Manhaj SEPILIS

Amerika sebagai “pelopor” & “teladan” dari Manhaj SEPILIS (Sekularisme, Pluralisme, Liberalisme, Persamaan Hak, HAM & Demokrasi – politically correctness) ternyata memelintir manhajnya sendiri di dalam pelaksanaannya:

"Jika ingin maju, modern, aman, dan baik dalam tatanan peri kehidupan, maka ikutilah Amerika".

Keyakinan ini walau banyak ditolak secara lisan oleh orang modern, bahkan oleh sebahagian kaum Muslimîn, namun dalam cerminan sehari-hari maupun sikap keberpihakkan mereka masih mengadopsi “Manhaj SEPILIS” ini. Bahkan sebahagian seolah ingin melestarikannya melalui pemahaman-pemahaman religius yang termodifikasi (Quasi Religius).

Sebagai salah satu negara yang menjadi pemimpin "perjuangan" dari negara-negara yang tergabung dalam lembaga the Supreme Council (PBB) yang menyebarkan "Tatanan Dunia Baru" (New World Order) melalui Manhaj SEPILIS tersebut, akhir-akhir ini Amriki cukup terpukul karena terbongkarnya standard ganda dalam pelaksanaan manhaj yang selama ini mereka gadang-gadangkan dan tanamkan ke Dunia.

Amerika terjegal masalah rasialisme yang sepertinya akan susah dipadamkan, karena pada dasarnya mereka memang "rasis". Setelah terjadi kerusuhan dan pembunuhan dengan latar belakang rasisme di beberapa tempat, kini di Dallas, seorang sniper membunuh 5 orang polisi, yang kemungkinan karena motivasi rasisme. Di dalam kasus ini, Amerika jelas kesusahan jika mau menuding Islâm sebagai terrorisme, sebab tidak ada hubunganya dengan Islâm – sebagaimana yang mereka usahakan secara halus waktu pembantaian yang terjadi di bar kaum LaGiBeTe di Orlando, Florida.

According to the official: "The suspect said that he was upset about Black Lives Matter. He said he was upset about the recent police shootings. The suspect said he was upset at white people. The suspect stated he wanted to kill white people, especially white officers. The suspect stated that… we will eventually find the IEDs. The suspect stated that he is not affiliated with any groups. And that he did this alone. Obama said it was very hard to untangle the motives of the Dallas shooter. Speaking in Poland, he said: 'As we've seen, in a whole range of incidents with mass shooters, they're by definition troubled. By definition, if you shoot people who pose no threat to you — strangers — you have a troubled mind. What triggers that, what feeds that, what sets it off… I'll leave that to psychologists."

Kutipan di atas berasal dari: http://bit.ly/29p68j2

Juga dapat dilihat di:
- http://nyti.ms/29p6rdv
- http://cnn.it/29p6ia0
- http://bit.ly/29p6cPR
- http://abcn.ws/29p6l5H
- http://bit.ly/29p6lm4

Oleh karena itu, terutama bagi saudara-saudara kaum Muslimîn dan Muslimah yang masih meyakini, atau diam-diam meyakini dalam hati (walau lisannya menolak), atau bahkan melestarikan paham SEPILIS, tolonglah belajar dari peristiwa "Dallas Sniper" ini, tentang rasialisme di negara percontohan Manhaj SEPILIS tersebut.

Jangan sampai kebablasan menganggap Manhaj SEPILIS dan “Politically Correctness” itu adalah suatu kebenaran.

COPAS (dengan sedikit penambahan)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Penguasa Zhōlim Belum Tentu Cerminan Rakyat Yang Buruk