Umbar Àib di Pengajian
Berlalu di lini masa video tentang seorang perempuan yang "curhat" kepada seorang ustāż di pengajian tentang dirinya yang dipaksa berzinā oleh suaminya di depan suaminya itu…
Saya pun langsung terhenyak… WTF…!?!
This is terribly wrong…!
Àib kok ya diumbar…???
Bukannya tidak boleh bertanya kepada ustāż, boleh… akan tetapi yang salah itu perkara àib kok ya diumbar diceritakan di depan umum, bahkan disiarkan pula di televisi nasional dan social media…!!!
Di dalam al-Ḥadīṫ memang kita temukan 3 riwayat tentang orang yang mengaku berzinā, yaitu:
⑴. Riwayat tentang Ṣoḥābat Māìz ibn Mālik al-Aslamiyy رضي اللـه تعالى عبه.
⑵. Riwayat tentang perempuan suku al-Ġōmidiyyah yang berzinā dan hamil karenanya.
⑶. Riwayat tentang seorang laki-laki dari suku Juhainah.
Namun riwayat-riwayat tersebut sama sekali TIDAK ADA disebutkan nama-nama perempuan pasangan zinānya. Bahkan riwayat perempuan suku al-Ġōmidiyyah yang mengaku itu pun juga sama sekali tidak disebutkan namanya.
Kenapa…?
⚠ Memang begitulah Islām melindungi perempuan.
Bukankah salah satu dari ṣifat-ṣifat Allōh ﷻ yang Maha Agung adalah "as-Sattār" (ٱلسَّتَّارُ) yang maknanya adalah "Yang Maha Menutupi Àib hamba-Nya".
📌 Kata Baginda Nabiyy ﷺ:
إِنَّ ٱللَّـهَ عَزَّ وَجَلَّ حَيِيٌّ سِتِّيرٌ يُحِبُّ ٱلْحَيَاءَ وَٱلسَّتْرَ
(arti) _“Sungguh-sungguh Allōh itu Maha Pemalu dan Maha Menutupi (àib), Dia mencintai rasa malu dan menutupi (àib).”_ [HR Abū Dāwūd no 4012].
Maka implementasinya oleh para Ṣoḥābat رضي اللـه تعالى عنهم ketika meriwayatkan ḥadīṫ-ḥadīṫ tersebut, mereka tidak menyebutkan nama perempuannya. Begitu pula para ùlamā’ setelahnya, ketika mereka menṡarḥ ḥadīṫnya tak ada menyebutkan nama perempuannya.
Bahkan, riwayat tentang pasangan Yahūdiyy yang berzinā yang dimintakan ḥukum kepada Baginda Nabiyy ﷺ itu pun sama sekali tak ada disebutkan nama perempuan pasangan zinānya.
☠ Sementara ini Ngustad Zaman Now, kok ya malah menyuruh seorang perempuan menceritakan àibnya di depan umum…?
Bayangkan, ketika video itu beredar, si perempuan itu bukan tak mungkin akan dipandang rendah oleh orang yang mengenalnya, atau lebih buruk lagi malah jadi sasaran fantasi pria-pria brengsek.
Alih-alih itu menjadi "mauìẓoh ḥasanah", yang ada malah kerusakan.
Kalau memang maksudnya itu "mauìẓoh ḥasanah", maka petunjuknya adalah:
اُدْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلْحِكْمَةِ وَٱلْمَوْعِظَةِ ٱلْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُم بِٱلَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
(arti) _“Serulah (manusia) kepada jalan Robb-mu dengan ḥikmah dan mauìẓoh ḥasanah, dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik.”_ [QS an-Naḥl ayat 125].
Demikian, semoga dapat dipahami.
… … …
📝 CATATAN
Ada info bahwa itu adalah settingan, perempuan itu adalah "talent". Namun tetap saja kelakuan menceritakan àib di depan umum (mujāharoh) itu salah, apalagi itu adalah kedustaan.
Komentar
Posting Komentar