Mu‘jizat Kekuatan Fisik Nabī Mūsā

Fisik para Nabiyullōh itu sudah pasti adalah yang terbaik di antara manusia, termasuk juga dalam hal kekuatan. Namun salah satu mu‘jizat yang khusus bagi Nabī Mūsā عليه الصلاة والسلام adalah kekuatannya fisiknya yang jauh di atas manusia biasa.


Di dalam al-Qur-ān dan al-Ḥadits kita dapat temukan beberapa kisahnya yaitu:

Pertama, saat Nabī Mūsā masih muda (sekitar usia 30an dan sudah diangkat jadi nabī), Beliau pergi ke kota Memphis dan menemukan seorang Banī Isrō-īl sedang berkelahi dengan seorang Qibthī (sukunya Fir‘aun). Pria Banī Isrō-īl itu dizhōlimi oleh pria Qibthī, dan ia meminta bantuan Nabī Mūsā. Maka Nabī Mūsā pun berusaha untuk memisahkan mereka dulu, namun pria Qibthī itu tetap saja memukuli pria Banī Isrō-īl sehingga Nabī Mūsā pun terpaksa memukul pria Qibthī itu. Akibatnya, sekali pukul saja pria Qibthī itu langsung tewas seketika…! [lihat: QS al-Qoshsosh (28) ayat 15].

Kedua, saat Nabī Mūsā harus lari ke negeri Madyan akibat pengkhianatan pria Banī Isrō-īl yang ditolongnya (dalam kisah di atas), dalam keadaan lapar Nabī Mūsā mendapati ada 2 orang gadis yang dizhōlimi oleh pria-pria kaumnya karena sumber air untuk meminumkan ternak mereka ditutupi dengan batu besar. Maka Nabī Mūsā pun menolong kedua gadis itu dengan mengangkat batu besar itu sendirian. Padahal, batu itu hanya bisa diangkat oleh 10 orang pria, sedangkan Nabī Mūsā saat itu dalam keadaan lapar, yang terlihat dari do'a Beliau:

رَبِّ إِنِّى لِمَآ أَنزَلۡتَ إِلَىَّ مِنۡ خَيۡرٍ فَقِيرٌ

(arti) _“Wahai Robb-ku, sungguh-sungguh aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan (makanan –pent) yang Engkau turunkan kepadaku.” [lihat: QS al-Qoshsosh (28) ayat 23-24].

Ketiga, saat Nabī Mūsā sudah kembali bersama Banī Isrō-īl, Nabī Mūsā lagi, Beliau tak mau mandi bersama-sama dengan pria-pria Banī Isrō-īl. Maka mereka pun menggosip bahwa Nabī Mūsā terkena penyakit hernia sehingga kantung testisnya bengkak. Padahal, para Nabiyullōh itu adalah insan-insan yang menjaga diri karena rasa malu mereka yang sangat tinggi.

Tentu saja Allōh ﷻ‎ takkan pernah ridhō terhadap gossip jahat itu, maka saat Nabī Mūsā sedang mandi sendirian, tetiba batu besar tempat Nabī Mūsā menaruh pakaianya lari membawa kabur pakaian Beliau…!

Melihat kejadian itu Nabī Mūsā pun kaget dan marah, dan Beliau pun berteriak lalu mengejar batu itu (dalam keadaan telanjang sehingga tampaklah oleh pria-pria Banī Isrō-īl bahwa fisik Nabī Mūsā sempurna, tiada penyakit apapun). Nabī Mūsā kemudian berhasil menangkap batu besar yang lari itu, lalu memukulnya, sehingga tampak bekas-bekas pukulan Nabī Mūsā tampak pada batu besar tersebut. [lihat: QS al-Aḥzāb (33) ayat 69 & HR al-Bukhōrī no 278; Muslim no 339; Aḥmad no 7826].

Keempat, saat menjelang akhir hayatnya, Allōh ﷻ‎ memerintahkan Malā-ikat Maut untuk mendatangi Nabī Mūsā dalam wujud manusia. Namun pada saat itu Nabī Mūsā kaget mendapati ada orang (Malā-ikat Maut yang menyerupai manusia itu) masuk ke rumahnya sehingga Beliau lalu memukul Malā-ikat Maut itu dan akibatnya mata Malā-ikat Maut sampai copot keluar…!

Malā-ikat Maut lalu kembali menghadap kepada Allōh ﷻ‎ dan mengadukan kejadian itu, kemudian Allōh ﷻ‎ pun mengembalikan mata Malā-ikat Maut. [lihat: HR al-Bukhōrī no 1339, 3407; Muslim no 2372].

Demikian, semoga bermanfaat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Sutroh