Ketika Ngustad GPK-YKW Berbicara Soal Palestina
Berikut fakta terbaru bukti kengacoan dari da‘i-da‘i Gerombolan Pengacau Keummatan "You Know Who" (GPK-YKW) ketika berbicara tentang Palestina:
1⃣ Seorang ngustad ngibar GPK-YKW mengatakan rakyat Palestina itu harus hijroh saja dan tidak boleh melawan tentara Isra-Hell, bahkan si ngustad ngibar itu mengatakan bahwa fatwanya itu adalah berdasarkan petunjuk dari Syaikh Ibnu Bâz رحمه الله dan Syaikh al-Albânî رحمه الله.
❔ Benarkah begitu…?
⑴ Belum pernah saya temukan fatwa dari Syaikh Ibnu Bâz رحمه الله yang menyuruh rakyat Palestina untuk hijroh. Jadi kalau ada yang punya, silakan dikirimkan ke saya.
⚠ Bahkan Syaikh jelas-jelas berfatwa bahwa jihâd di Palestina itu adalah jihâd yang syar‘i dan mujahiddîn di sana berhak untuk menerima zakat – link: http://bit.ly/2nQOSeb
Adapun fatwa Syaikh al-Albânî رحمه الله, maka jelas bahwa si ngustad ngibar GPK-YKW itu entah tidak baca secara lengkap fatwanya Syaikh, atau ia telah keliru sangat parah dalam menerjemahkannya (ingat kasus Bang Thoyyib salah terjemah QS Yûsuf, kan)?
⚠ Yang jelas, Syaikh al-Albânî mengatakan bahwa kewajiban hijroh hanya bagi yang tidak dapat melaksanakan ajaran agama di kampungnya dikarenakan dihalangi oleh Kâfir Zionist, dan sudah menemukan tempat yang aman untuk hijroh – link: https://m.facebook.com/photo.php?fbid=10204486978645216&id=1554846851&set=a.10202872617727202.1073741832.1554846851
⑵ Rakyat Palestina itu dalam kondisi diserang penjajah Isra-Hell yang jelas berniyat merampok tanah mereka. Jika telah jelas bahwa melawan perampok jalanan saja apabila sampai tewas terbunuh, maka itu insyâ’Allôh mati syahid.
📌 Sebagaimana kata Baginda Nabî صلى الله عليه و سلم:
مَنْ قُتِلَ دُونَ مَالِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ ، وَمَنْ قُتِلَ دُونَ دَمِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ ، وَمَنْ قُتِلَ دُونَ دِينِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ ، وَمَنْ قُتِلَ دُونَ أَهْلِه دُونَ فَهُوَ شَهِيدٌ
(arti) _“Siapa saja yang terbunuh karena mempertahankan hartanya maka ia syahid, dan siapa saja yang terbunuh karena mempertahankan nyawanya maka ia mati syahid, dan siapa saja yang terbunuh karena mempertahankan agamanya maka ia syahid, dan siapa saja yang terbunuh karena mempertahankan keluarganya maka ia syahid.”_ [HR Abû Dâwûd no 4772; an-Nasâ-î no 4095; Ibnu Mâjah no 2580; at-Tirmidzî no 1421 ~ dinilai shohîh oleh Syaikh Muhammad Nâshiruddîn al-Albânî, al-Misykah no 3529].
Maka apalagi jika tewas terbunuh melawan Penjajah Kâfir Isra-Hell?
☠ Jadi adalah kekonyolan dan kedunguan yang sangat lah dengan mengatakan bahwa mati melawan penjajah kâfir itu adalah mati sia-sia…!
⑶ Okelah kalau mau hijroh, tapi bukankah hijroh itu harus ada yang memfasilitasi di tempat tujuannya? Bukankah ada contoh dari Nabî صلى الله عليه و سلم ketika Beliau memerintahkan hijroh ke Habasyah maka di sana ada Raja an-Najasyi رضي الله عنه yang menampung dan melindungi? Atau ketika hijroh ke Madînah, maka jelas pula telah ada kaum Anshôr yang menampung dan melindungi?
Nah sekarang orang Palestina siapa yang memfasilitasi dan menampung…???
Bahkan kita saksikan banyak negara sudah menolak-nolak mereka.
