Sanna Marin & Moralitas



Sebenarnya saya tak ingin menulis yang berat-berat di Ahad pagi ini… kan harusnya easy as Sunday morning, yak? 😁

Tetapi ini penting, so bear with me ya…? 😉

Ini tentang Sanna Mirella Marin, perempuan kelahiran 1985 yang menjadi Prime Minister Finlandia sejak 2019 ini memang fenomenal. Bagaimana tidak, ia menjadi PM yang termuda dalam sejarah Finlandia, bahkan ketika ia dilantik masih lajang dan baru menikah di 2020.

Kini Sanna Marin membuat heboh masyarakat Findlandia karena beredarnya video Sanna sedang partying dancing hip to hip di Helsinki dengan penyanyi pop Olavi Uusivirta. Akibatnya Sanna sampai terpaksa harus melakukan drug test segala…

Masyarakat Findlandia heboh karena dianggap "irresponsible and inappropriate"…

Iya heboh karena dianggap tak bertanggung-jawab dan tak pantas…!

Kenapa dianggap tak bertanggung-jawab, padahal kan sebenarnya tak ada hubungannya dengan pekerjaannya kalau Sanna partying? Kenapa juga dianggap tak pantas, kan itu kehidupan pribadinya, bukan sesuatu yang berhubungan dengan kedudukannya sebagai PM?

Apakah itu bentuk double standard (baca: "munak") masyarakat Barat…?

Intinya, mereka ingin pemimpinnya itu adalah person yang "perfect". Mereka ingin yang jadi pemimpinnya itu punya standar moral yang tinggi sehingga bisa jadi role model.

Itu…!

Jadi walau kehidupan masyarakatnya sendiri bebas bahkan dekaden, penuh dengan sex, drugs, and rock & roll, mereka tak mau dipimpin oleh orang yang bahkan hanya "dipersepsi" rusak seperti kebanyakan mereka. Mereka tak mau begitu, maunya dipimpin oleh manusia setengah Malā-ikat… adapun soal leadership traits seperti kecekatan dan ketegasan dlsb, it goes without saying.

Fenomena ini terjadi di mana-mana, coba saja calon presiden Amrik ketahuan selingkuh pas kampanye. Habis sudah, finish! Padahal one night stand budaya di sana. Tapi kasus Monica Lewinsky yang di bajunya ditemukan cairan mani si Clinton sebegitu hebohnya sampai Clinton diproses impeach. Padahal Clinton tak sampai begituan sama Monica, cuma ya sekedar *sensor* begitulah…

Intinya, mereka -orang Barat- itu tak mau dipimpin oleh orang yang rusak.

Why…?

Karena mereka tahu kalau pemimpinlah yang menentukan rakyatnya itu bagaimana. Mereka tak mau dipimpin oleh orang bejat walau mereka sendiri juga bejat.

Makanya sangat mengherankan ada seseoknum yang punya aspirasi jadi CaPres di Wkwkwkland, belum apa-apa sudah bangga menyatakan diri suka nonton bokep seraya sok iye melemparkan pertanyaan retoris: "salahnya di mana?"

Well, it's totally so wrong, Cong…! 😤

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Penguasa Zhōlim Belum Tentu Cerminan Rakyat Yang Buruk