The False Flag Operation
False Flag Operation adalah tindakan yang dilakukan dengan maksud untuk menyamarkan asal pelaku yang sebenarnya dengan menyalahkan pihak lain. Istilah "False Flag" dikenal pada Abad XVI karena digunakan dengan mengibarkan bendera dari negara netral atau musuh untuk menyembunyikan identitas aslinya ketika menyerang suatu kapal. Taktik ini awalnya digunakan oleh para bajak laut dan privateer untuk menipu awak kapal korbannya agar memungkinkan mereka untuk bergerak lebih dekat sebelum menyerang. Jadi intinya melakukan penipuan curang.
Pada Abad XX, taktik curang ini digunakan oleh Nazi Jerman yang dikenal dengan nama "The Gleiwitz Incident" (Überfall auf den Sender Gleiwitz) pada 31 Agustus 1939. Adalah pentolan SS, Reinhard Heydrich, yang menjadi mastermind dari False Flag Operation penyerangan ke sebuah stasiun radio Jerman dengan membuatnya seolah-olah dilakukan oleh tentara Polandia. Operasi ini dilakukan oleh SS (Schutzstaffel) untuk memobilisasi opini publik Jerman agar mendukung perang dan sebagai "casus belli" atas invasi Nazi Jerman terhadap Polandia. Alfred Naujocks yang menjadi organisator kunci dari operasi tersebut langsung di bawah Heydrich, menggunakan tahanan Kamp Konsentrasi Nazi yang dipakaikan seragam seperti tentara Jerman lalu ditembak mati oleh Gestapo (Polisi Rahasia Jerman), kemudian dibuat seolah-olah mereka telah ditembak oleh tentara Polandia. Sedangkan sebagai sebagai penyerang adalah anggota SS yang dipakaikan seragam seperti tentara Polandia, dipersenjatai dengan senjata tentara Polandia. Pada hakikatnya operasi tersebut gagal meyakinkan opini publik internasional tentang klaim Nazi Jerman, karena baik Inggris maupun Prancis (yang merupakan sekutu Polandia) malah menyatakan perang 2 hari setelah Nazi Jerman menginvasi Polandia.
Selain Nazi Jerman, adalah Uni Soviet di bawah perintah Stalin kepada Lavrentiy Beria (kepala NVKD, Polisi Rahasia Soviet) pada 26 November 1939 melakukan bombardir artileri terhadap Mainila (sebuah desa Russia di dekat perbatasan dengan Finlandia). Stalin lalu menyalahkan Finlandia atas serangan itu dan menggunakan insiden itu sebagai "casus belli" untuk menyerang Finlandia, dan memulai "The Winter War", 4 hari kemudian. Sebagaimana The Gleiwitz Incident, False Flag Operation terhadap Mainila itu juga gagal menggiring opini publik internasional, dan akibatnya League of Nations (Liga Bangsa-Bangsa) mengeluarkan Uni Soviet dari keanggotaannya.
Ternyata di Abad XXI ini masih saja ada orang-orang konyol yang menjadi pengikutnya Nazi Heydrich dan Komunis Beria melakukan False Flag Operation. Iya, memang orang-orang keji akan mengikuti kekejian dari orang-orang keji pula.
Kemarin di Amrik kita saksikan ada makhluq-makhluq hina yang dikatakan sebagai anggota FP Islām yang dipakaikan pakaian putih-putih dan atribut-atribut khusus dan dibuat seolah-olah mereka adalah anggota dari FP Islām…
Tertipukah kaum Muslimīn dengan itu?
Well, tentu tidak!
Mana ada perempuan Muslimah anggota FP Islām memakai jeans ketat?
Mana ada atribut FP Islām cuma bermodal sablonan express pinggir jalan?
Mana ada FP Islām tetiba di jalan protokol bisa melakukan unjuk rasa dan dikawal oleh Marsosé?
Lalu beritanya pun langsung diangkat oleh para andjing BuzzeRp semisal DenSir ar-Rōfidhi, Ekor Kunted, Gukguk Rombeng, dlsb.
Ya apalagi kalau bukan bau-bau makar murahan dari si Butcher of Talangsari dan Butcher of KM50…?
Kita hanya bisa berdo'a kepada Allōh ﷻ semoga makar busuk orang-orang keji itu Allōh ﷻ balas dengan menghinakan mereka di Dunia dan di Ākhirot.
… … …
📝 NOTE: Ini kejadian di Amrik ya, tolong tidak mengait-ngaitkannya dengan Tanah Air kita yang aman sentosa gemar ripah loh jinawi.
Komentar
Posting Komentar