Ketika Ruwaibdhoh Berbicara
📌 Suatu ketika Rosûlullôh صلى الله عليه و سلم pernah berkata:
سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتٌ يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الأَمِينُ وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ
(arti) _“Akan datang kepada manusia tahun-tahun pengkhianatan, ketika pendusta dianggap jujur, dan orang yang jujur dianggap sebagai pendusta, pengkhianat dianggap sebagai orang yang amanah, sedang orang yang amana dianggap sebagai pengkhianat, dan ruwaibidhoh akan memutuskan perkara.”_
Ada yang bertanya: "Siapakah ruwaibidhoh itu?" (قِيلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ)
Beliau صلى الله عليه و سلم menjawab:
الرَّجُلُ التَّافِهُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ
(arti) _“Seorang dungu yang mengendalikan urusan orang banyak.”_ [HR Ibnu Mâjah no 4036; Ahmad no 7571, 8105, 12820].
Maka perhatikan, masa hidup zaman now ini adalah masa ruwaibidhoh berbicara!
Perhatikanlah screenshot di bawah ini…
.
.
🔴 Pertama, oknum tersebut telah berdusta atas nama Ustâdz Adi Hidayat, Lc MA حفظه الله.
Iya berdusta karena UAH tidak pernah mengeluarkan poster da‘wah seperti itu.
🔗 Link: https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1789060904466996&id=1213865678653191
Jadi ini benar-benar fitnahan murahan lagi keji terhadap UAH.
.
.
🔴 Kedua, oknum itu telah tidak jujur mengutip hadîts Rosûlullôh صلى الله عليه و سلم!
Iya, karena oknum tersebut hanya mengutip sepotong saja dari hadîts mulia tersebut, yaitu hanya sampai bagian harus tetap ta'at dan mendengar walau dipimpin oleh budak cacat berkulit hitam dari Habasyah…
⚠ Padahal hadîts mulia itu ada terusannya.
Perhatikan…!!!
📌 Kata Rosûlullôh صلى الله عليه و سلم:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللَّهَ وَإِنْ أُمِّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ حَبَشِيٌّ مُجَدَّعٌ فَاسْمَعُوا لَهُ وَأَطِيعُوا مَا أَقَامَ لَكُمْ كِتَابَ اللَّهِ
(arti) _“Wahai manusia! Bertaqwalah kepada Allôh. Apabila seorang budak cacat dari Habasyah memimpin kalian, maka dengarkan dan ta'atilah dia, selama dia menegakkan Kitabullôh di antara kalian.”_ [HR at-Tirmidzi no 1706; an-Nasâ-î no 4192; Ibnu Mâjah no 2861; Ahmad no 16049, 16052, 22150, 25999, 26001, 26002, 26004, 26005, 26007, 26008, 26009].
Adapun di dalam riwayat Imâm Muslim, lafazhnya:
وَلَوِ اسْتُعْمِلَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ يَقُودُكُمْ بِكِتَابِ اللَّهِ فَاسْمَعُوا لَهُ وَأَطِيعُوا
(arti) _“Apabila seorang budak ditunjuk menjadi pemimpin di antara kalian, dan dia melaksanakan urusan kalian sesuai dengan Kitabullôh, maka kalian harus mendengar dan ta'at.”_ [HR Muslim no 1836].
Ternyata oknum tersebut telah tidak jujur dan menggelapkan kata-kata penting: "MEMIMPIN DENGAN KITÂBULLÔH"…!!!
Jadi keta'atan itu bukan sebuah cheque kosong yang diberikan begitu saja kepada siapa pun yang menjadi penguasa, regardless apakah dia berîmân atau kâfir.
Tidak, tidak begitu!
⚠ Ada persyaratan kuncinya, yaitu si penguasa harus memimpin dengan menegakkan Kitâbullôh.
☠ Jadi tidak ada ceritanya seorang musyrik apalagi mulhid (Komunis), lalu dianggap harus dita'ati secara mutlak.
Tidak bisa di dalam system democrazy orang kâfir / zhôlim / fâsiq seperti itu malah dianjurkan untuk dipilih kembali dengan alasan menta'ati pemimpin yang ada.
Itu gila namanya!
Sebagai perbandingan, silakan simak apa fatwa tentang mencoblos dalam pemilu dari:
▪ Syaikh Muhammad Nâshiruddîn al-Albânî رحمه الله - link: https://www.youtube.com/watch?v=IlZLfQyrB4Y
▪ Syaikh Muhammad ibn Shôlih al-'Utsaimîn رحمه الله - link: https://www.youtube.com/watch?v=8Bf-p6bsWa8
Demikian.
Last but not the least...
Seperti biasa, ada pertanyaan penting:
⁉ Apakah masih mau merujuk permasalahan agama kepada gerombolan culas ruwaibidhoh?
▫ IQ itu given, stupid itu pilihan.
نَسْأَلُ اللهَ الْسَلَامَةَ وَالْعَافِيَةَ
Komentar
Posting Komentar