Lagian, kalau si ngustad ngibar GPK-YKW itu menyuruh-nyuruh orang Palestina pindah, apa dia mau bayarin dan mengurusi hijrohnya jutaan orang Palestina itu?
Coba deh bayangkan kalau si ngustad ngibar GPK-YKW itu hidup di zaman Revolusi Kemerdekaan, lalu ketika pasukan AFNEI yang dibonceng NICA mendarat di Nusantara, lalu ia berfatwa agar rakyat di Nusantara ini hijroh saja, karena pasukannya NICA itu persenjataannya kuat, modern, dan terorganisir dengan baik. Sementara pasukan mujahiddîn di Nusantara kebanyakan bersenjatakan bambu runcing, dan kalaupun punya senjata, paling-paling warisan Jepang yang mutunya jelek.
Maka kira-kira jelas bagi kita Ummat Islâm tentang posisi si ngustad ngibar GPK-YKW itu ada di mana, bukan?
Ya jelas ada di pihak Kolonial Kâfir Belanda, karena pihak Kolonial Kâfir Belanda tentunya pasti sangat senang dengan fatwa si ngustad ngibar GPK-YKW itu. Apalagi ditambah si ngustad ngibar GPK-YKW itu memvonis bahwa persatuan faksi-faksi mujahiddîn di Tanah Air yang menentang Kolonial Kâfir Belanda adalah sebagai persatuan kebun binatang. Kemudian juga mengkhowârijkan yang menentang Ulil Amri-minhum, yaitu NICA karena NICA adalah penguasa resmi yang diakui oleh Sekutu. Sebaliknya, si ngustad ngibar pun bahagia karena telah menta'ati Ulil Amri-minhum yaitu Penguasa Kolonial Kâfir Belanda, sehingga bisa aman ngaji-ngaji, aman tabligh akbar, aman beranak-pinak, aman wisata kuliner, aman punya hajatan dan buang hajat di bawah kekuasaan Kolonial Kâfir Belanda…
What a low life…!!!
2⃣ Seorang ngustad Pesbuk GPK-YKW mempemasalahkan perjanjian antara Pemerintah Turkiy dengan Pemerintah Isra-Hell karena di perjanjian itu, ditandatangani di Ankara dan Yerusalem, sehingga artinya Turkiy mengakui dan menerima Yerusalem sebagai ibukota dari Isra-Hell.
❔ Benarkah begitu…?
Maka jelas sekali si ngustad Pesbuk GPK-YKW itu bodoh sekali soal sejarah…!
Mungkin si ngustad Pesbuk itu lupa bahwa pada Perjanjian Hudaibiyah, Baginda Rosûlullôh صلى الله عليه و سلم menyepakati semua poin-poin keberatan orang Kâfir Quraisy, seperti soal penulisan redaksi:
✓ kata "ar-Rohman" pada kalimat basmallah, sehingga Nabî membiarkannya diganti jadi "bismika allôhumma";
✓ kata "Rosûlullôh" pada nama Muhammad, sehingga Nabî membiarkannya diganti jadi "Muhammad ibn ‘Abdullôh".
Berani menuduh Baginda Rosûlullôh صلى الله عليه و سلم yang tidak-tidak…?!?! – kâfir kalau berani…!!!
Mungkin si ngustad Pesbuk GPK-YKW itu kelenger akibat overdosis belajar manhaj murji-ah, sehingga tak pernah bisa belajar siroh dengan baik apalagi untuk memahaminya…
Padahal…
📍 Kata ‘Alî ibn al-Husain ibn ‘Alî Zain al-‘Âbidîn رحمه الله:
كنا نُعلَّم مغازي النبي صلى الله عليه وسلم كما نعلم السورة من القرآن
(arti) _“Kami dahulu diajarkan sejarah peperangan-peperangan Rosûlullôh صلى الله عليه وسلم sebagaimana kami diajarkan surah-surah dalam al-Qur-ân.”_ [Atsar Riwayat al-Khotîb al-Baghdadi, al-Jâmi’ li Akhlâqir Rôwi II/252].
Last but never the least, sampailah pada pertanyaan bagi kita semua…
⁉ Apakah masih mau merujuk perkara agama kepada GPK-YKW itu…???
▪ IQ itu given, stupid itu pilihan.
نَسْأَلُ اللهَ الْسَلَامَةَ وَالْعَافِيَةَ
Komentar
Posting Komentar