The Darwin Award & Challenge Hadang Truk




Apa itu "Darwin Award"?

Well, untuk menjawab itu maka rata-rata pasti tahu dong inti dari teori dalam ‘ilmu Biologi yang diciptakan oleh Charles R Darwin yang sangat terkenal itu? Iya, "survival of the fittest", di mana species yang bertahan itu adalah yang paling kuat atau paling responsive terhadap perubahan lingkungannya.

Nah Darwin Award ini sebenarnya adalah penghargaan "satire" untuk orang-orang yang justru melakukan sebaliknya.

Jadi pada sekitar medio Dekade 80an di UseNet (inilah Internet pada masa 40 tahun lalu, sebelum ada world wide web) para penggunanya (yang waktu itu terbatas pada kalangan yang "pintar", baca: computer geeks / nerd) berusaha untuk "mengenali" (baca: menertawakan) individu-individu yang dianggap berkontribusi pada evolusi manusia dengan mengeluarkan diri mereka sendiri dari gene pool ummat manusia dengan mati melakukan cara yang sangat doengoe.

Iya, orang-orang doengoe yang mati dengan cara doengoe yang spektakuler, dianggap layak mendapatkan "Darwin Award" ini.

Nah, saya rasa banyak botjah-botjah di Indonesia di sejak setahunan ini layak mendapatkan Darwin Award.

Siapa mereka…?

Yaitu para botjah yang demi content TikTok melakukan challenge menghadang truk yang sedang melaju di jalanan…!

Dalam 2 harian ini saya paling tidak dengar ada 2 botjah mati akibat menghadang truk lewat di jalanan. Ternyata saya googling sudah lumayan banyak yang mati sejak tahun lalu.

Entah apa yang ada di dalam pikiran mereka, yang jelas agama pasti tak ada di dalam hati mereka sampai mau melakukan hal doengoe demikian hanya untuk content TikTok.

Well, layak lah mendapat Darwin Award, sehingga orang-orang doengoe macam begitu tak melahirkan manusia-manusia yang sama atau lebih lagi bodohnya.

Oya satu lagi kaum yang bisa mendapatkan Darwin Award ini adalah kaum eLGeBeTeIQ, tapi sayangnya kaum itu berkembang biak menularkan penyakit rusak mereka. Juga kaum CeBiPang yang blo-onnya minta ampun, apalagi para BuzzeRp & InfluenceRp-nya itu.

Demikian.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Penguasa Zhōlim Belum Tentu Cerminan Rakyat Yang Buruk