Kepo
Ketika saya beritakan tentang seorang aktifis pergerakan Islām dan direktur yayasan sebuah Masjid terkenal yang murtad, banyak sekali yang kepo siapa person-nya. Yang saya soroti di sini adalah yang sibuk bertanya-tanya di kolom komentar tentang siapa namanya, atau minta spill inisial, atau secara halus minta dibisikin setelah dikacangin.
❓ Padahal, sebenarnya apa sih perlunya untuk tahu siapa namanya?
Kenal pun kemungkinan besar tidak. Bahkan diberitahukan pun siapa namanya, paling juga baru pertama kali dengar?
Jadi tiada juga manfaatnya tahu namanya siapa.
Kalaupun mau menolong, jelas tak mungkin, wong tidak kenal juga?
⚠️ Yang penting itu adalah pelajaran dari kisahnya yang perlu kita semua ambil, yaitu:
⑴ JANGAN pernah merasa aman dari fitnah kekufuran, dan
⑵ JANGAN pernah merasa aman dari hati yang mudah dibolak-balik ini.
Sebenarnya kisah orang yang awalnya ta'at dan shōlih lalu jadi murtad karena sebab duniawi (perempuan, harta, dan jabatan) seperti itu telah begitu banyak berlalu dari semenjak dahulu. Entah berapa banyak nama yang jauh lebih shōlih, jauh lebih banyak ‘ilmunya, bahkan jauh lebih nyata aksinya di medan jihād tempur, yang jadi murtad disebabkan karena Allōh ﷻ mencabut hidayah-Nya.
Intinya, betapa kita harus selalu memohon kepada Allōh ﷻ agar diteguhkan di atas agama-Nya selama hayat dikandung badan.
❗ Pelajaran itu yang harusnya kita ambil, BUKAN tahu nama-namanya siapa.
📍 Semoga nasihat yang dinisbatkan kepada Kholīfah ‘Alī ibn Abī Thōlib رضي الله تعالى عنه ini bisa kita jadikan pelajaran:
لَا تَعْرِف الْحَقَّ بِالرِّجَالِ ، اعْرِفْ الْحَقَّ ، تَعْرِفْ أَهْلَهُ
(arti) _“Jangan kenali kebenaran berdasarkan nama individu-individu. Kenalilah shifat dari kebenaran itu sendiri, otomatis kamu akan kenal siapa yang ada di pihak yang benar.”_
Demikian.
نسأل الله السلامة والعافية
Komentar
Posting Komentar