Mayat Utuh = Tanda Keshōlihan?



Adalah suatu mu‘jizat yang dimiliki oleh seluruh Nabiyullōh setelah mereka wafat yaitu utuhnya jasad mereka selama-lamanya. Utuh di sini adalah benar-benar takkan rusak walau hanya barang sedikit pun juga.

📌 Kata Baginda Nabī ﷺ‎:

إِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَى الْأَرْضِ أَنْ تَأْكُلَ أَجْسَادَ الْأَنْبِيَاءِ

(arti) _“Sungguh-sungguh Allōh telah mengharōmkan Bumi untuk memakan jasad para Nabī.”_ [HR Abū Dāwūd no 1047, 1531; an-Nasā-ī no1374; Ibnu Mājah no 1085, 1636-7; Ahmad no 15575; ad-Dārimī no 1613, 1636].

⚠️ Jadi HANYA jenazah para Nabiyullōh yang memang ada keterangan tentang jaminan bahwa mereka takkan rusak dimakan oleh tanah selama-lamanya. Karena pada dasarnya para Nabiyullōh itu tetap hidup bahkan mereka sholāt di dalam kuburnya [lihat: HR Abū Ya’ala, Musnad no 3425; HR Muslim no 2375; an-Nasā-ī no 1631-7; Ahmad no 12046, 13103].

‼️ Namun selain itu, TIDAK ADA kepastian bahwa jenazah seseorang yang baik itu akan awet.

❓ Tapi kan ada riwayat kalau jenazah para syuhadā’ Uhud, Kholīfah ‘Umar, dan lain-lain juga awet?

Oh iya, tidak dipungkiri hal yang demikian itu, karena memang kaum Muslimīn telah mendapati jenazah para Waliyullōh, seperti para Salafush-Shōlih, para syuhadā’, dan para ‘ulamā’ itu awet, dan kaum Muslimīn mendapati track-record perjuangan mereka terhadap Islām dan kaum Muslimīn pun sangat luar biasa.

🚫 Namun kita tak boleh memastikan bahwa orang mati jenazahnya awet itu pasti orang baik, pasti Waliyullōh, sebab Fir‘aun yang mati tenggelam pun telah Allōh ﷻ‎ selamatkan jenazahnya, bukan?

📌 Kata Allōh ﷻ‎ di dalam firman-Nya:

فَالْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ آيَةً وَإِنَّ كَثِيرًا مِّنَ النَّاسِ عَنْ آيَاتِنَا لَغَافِلُونَ

(arti) _“Maka pada hari ini Kami selamatkan jasadmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu, dan sungguh-sungguh kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.”_ [QS Yūnus (10) ayat 92].

Jadi orang-orang yang zhōlim dan fāsiq pun ada yang Allōh ﷻ‎ "selamatkan" jasad mereka. Googling saja bukankah di agama lain pun juga ada jasad / mummy dari tokoh pemuka agama mereka yang awet?

⭕ Soal kenapa jenazah ada yang awet itu adalah perkara ghoib. Intinya, keutuhan jenazah itu bukanlah pasti tanda keshōlihan seseorang.

Demikian, semoga dapat dipahami.

Kita berdo'a:

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ التَّرَدِّي وَالْهَدْمِ وَالْغَرَقِ وَالْحَرِيقِ وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ يَتَخَبَّطَنِي الشَّيْطَانُ عِنْدَ الْمَوْتِ وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أَمُوتَ فِي سَبِيلِكَ مُدْبِرًا وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أَمُوتَ لَدِيغًا
{allōhumma innī a-‘ūdzubika minat-taroddī wal-hadmi wal-ghoroqi wal-ĥarīqi wa a-‘ūdzubika an-yatakhobbathonisy-syaithōnu ‘indal-mauti wa a-‘ūdzubika an amūta fī sabīlika mudbiron wa a-‘ūdzubika an amūta ladīghō}

(arti) _“Wahai Allōh, aku sungguh-sungguh berlindung kepada-Mu dari kebinasaan (terjatuh), kehancuran (tertimpa sesuatu), tenggelam, kebakaran, dan aku berlindung kepada-Mu dari dirasuki Syaithōn pada saat kematian, dan aku berlindung kepada-Mu dari mati dalam keadaan berpaling dari jalan-Mu, dan aku berlindung kepada-Mu dari mati dalam keadaan tersengat.”_

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Penguasa Zhōlim Belum Tentu Cerminan Rakyat Yang Buruk