Cinta Yang Luar Biasa
Selepas Perang Uhud, dalam perjalanan kembali ke Madīnah, rombongan kaum Mu’minīn bertemu dengan seorang perempuan dari Banī Dinar…
Perempuan itu kehilangan ayah, suami, dan saudara laki-lakinya yang membersamai Baginda Nabī ﷺ dalam pertempuran di Uhud.
Ketika kabar itu diberitakan kepada perempuan itu, apa reaksinya?
Ternyata perempuan Banī Dinar itu bertanya, "Apa yang dialami oleh Rosūlullōh ﷺ?"
Para Shohābat pun mengatakan, "Beliau ﷺ baik-baik saja, wahai Ummu Fulān…"
Apa jawab perempuan itu?
"Bawa aku kepada Baginda Nabī ﷺ agar aku dapat memandangnya."
Maka para Shohābat pun membawa perempuan Banī Dinar itu kepada Baginda Nabī ﷺ…
Kemudian ketika perempuan Banī Dinar itu telah menyaksikan langsung Baginda Nabī ﷺ, ia pun berkata…
"Semua mushībah tidaklah berarti setelah melihatmu, wahai Rosūlullōh ﷺ…"
Subhānallōh…
Perempuan yang baru saja kehilangan ayah, suami, dan saudara laki-lakinya menganggap tak berarti hal itu dibanding keselamatan Baginda Nabī ﷺ.
Apa itu kalau bukan keīmānan?
Adakah kita ummat akhir zaman menganggap keselamatan warisan Rosūlullōh ﷺ, yaitu al-Qur-ān dan al-Hadīts, melebihi keselamatan kecintaan kita…?
Jauh ya kualitas keīmānan kita dibanding mereka?
Komentar
Posting Komentar