Mendadak Shōlih Mendadak Baik




Ternyata bukan cuma para terdakwa saja yang tetiba memakai baju muslim ketika di persidangan, para politikus pun sekarang tetiba menampilkan citra keshōlihan… seperti si Uban Pornlover yang tetiba tampil berwudhu’, atau si peremPOEAN Kang Matiin-Mic yang tetiba berjilbab lebar, atau si Extra Terrestrial yang tetiba hadir acara yasinan, atau si Botjah Wagu yang tetiba mungut-mungutin sampah di jalanan…

Mereka semua perlu melakukan semua itu demi meraih suara kaum Muslimīn… dan sayangnya sebagian kaum Muslimīn memang punya short term memory yang saja, plus juga bersedia menggadaikan masa depan demi noban-cepekceng fulus "serangan fajar".

Akankah kaum Muslimīn masih terkecoh sama yang begituan?

Sebenarnya junjungan kita, Baginda Nabī ﷺ telah memperingatkan:

لاَ يُلْدَغُ الْمُؤْمِنُ مِنْ جُحْرٍ وَاحِدٍ مَرَّتَيْ

(arti) _“Seorang mu’min hendaknya tidak tersengat oleh sesuatu yang keluar dari lubang yang sama dua kali.”_ [HR al-Bukhōrī no 6133; Muslim no 2998; Abū Dāwūd no 4862; Ibnu Mājah no 3982-3; Ahmad no 5693, 8572; ad-Dārimī no 2823].

Sayangnya kita ini memang hidup di akhir zaman, zamannya fitnah merajalela… termasuk fitnah pencitraan…

Seorang yang sama sekali tak dikenal, tetiba menjadi "terkenal" hanya karena para BuzzeRp mengatakan di sosial media mereka: "eh ia baik loh, ia shōlih loh, ia jujur loh, ia pekerja keras loh, bla bla bla…" padahal tak ada satupun yang benar-benar mengenalnya dengan kebaikannya, atau kejujurannya, atau keshōlihan, atau prestasi kerjanya.

Semua karena teriakan para BuzzeRp, "eh si ini baik" maka orang-orang lugu pun mengiyakan dan mengatakan ia orang baik… dan sebaliknya karena teriakan BuzzeRp "eh si itu buruk" maka orang-orang lugu pun ikut-ikutan mengatakan si itu buruk…

Sebenarnya ini menunjukkan betapa rusaknya system "Democrazy One Man One Vote" itu. Bagaimana mungkin orang di pedalaman Papua yang sinyal 4G saja tak ada tahu siapa yang dipilihnya sebagai pemimpin?

Benar-benar do'a yang diajarkan oleh Baginda Nabī ﷺ ini sangat penting kita lafazhkan setiap hari:

اَللّٰهُـمَّ إِنِّـي أَعُـوذُ بِكَ أَنْ أَضِـلَّ أَوْ أُضَـلَّ أَوْ أَزِلَّ أَوْ أُزَلَّ أَوْ أَظْلِـمَ أَوْ أُظْلَـمَ أَوْ أَجْهَلَ أَوْ يُـجْهَلَ عَلَـيَّ
{allōHumma innī a-‘ūdzubika an adhilla au udholla au azilla au uzalla au azhlima au uzhlama au ajHala au yujHal ‘alayya}

(arti) _“Wahai Allōh, aku berlindung kepada-Mu dari kesesatan diriku atau disesatkan oleh orang lain, dari ketergelinciran diriku atau digelincirkan oleh orang lain, dari menzhōlimi diriku atau dizhōlimi oleh orang lain, dari berbuat kebodohan atau dibodohi oleh orang lain.”_

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rules of Engagement

Selektif Dalam Mencari Guru – Sebuah Tinjauan

Penguasa Zhōlim Belum Tentu Cerminan Rakyat Yang Buruk