkan dari Ummat dari Baginda Nabî yang pertama syahid demi agama Islâm.

🔵 Asy-Syifa bintu ‘Abdullôh رضي الله عنها
Merupakah seorang Shohâbiyah yang sangat ahli dalam bidang kedokteran dan ruqiyah. Beliau juga menjadi pengajar tulis baca bagi banyak Shohâbat. Selain itu, beliau juga pernah diangkat sebagai seorang Qodhi Hisbah (Market Supervisor) yang bertugas mengawasi jual-beli di pasar Madînah oleh Kholîfah ‘Umar ibn al-Khoththôb.

⇛ Intinya, ada begitu banyak contoh keteladanan dari pada Shohâbiyah yang tak mungkin bisa dituliskan di status ini satu per satu.

❗ Keteladanan yang tak mungkin diwujudkan, apalagi ditampilkan, apabila mereka hanya berdiam diri saja di rumah dengan beralasan “perempuan bukan etalase”.

Terakhir sebagai pembanding dari video Ahmad Zaki, kita ambilkan video (link: http://bit.ly/2IAD99o ) dari seorang da‘i yang pernah dipersekusi karena melemparkan dakwaan secara serampangan, sehingga terpaksa menandatangani "Surat Permintaan Ma'af" di atas materai Rp 6.000,-.

⚠ Perhatikan video tersebut, si da‘i membahas tentang polygami, di mana di situ dipajang 3 istrinya – lihat: Screenshot #2

❓ Maka kita tanyakan:

① Kira-kira mashlahat apa yang ingin dicapai oleh si da‘i tersebut dari memajang 3 istrinya di video itu?

② Pun kalaulah memang ada mashlahat dari si da‘i menampilkan istri-istrinya di video itu, maka perlu ditanyakan lagi: mana lebih besar dengan mashlahat ditampilkannya dua akhwat yang di videonya Ahmad Zaki yang bermaksud ingin menjernihkan fitnah terhadap syari‘at Islâm?

☠ Lucunya, tak pernah ada satupun yang mengomentari kalau itu istri-istri si da‘i itu adalah "Perempuan Etalase", dan lebih miris lagi, video itu kemudian disebar pula di socmed…! – اَللهُ الْمُسْتعَانُ  

⚡ Sungguh suatu bukti bahwa bisa berpikir menggunakan akal sehat dan nurani yang lurus itu adalah nikmat dari الله Subhânahu wa Ta‘âlâ yang sangat besar.

Last but not the least, silakan lihat apa yang dituliskan oleh Ustâdz Abdullah al-Jirani, Lc حفظه الله, seorang alumni Yaman, tentang video dari Ahmad Zaki tersebut – lihat: Screenshot #3.

❤ Kita berdo'a:

اللهُمَّ أَرِنَا الحَقَّ حَقّاً وَارْزُقْنَا التِبَاعَةَ ، وَأَرِنَا البَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ
{allôhumma arinâl-haqqo haqqôn wârzuqnât-tiba‘ah, wa arinâl-bâthila bâthilân warzuqnaj-tinâbah}

(arti) _“Wahai Allôh, tampakkanlah kepada kami yang benar itu sebagai kebenaran dan berikanlah petunjuk kepada kami agar mampu mengikutinya, dan tampakkanlah kepada kami yang bâthil itu sebagai kebâthilan dan berikanlah petunjuk kepada kami agar mampu menjauhinya.”_

نسأل الله السلامة والعافية

Komentar

  1. Semua yg bukan kelompoknya, pasti salah. Ga ada kebaikan sedikitpun dari orang lain.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Sutroh