QE II Turunan Ahlul-Bait?
Beredar lagi di socmed informasi bahwa QE II adalah keturunan dari Ahlul Bait (Nabī Muḥammad ﷺ). Katanya klaim itu bahkan dibenarkan oleh majalah The Economist.
Wait… The Economist?
Saya langsung search dong? The Economist gitu loh! Kalau anak FE, pasti tahu bobot majalah mingguan ini adalah tak main-main. Langganannya saja sekarang $ 500 /tahun.
So apa yang saya temukan?
🔗 Link: https://econ.st/3qrHvHl
Ternyata bukan The Economist membenarkan, bahkan judulnya saja "Muslim considers Queen Elizabeth II ties to…"
Waduh, ini penyesatan…!
Tidak ada The Economist membenarkan, tapi Economist menulis "klaim" dari sebagian Muslim yang katanya dibenarkan oleh ‘Alī Jum‘ah.
Adapun bagi saya pribadi, tak penting apakah QE II itu dari Ahlul-Bait apa bukan, karena pemimpin-pemimpin agama Rōfidhoh seperti Khumaini dan Ali Khamenei pun mengaku-ngaku juga sebagai Ahlul-Bait.
📌 Kata Baginda Nabī ﷺ:
مَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ
(arti) _“Siapa saja yang lamban ‘amalnya, maka nasabnya takkan bisa mempercepatnya.”_ [HR Muslim no 2699; at-Tirmidzī no 2945; Ibnu Mājah no 225; Ahmad no 7118].
Bahkan di dalam hadīts lain, Baginda Nabī ﷺ jelas mengatakan bahwa nasab takkan dapat membantu sedikitpun.
📌 Kata Baginda Nabī ﷺ:
يَا مَعْشَرَ قُرَيْشٍ - ـأَوْ كَلِمَةً نَحْوَهَا - اشْتَرُوا أَنْفُسَكُمْ ، لاَ أُغْنِي عَنْكُمْ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا ، يَا بَنِي عَبْدِ مَنَافٍ ، لاَ أُغْنِي عَنْكُمْ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا ، يَا عَبَّاسُ بْنَ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ ، لاَ أُغْنِي عَنْكَ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا ، وَيَا صَفِيَّةُ عَمَّةَ رَسُولِ اللَّهِ ، لاَ أُغْنِي عَنْكِ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا وَيَا فَاطِمَةُ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَلِينِي مَا شِئْتِ مِنْ مَالِي ، لاَ أُغْنِي عَنْكِ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا
(arti) _“Wahai orang-orang Quraisy, -atau ucapan yang serupa dengannya- belilah diri kalian dari Allōh, karena saya tak mampu menolong kalian sedikit pun dari Allōh! Wahai Banī ‘Abdi Manāf, saya tak mampu menolong kalian sedikit pun dari Allōh! Wahai ‘Abbās ibn ‘Abdul-Muththolib, saya tak mampu menolong kamu sedikitpun dari Allōh! Wahai Shofiyyah bibi Rosūlullōh, saya tak mampu menolong kamu sedikit pun dari Allōh! Wahai Fāthimah bintu Muḥammad, mintalah kepadaku apa yang kamu inginkan dari hartaku, saya tak mampu menolong kamu sedikit pun dari Allōh.”_ [HR al-Bukhōrī no 4771; Muslim no 206; an-Nasā-ī no 3646-7; ad-Dārimī no 2774].
Jadi patokannya itu saja bagi kita, bahwa yang terpenting itu adalah bagaimana ‘amal kita, bukan nasab kita. Kalau banyak ‘amal keburukan, maka takkan berguna nasab yang terhubung kepada Baginda Nabī ﷺ sekalipun (berdasarkan hadīts mulia tersebut di atas).
Apalagi kalau tak berīmān kepada Allōh ﷻ & Rosūl-Nya ﷺ?
Bukankah di dalam al-Qur-ān jelas Allōh ﷻ sebutkan kekāfiran anak Nabī Nūh, ayah Nabī Ibrōhīm, istri dari Nabī Nūh dan istri Nabī Lūth?
Sekali lagi, yang penting itu adalah īmān & keTauhīdan kepada Allōh ﷻ dan berusaha menjadi insan yang bertaqwa dengan menjalankan Syari‘at yang dibawa oleh Nabī Muḥammad ﷺ. That's what matters.
Terakhir, bagi saya mencari-cari hubungan tokoh kāfir kepada Islām itu adalah bentuk dari "Minderwaardigheidscomplex".
Demikian.
نسأل الله السلامة والعافية في الدنيا والأخرة
Komentar
Posting Komentar